tag:blogger.com,1999:blog-46066572220528742232024-03-19T02:29:17.121-07:00Blog Bumi Pertiwi Extrem"Kumpulan Artikel Dunia Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Kelautan, Peternakan, Kerajianan dan Dunia Usaha Yang Bermanfaat bagi Kehidupan Manusia" SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comBlogger71125tag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-28579038333985729422020-08-28T11:30:00.001-07:002020-08-28T11:30:07.552-07:00NASEHAT IMAM SYAFI'I<div xmlns='http://www.w3.org/1999/xhtml'>Renungan...<br/>
<br/>
1. "Bila kamu tak tahan penatnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan".<br/>
<br/>
2. "Jangan cintai orang yg tidak mencintai Allah, kalau Allah saja ia tinggalkan, apalagi kamu".<br/>
<br/>
3. "Barangsiapa yang menginginkan husnul khatimah, hendaklah ia selalu bersangka baik dengan manusia".<br/>
<br/>
4. "Doa disaat tahajud adalah umpama panah yang tepat mengenai sasaran".<br/>
<br/>
5. "Ilmu itu bukan yang dihafal tetapi yang memberi manfaat".<br/>
<br/>
6. "Siapa yang menasehatimu secara sembunyi-sembunyi, maka ia benar-benar menasehatimu. Siapa yang menasehatimu di khalayak ramai, dia sebenarnya menghinamu".<br/>
<br/>
7. "Berapa banyak manusia yang masih hidup dalam kelalaian, sedangkan kain kafan sedang di tenun".<br/>
<br/>
8. "Jadikan akhirat dihatimu, dunia ditanganmu dan kematian dipelupuk matamu".<br/>
<br/>
9. "Berkatalah sekehendakmu untuk menghina kehormatanku, diamku dari orang hina adalah suatu jawaban. Bukanlah artinya aku tidak mempunyai jawaban, tetapi tidak pantas bagi singa meladeni anjing".<br/>
<br/>
10. "Amalan yang paling berat diamalkan Ada 3 (tiga) :<br/>
<br/>
A. Dermawan saat yang dimiliki sedikit. <br/>
<br/>
B. Menghindari maksiat saat sunyi tiada siapa-siapa.<br/>
<br/>
C. Menyampaikan kata-kata yang benar dihadapan orang diharap atau ditakuti".<br/>
<br/>
11. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan kemeralatannya, sehingga orang lain menyangka bahwa dia berkecukupan karena dia tidak pernah meminta".<br/>
<br/>
12. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan amarah, sehingga orang lain mengira bahwa ia merasa ridha".<br/>
<br/>
13. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan kesusahan, sehingga orang lain mengira bahwa ia selalu senang".<br/>
<br/>
14. "Apabila engkau memiliki seorang sahabat yg membantumu dalam ketaatan kepda Allah, maka genggam eratlah ia, jangan engkau lepaskan. Karena mendapatkan seorang sahabat yang baik adalah perkara yang sulit, sedangkan melepaskannya adalah perkara yang mudah".<br/>
<br/>
اللهمَّ صلِّ على سيِّدنا محمَّد وعلى آلِ سيِّدنا محمَّد.<br/>
<br/>
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِمَشَايِخِنَا وَلِمَنْ عَلَّمَنَا وَارْحَمْهُمْ، وَأَكْرِمْهُمْ بِرِضْوَانِكَ الْعَظِيْمِ، فِي مَقْعَد الصِّدْقِ عِنْدَكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ <br/>
<br/>
<br/>
(Guru Mulia Abuya Muhtadi Dimyati Banten. ).<br/>
<br/>
❤️ Allahumma Sholli Alaa Sayyidina Muhammad Wa Aalihi Wa Shohbihi Wasallim.<br/>
(Sumber : Artikel from Facebook).</div>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-69724288414238328952012-11-02T00:23:00.000-07:002012-11-02T00:23:00.073-07:00TEKNIK BUDIDAYA NANAS<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg6110Tfggx9ZNwO49Lgz0uVXp2wEgl_3XBAjA_gCAzEdWcrAp47LNympvdqieYwmBT1y0-1kybr0pw4jArMqrUyRqGWqDZekFM3mgYuy-TjBpYfWkSGSeKPo_tZ7I0YJavJM9eDvo8As/s1600/Nanas.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="244" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg6110Tfggx9ZNwO49Lgz0uVXp2wEgl_3XBAjA_gCAzEdWcrAp47LNympvdqieYwmBT1y0-1kybr0pw4jArMqrUyRqGWqDZekFM3mgYuy-TjBpYfWkSGSeKPo_tZ7I0YJavJM9eDvo8As/s320/Nanas.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Budidaya Nanas</b></td></tr>
</tbody></table>
<h3>
ARTIKEL PERTANIAN</h3>
<br />
<b>NANAS<br />Ananas comosus L. Merr</b><br /><br /><b>A. KLASIFIKASI</b><br /><br />Sinonim : Bromelia comosa L, Ananas sativus (Lindley) Schulters f,<br />Ananassa sativa Lindl, Bromeliad<br />Sifat Terestrial (tumbuh di tanah dengan menggunakan akar)<br />Kingdom : Plantae (tumbuhan-tumbuhan)<br />Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)<br />Superdivisio : Spermatophyta<br />Divisio : Magnoliophyta (berbunga)<br />Kelas : Liliopsida (monokotil)<br />Sub-kelas : Commelinidae<br />Ordo : Bromeliales<br />Familia : Bromeliaceae<br />Genus : Ananas<br />Spesies : Ananas comosus Merr<br />maui-gold-pineapple-on-plate1<br /><br />Nanas (biasa juga disebut bromeliad) memiliki lebih dari 2.400 kerabat yang sebagian besar berpenampilan cantik. Kerabat dekat spesies nanas cukup banyak, terutama nanas liar yang biasa dijadikan tanaman hias, misalnya A. braceteatus (Lindl) Schultes, A. Fritzmuelleri, A. erectifolius L.B. Smith, dan A. ananassoides (Bak) L.B. Smith. Berdasarkan habitus tanaman, terutama bentuk daun dan buah dikenal 4 jenis golongan nenas, yaitu :<br />Cayene (daun halus, tidak berduri, buah besar), Queen (daun pendek berduri tajam, buah lonjong mirip kerucut), Spanyol/Spanish (daun panjang kecil, berduri halus sampai kasar, buah bulat dengan mata datar) dan Abacaxi (daun panjang berduri kasar, buah silindris atau seperti piramida).<br />Varietas cultivar nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan Cayene dan Queen. Dewasa ini ragam varietas/cultivar nanas yang dikategorikan unggul adalah nenas Bogor, Subang dan Palembang.<br /><br /><b>B. MORFOLOGI</b><br /><br />Ananas comosus (L.) Merr. adalah sejenis tumbuhan tropis yang berasal dari Brazil, Bolivia, dan Paraguay. Tumbuhan ini termasuk dalam familia nanas-nanasan (Famili Bromeliaceae). Perawakan (habitus) tumbuhannya rendah, herba (menahun) dengan 30 atau lebih daun yang panjang, berujung tajam, tersusun dalam bentuk roset mengelilingi batang yang tebal. Burung penghisap madu (hummingbird) merupakan penyerbuk alamiah dari buah ini, meskipun berbagai serangga juga memiliki peran yang sama.<br />Buah nanas sebagaimana yang dijual orang bukanlah buah sejati, melainkan gabungan buah-buah sejati (bekasnya terlihat dari setiap ’sisik’ pada kulit buahnya) yang dalam perkembangannya tergabung — bersama-sama dengan tongkol (spadix) bunga majemuk — menjadi satu ‘buah’ besar. Nanas yang dibudidayakan orang sudah kehilangan kemampuan memperbanyak secara seksual, namun ia mengembangkan tanaman muda (bagian ‘mahkota’ buah) yang merupakan sarana perbanyakan secara vegetatif.<br />Nenas merupakan tanaman buah yang selalu tersedia sepanjang tahun. Herba tahunan atau dua tahunan, tinggi 50-150 cm, terdapat tunas merayap pada bagian pangkalnya. Daun berkumpul dalam roset akar dan pada bagian pangkalnya melebar menjadi pelepah. Helaian daun bentuk pedang, tebal, liat, panjang 80-120 cm, lebar 2-6 cm, ujung lancip menyerupai duri, tepi berduri tempel yang membengkok ke atas, sisi bawah bersisik putih, berwarna hijau atau hijau kemerahan. Bunga majemuk tersusun dalam bulir yang sangat rapat, letaknya terminal dan bertangkai panjang. Buahnya buah buni majemuk, bulat panjang, berdaging, berwarna hijau, jika masak warnanya menjadi kuning. Buah nenas rasanya enak, asam sampai manis. Bijinya kecil, seringkali tidak jadi. Tanaman buah nanas dapat diperbanyak dengan mahkota, tunas batang, stek atau tunas ketiak daunnya.<br /><br /><b>C. SYARAT TUMBUH</b><br /><br />1. Iklim<br />1. Tanaman nanas dapat tumbuh pada keadaan iklim basah maupun kering.<br />2. Pada umumnya tanaman nanas ini toleran terhadap kekeringan serta memiliki kisaran curah hujan yang luas sekitar 1000-1500 mm/tahun. Akan tetapi tanaman nanas tidak toleran terhadap hujan salju karena rendahnya suhu.<br />3. Tanaman nanas dapat tumbuh dengan baik dengan cahaya matahari rata-rata 33-71% dari kelangsungan maksimumnya, dengan angka tahunan rata-rata 2000 jam.<br />4. Suhu yang sesuai untuk budidaya tanaman nanas adalah 23-32 derajat C, tetapi juga dapat hidup di lahan bersuhu rendah sampai 10 derajat C.<br /><br />2. Media Tanam<br />1. Pada umumnya hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian cocok untuk tanaman nanas. Meskipun demikian, lebih cocok pada jenis tanah yang mengandung pasir, subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik serta kandungan kapur rendah.<br />2. Derajat keasaman yang cocok adalah dengan pH 4,5-6,5. Tanah yang banyak mengandung kapur (pH lebih dari 6,5) menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan klorosis. Sedangkan tanah yang asam (pH 4,5 atau lebih rendah) mengakibatkan penurunan unsur Fosfor, Kalium, Belerang, Kalsium, Magnesium, dan Molibdinum dengan cepat.<br />3. Air sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman nanas untuk penyerapan unsur-unsur hara yang dapat larut di dalamnya. Aerasi dan drainasenya harus baik, sebab tanaman yang terendam akan sangat mudah terserang busuk akar. Nanas sangat suka jika ditanam di tempat yang agak miring, sehingga begitu ada air yang melimpah, begitu cepat pula tanah tersebut menjadi kering.<br /><br />3. Ketinggian Tempat<br />Nanas cocok ditanam di ketinggian 800-1200 m dpl. Pertumbuhan optimum tanaman nanas antara 100-700 m dpl.<br /><br /><b>D. BUDIDAYA NANAS</b><br /><br /><b>1. Pembibitan</b><br /><br />Keberhasilan penanaman nanas sangat ditentukan oleh kualitas bibit. Nanas dapat dikembangbiakan dengan cara vegetatif dan generatif. Cara vegetatif digunakan adalah tunas akar, tunas batang, tunas buah, mahkota buah dan stek batang. Cara generatif dengan biji yang ditumbuhkan dengan persemaian, (jarang digunakan). Kualitas bibit yang baik harus berasal dari tanaman yang pertumbuhannya normal, sehat serta bebas dari hama dan penyakit.<br /><br />1) Persyaratan Benih<br />Bibit yang baik harus mempunyai daun-daun yang nampak tebal-tebal penuh berisi, bebas hama dan penyakit, mudah diperoleh dalam jumlah banyak, pertumbuhan relatif seragam serta mudah dalam pengangkutan terutama untuk bibit stek batang.<br /><br />2) Penyiapan Benih<br />Benih nanas dari biji (generatif) jarang digunakan karena membutuhkan teknik khusus dan beberapa jenis nanas tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri dan tidak menghasilkan biji. Cara perbanyakan secara vegetatif (tunas akar) mempunyai ciri khusus: tunas yang tumbuh dari bagian batang yang terletak di dalam tanah, jumlah tunas akar per rumpun relatif sedikit, bentuk daun lebih langsing, masa remaja tunas akar relatif pendek. Cara vegetatif lain (tunas batang) mempunyai ciri-ciri tunas yang tumbuh dari batang dan jumlah tunas per rumpun relatif sedikit. Tunas batang mempunyai ciri-ciri tunas yang tumbuh pada tangkai buah di bawah tangkai buah dan di atas tunas batang, jumlah tunas buah per tanaman relatif banyak hingga mencapai 10 tunas dan ukuran tunas yang bervariasi tergantung dari pertumbuhan tanaman. Untuk cara vegetatif dengan mahkota buah ciri-cirinya adalah tunas yang ditumbuhkan dari mata tunas yang non-aktif pada batang, kemudian disemaikan dalam media steril dengan perlakuan khusus serta jumlah bibit yang dihasilkan banyak, seragam, dan mudah dalam pengangkutan.<br />
<br />Penyiapan benih (bibit) untuk tanaman nanas dibedakan menjadi bibit tunas batang dan bibit nanas dari stek. Penyiapan bibit tunas batang: memilih tunas batang pada pohon induk yang sedang berbuah/setelah panen. Tunas batang yang baik adalah panjang 30-35 cm. Daun-daun dekat pangkal pohon dipotong untuk mengurangi penguapan dan mempermudah pengangkutan, setelah itu biarkan selama beberapa hari di tempat teduh dan bibit siap angkut ke tempat penanaman langsung segera ditanam.<br />Untuk penyiapan bibit nanas dari stek, langkah pertama yang dilakukan adalah memotong batang nanas yang sudah dipanen buahnya sepanjang 2,5 cm, kemudian potongan dibelah menjadi 4 bagian yang mengandung mata tunas. Media semai berupa pasir bersih dalam bak tanam. Bibit yang dihasilkan dengan tinggi 25-35 cm atau berumur 3-5 bulan dicabut, ditanam di kebun. Bila bibit akan diangkut dalam jarak jauh, akar-akarnya dibungkus dengan humus lembab.<br /><br />3) Teknik Penyemaian<br />Persemaian untuk nanas memerlukan perlakuan khusus. Akan lebih baik apabila dioleskan zat perangsang akar (mis; Rootone) pada permukaan belahan batang untuk mempercepat pertumbuhan akar. Belahan batang pada bak persemaian disemaikan sedalam 1,5 - 2,5 cm dan jarak tanam 5-10 cm. Kondisi media persemaian dijaga agar tetap lembab dan sirkulasi udara baik, dengan menutup bak persemaian dengan lembar plastik tembus cahaya (bening).<br />Stek batang nanas dibiarkan bertunas dan berakar. Media persemaian disuburkan dengan pupuk kandang. Campuran media berupa tanah halus, pasir dan pupuk kandang halus (1:1:1) atau pasir dengan pupuk kandang halus (1:1).<br /><br />4) Pemeliharan Pembibitan<br />Pemeliharaan pembibitan/persemaian penyiraman dilakukan secara berkala dijaga agar kondisi media tanam selalu lembab dan tidak kering supaya bibit tidak mati. Pemupukan dilakukan dengan pemberian pupuk kandang dengan perbandingan kadar yang sudah ditentukan. Penjarangan dan pemberian pestisida dapat dilakukan jika diperlukan. Pemindahan bibit dapat dilakukan jika ukuran tinggi bibit mencapai 25-30 cm atau berumur 3-5 bulan.<br /><br /><b>2. Pengolahan Media Tanam</b><br /><br />1) Persiapan Lahan<br />Penanaman nanas dapat dilakukan pada lahan tegalan atau ladang. Waktu persiapan dan pembukaan lahan yang paling baik adalah disaat waktu musim kemarau, dengan membuang pepohonan yang tidak diperlukan. Pengolahan tanah dapat dilakukan pada awal musim hujan.<br />Tanah diolah dengan dicangkul/dibajak sedalam 30-40 cm hingga gembur. Biarkan tanah menjadi kering minimal selama 15 hari agar tanah benarbenar matang dan siap ditanami.<br /><br />2) Pembentukan Bedengan<br />Pembentukan bedengan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk kedua kalinya yang sesuai dengan sistem tanam yang dipakai. Sistem petakan cukup dengan cara meratakan tanah, kemudian di sekililingnya dibuat saluran pemasukan dan pembuangan air. Sistem bedengan dilakukan dengan cara membuat bedengan-bedengan selebar 80-120 cm, jarak antar bedengan 90-150 cm atau variasi lain sesuai dengan sistem tanam. Tinggi petakan atau bedengan adalah antara 30-40 cm atau menyesuaikan.<br />Derajat kemasaman tanah yang sesuai untuk tanaman nanas adalah 4,5-6,5. Pengapuran tanah dilakukan dengan Calcit atau Dolomit atau Zeagro atau bahan kapur lainnya dengan cara ditaburkan merata dan dicampurkan dengan lapisan tanah atas terutama tanah-tanah yang bereaksi asam (pH dibawah 4,5). Dosis kapur disesuaikan dengan pH tanah, namun umumnya berkisar antara 2-4 ton/ha. Bila tidak turun hujan, setelah pengapuran segera dilakukan pengairan tanah agar kapur cepat melarut.<br /><br />3) Pemupukan<br />Dalam penanaman nanas dilakukan pemberian pupuk kandang dengan dosis 20 ton per hektar. Cara pemberian: dicampurkan merata dengan lapisan tanah atas atau dimasukkan per lubang tanam. Juga digunakan pupuk anorganik NPK dan urea. Nitrogen (N) sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, fosfor diperlukan selama beberapa bulan pada awal pertumbuhan sedangkan Kalium diperlukan untuk perkembangan buah, khususnya nanas. Pupuk urea penggunaannya dikombinasikan dengan perangsang pembungaan.<br /><br /><b>3. Teknik Penanaman</b><br /><br />1) Penentuan Pola Tanam<br />Pola tanam merupakan pengaturan tata letak tanaman dan urutan jenis tanaman dengan waktu tertentu, dalam kurun waktu setahun. Dalam teknik penanaman nanas ada beberapa sistem tanam, yaitu:<br />o sistem baris tunggal atau persegi dengan jarak tanam 150 x 150 cm baik dalam maupun antar barisan; 90 x 30 cm jarak dalam barisan 30 cm, dan jarak antar barisan adalah 90 cm.<br />o Sistem baris rangkap dua dengan jarak tanam 60 x 60 cm, dan jarak antar barisan sebelah kiri dan kanan dari 2 barisan adalah 150 cm dan jarak tanam 45 x 30 cm, dan jarak antar barisan tanaman sebelah kiri dan kanan dari 2 barisan tanaman adalah 90 cm.<br />o Sistem baris rangkap tiga dengan jarak tanam 30 x 30 cm membentuk segitiga sama sisi dengan jarak antar barisan sebelah kiri/ kanan dari 3 barisan tanaman: 90 cm dan jarak tanam 40 x 30 cm dengan jarak antar barisan sebelah kiri/kanan dari 3 barisan adalah 90 cm.<br />o sistem baris rangkap empat dengan jarak 30 x 30 cm dan jarak antar barisan sebelah kiri/kanan dari 4 barisan tanaman 90 cm.<br /><br />2) Pembuatan Lubang Tanam<br />Pembuatan lubang tanam pada jarak tanam yang dipilih sesuai dengan sistem tanam. Ukuran lubang tanam: 30 x 30 x 30 cm. Untuk membuat lubang tanam digunakan pacul, tugal atau alat lain.<br /><br />3) Cara Penanaman<br />Penanaman yang baik dilakukan pada awal musim hujan. Langkah-langkah yang dilakukan: (1) membuat lubang tanam sesuai dengan jarak dan sistem tanam yang dipilih; (2) mengambil bibit nanas sehat dan baik dan menanam bibit pada lubang tanam yang tersedia masing-masing satu bibit per lubang tanam; (3) tanah ditekan/dipadatkan di sekitar pangkal batang bibit nanas agar tidak mudah roboh dan akar tanaman dapat kontak langsung dengan air tanah; (4) dilakukan penyiraman hingga tanah lembab dan basah; (5) penanaman bibit nanas jangan terlalu dalam, 3-5 cm bagian pangkal batang tertimbun tanah agar bibit mudah busuk.<br /><br /><b>4. Pemeliharaan Tanaman</b><br /><br />1) Penjarangan dan Penyulaman<br />Penjarangan nanas tidak dilakukan karena tanaman nanas spesifik dan tidak berbentuk pohon. Kegiatan penyulaman nanas diperlukan untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh dengan baik dengan harapan memperoleh hasil tanaman yang seragam dan serempak.<br /><br />2) Penyiangan<br />Penyiangan diperlukan untuk membersihkan kebun nanas dari rumput liar dan gulma pesaing tanaman nanas dalam hal kebutuhan air, unsur hara dan sinar matahari. Rumput liar sering menjadi sarang dari dan penyakit. Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan rumput liar di kebun, namun untuk menghemat biaya penyiangan dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemupukan. Cara penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput dengan tangan/kored/cangkul. Tanah di sekitar bedengan digemburkan dan ditimbunkan pada pangkal batang nanas sehingga membentuk guludan.<br /><br />3) Pembubunan<br />Pembubunan diperlukan dalam penanaman nanas, dilakukan pada tepi bedengan yang seringkali longsor ketika diairi. Pembubunan sebaiknya mengambil tanah dari selokan atau parit di sekeliling bedengan, agar bedengan menjadi lebih tinggi dan parit menjadi lebih dalam, sehingga drainase menjadi normal kembali. Pembubunan berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah dan akar yang keluar di permukaan tanah tertutup kembali sehingga tanaman nanas berdiri kuat.<br />
<br />
4) Pemupukan<br />Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan dengan pupuk buatan. Pemupukan susulan berikutnya diulang tiap 3-4 bulan sekali sampai tanaman berbunga dan berbuah. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah: ZA 100 kg + TSP atau SP-36 60 kg + KCl 50 kg per hektar. Pupuk susulan diulang setiap 4 bulan sekali dengan dosis yang sama.<br />
<br />
1. Pada umur 6 bulan dipupuk kandang 10 ton/ha. Cara pemberian pupuk dibenamkan/dimasukkan ke dalam parit sedalam 10-15 cm diantara barisan tanaman nanas, kemudian tutup dengan tanah. Cara lain: disemprotkan pada daun terutama pupuk 900 liter larutan Nitrogen dengan dosis 40 gram Urea per liter atau urea per hektar.<br />2. KCL sangat berguna untuk menghasilkan rasa buah yang manis dan legit. TSP untuk kematangan pohon dan jenis buah yang bagus. Urea untuk pertumbuhan akar dan daun<br /><br />5) Pengairan dan Penyiraman<br />Sekalipun tanaman nanas tahan terhadap iklim kering, namun untuk pertumbuhan tanaman yang optimal diperlukan air yang cukup. Pengairan/penyiraman dilakukan 1-2 kali dalam seminggu atau tergantung keadaan cuaca. Tanaman nanas dewasa masih perlu pengairan untuk merangsang pembungaan dan pembuahan secara optimal. Tanah yang terlalu kering dapat menyebabkan pertumbuhan nanas kerdil dan buahnya kecil-kecil.<br /><br /><b>5. Panen</b><br /><br />Panen buah nanas dilakukan setelah nanas berumur 12-24 bulan, tergantung dari jenis bibit yang digunakan. Bibit yang berasal dari mahkota bunga berbuah pada umur 24 bulan, hingga panen buah setelah berumur 24 bulan. Tanaman yang berasal dari tunas batang dipanen setelah umur 18 bulan, sedangkan tunas akar setelah berumur 12 bulan. Ciri-ciri buah nanas yang siap dipanen:<br />a. Mahkota buah terbuka.<br />b. Tangkai ubah mengkerut.<br />c. Mata buah lebih mendatar, besar dan bentuknya bulat.<br />d. Warna bagian dasar buah kuning.<br />e. Timbul aroma nanas yang harum dan khas.<br /><br />Jika buah telah siap dipanen, biasanya akan tumbuh bibit/anakan nenas dibawah pohon induk/utama yang biasa disebut “bibit ketiak”. Sehingga nenas dipanen dengan menebang pohon induk/utamanya, tetapi tetap membiarkan anakan nenas tumbuh disamping/dibawahnya.<br />Nanas dipanen dengan cara pangkal tangkai buah dipotong mendatar/miring dengan pisau tajam dan steril. Pemanenan dilakukan secara hati-hati agar tidak rusak dan memar.<br />Tanaman yang sudah berumur 4-5 tahun perlu diremajakan karena pertumbuhannya lambat dan buahnya kecil. Cara peremajaan adalah membongkar seluruh tanaman nanas untuk diganti dengan bibit yang baru.<br />Potensi produksi per hektar pada tanaman nanas yang dibudidayakan intensif dapat mencapai 38-75 ton/hektar. Pada umumnya rata-rata 20 ton/hektar, tergantung jenis nanas dan sistem tanam.<br /><br /><b>Sumber :</b> <a href="http://pertanian.blogdetik.com/2009/03/05/nanas-ananas-comosus-l-merr/">click here</a>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-37748801883233732682012-11-01T00:10:00.000-07:002012-11-01T00:12:44.948-07:00RAHASIA SUKSES BUDIDAYA KAMBING<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuRU1a4v3VVIC4BVA0Ic-w3gstjMkyKPioc3CiHMbKH9Q3fO9BpuCq6sA9B_bbT3tgy6PZUo6S7dk9337AzhJXpLRP41hc10foZBYh0oY59gpgd5ic3qlXuxYlbJS-6RBlDxtFuiscYOY/s1600/Kambing.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="290" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuRU1a4v3VVIC4BVA0Ic-w3gstjMkyKPioc3CiHMbKH9Q3fO9BpuCq6sA9B_bbT3tgy6PZUo6S7dk9337AzhJXpLRP41hc10foZBYh0oY59gpgd5ic3qlXuxYlbJS-6RBlDxtFuiscYOY/s400/Kambing.jpg" width="400" /></a></div>
<h3>
<b>ARTIKEL PETERNAKAN :</b></h3>
Dengan biaya pakan yang turun naik dan harga bahan bakar yang tinggi, Peternak kambing yang pintar akan mencari cara untuk mengoperasikan ternak mereka lebih menguntungkan dan efisien. Beberapa cara efisiensi biaya dan kegiatan menghemat waktu dibawah mungkin bisa menjadi pilihan yang berguna. berikut rahasianya:<br />
<br />
<b>1. Mengenal Ternak Anda </b><br />
Cobalah untuk menghabiskan beberapa menit setiap hari di saat waktu tidak memberikan pakan ternak, cobalah lihat perilaku yang tidak biasa. cobalah memeriksa hewan yang mengisolasi diri dan menghabiskan banyak waktu berbaring dan tidak terpanggil untuk makan segera. Karena Kehilangan domba betina menjadi catatan besar bagi peternak dan dimasukkan kedalam buku historis peternakan <br />
<br />
<b>2. Belajarlah mengenai peternakan Kambing</b><br />
Kumpulkan lah ilmu dari para dokter hewan dan orang-orang yang memiliki pengetahuan domba yang baik. Sejumlah buku yang berguna, seminar Domba dan browsing internet dengan segala kekayaan informasinya merupakan sebuah investasi yang sangat berarti. Dengan informasi yang memadai yang anda miliki dengan cepat akan memungkinkan anda untuk fokus dan cepat pada penghematan biaya yang sesuai manajemen dan kesehatan. <br />
<br />
<b>3. Apakah kawanan Kambing sehat kalau di biarkan diluar kandang </b><br />
Tempat teduh merupakan hal yang penting pada saat cuaca panas maka sediakan lah tempat ini untuk saat ternak anda diluar kandang. Dan apabila anda bisa memiliki ini dan bisa menernakkan ternak anda di luar kandang utama maka lakukanlah, karena dengan membiarkan ternak di luar kandang akan membuat anda melakukan efisiensi dan penghematan biaya dalam menyediakan tempat tidur ternak dan biaya mengurus kotoran ternak. Dengan menggunakan metode ini selain memberikan efisiensi metode kawanan ternak di luar kandang atau ranch juga memberikan image bahwa peternakan kita merupakan industry peternakan yang professional dan menguntungkan <br />
<br />
<b>4. Potong Biaya pakan ternak anda dengan menggunakan metode umbar atau padang rumput</b><br />
Jika padang rumput terbatas kenapa tidak sewa? Atau mungkin bahkan tetangga anda akan memberikan anda gratis lahannya asalkan ternak anda membantu memotong pendek rumput mereka, dalam hal ini pastikan tempat anda mengumbar ternak memiliki pagar yang cukup aman dan tidak memiliki masalah dengan predator Kambing. Dengan metode ini ada dua hal yang harus anda perhatikan yaitu memerlukan rotasi yang teratur dan jadwal pemberian obat cacing yang terschedule terutama dengan anak-anak domba. <br />
<br />
<b>5. Pertimbangkan Sumber Pakan Tambahan Untuk Potong Biaya </b><br />
Pakan tambahan yang biasa di gunakan Diantaranya seperti batang jagung, lobak, apel, labu, selada, kubis, brokoli, seledri, dan roti bekas atau sisa, dan untuk mendapatkan beberapa hal ini sangat simple tinggal hubungi toko kelontong terdekat untuk beberapa item makanan dibuang. Kami telah menggunakan sisa bijian jagung bebas dari biji-bijian jagung kebun tetangga. Dan juga produk sampingan dari pembuatan ethanol juga merupakan bahan pakan alternative yang baik untuk domba<br />
<br />
<b>6. Air bersih dan segar harus selalu tersedia</b><br />
Air adalah sumber makanan termurah dan paling berharga yang anda miliki untuk domba.sehingga gunakanlah air dengan sebaik mungkin, untuk itu air yang anda sediakan harus anda perhatikan agar tidak berubah menjadi es pada saat musim salju dan menjadi air panas pada saat musim panas. Selain itu dengan menggunakan air ini juga dapat memastikan memudahkan kita untuk memberikan mineral sesuai yang di butuhkan sehingga kita tidak akan mendapatkan ternak kita mengalami defisiensi mineral yang bila terjadi akan menyebabkan biaya yang sangat mahal untuk kita, dan ingat Gunakan hanya mineral yang diformulasikan khusus untuk domba dimana biasanya mineral ini akan memiliki kandungan tembaga yang lebih rendah .<br />
<br />
<b>7. Pelajari Prosedur Kesehatan & Manajemen Kambing</b><br />
Pemotongan kuku, pemberian obat cacing, Pencukuran bulu dan membantu proses kelahiran Dll adalah kegiatan yang akan meningkatkan tabungan anda. Dan untuk ini carilah pedapat dari para ahli ahli yang memiliki pengalman jauh di atas anda, sehingga kegiatan ini akan memaksimalkan kegiatan perawatan yang anda lakukan. Dan perawatan yang baik ini akan mengurangi kemungkinan domba akan sakit dan otomati mengurangi biaya anda untuk mendatangkan dokter hewan ataupun mengantarkan domba anda kerumah sakit hewan di mana disini mencapai 60 $ US, jadi kalaupun itu terjadi dan anda harus mendatangkan dokter pelajarilah ilmu dan proses penanganan yang dia lakukan sehingga kedatangan dokter yang mahal juga merupakan ajang anda untuk mendapatkan ilmu kedokteran hewan <br />
<br />
<b>8. Belanja obat sesuai kebutuhan kesehatan ternak </b><br />
Produk kesehatan bervariasi dalam harga. Beli saja apa yang Anda butuhkan dan pastikan obat-obatan yang anda beli tidak akan kedaluwarsa dalam waktu dekat. Anda dapat menghemat uang dengan bekerja sama dengan dokter hewan atau orang yang berpengetahuan domba dalam membangun program vaksinasi yang terprogram. Selain obat obatan dari perusahaan farmasi sebenarnya anda pun bisa memilih obat obatan alternative dari lingkungan anda, sehingga akan memurahkan biaya pengobatan ternak anda, beberapa contoh yang mungkin bisa sebagai sampel anda adalah Menggunakan baking soda dan minyak goreng untuk mengobati Kembung, molases sebagai pendongkrak energi, dan Pepto-Bismol untuk obat diare , dan masih banyak lagi contoh lainnya.<br />
<br />
<b>9. Berimprovisasi dengan produk sehari hari untuk efisiensi alat alat anda</b><br />
Karpet dan pintu bekas dapat anda buat menjadi penahan angin untuk domba,potongan-potongan kecil karpet bekas yang anda miliki juga bisa menjadi hambalan lutut anda yang nyaman pada saat membantu anak domba, Palet dapat digunakan untuk pagar sementara, Ember bekas bisa diubah untuk pakan sendok atau untuk mendisinfeksi kaki. Tali jemuran dapat dibuat menjadi alat pembuka dan penutup gerbang, Sebuah ban gantung dapat digunakan sebagai tempat pemberian mineral mineral. Timbangan kamar mandi dapat digunakan untuk menimbang domba. Dan masih banyak lagi hal yang bisa kita lakukan sal kita mau berimprovisasi<br />
<br />
<b>10. Mencari Pasar Alternatif </b><br />
Menjual dalam pameran untuk mendapatkan pelanggan individu, menjual domba untuk domba Paskah menjual domba untuk acara liburan keagamaan, dan menjual di Pasar lokal memiliki banyak potensi di daerah perkotaan. Jika Anda menernakkkan domba wol, pemintal mungkin tertarik untuk mengontak anda untuk membeli bulu anda sebagai bahan dasar baju hangat. Anda dapat menghindari biaya sewa gudang dengan menjual domba pribadi anda pada musim semi sebagai domba gembala<br />
<br />
<b>11. Kambing melahirkan tiga ekor adalah sebuah tantangan dan Keuntungan</b><br />
Umumnya, ibu tidak mampu membesarkan anaknya pada saat hal ini terjadi (dia hanya menjaga yang ia mampu), untuk itu Anda mungkin perlu melakukan perhatian khusus untuk membantu pasokan susu yang cukup bagi ketiga anaknya. Mempertahankan domba dengan cara memberikan susu dengan botol memang bisa di lakukan namun ini tidak efisien untuk anda baik dari segi biaya ataupun waktu, untuk itu mungkin lebih baik untuk memberikan kepada petani sekitar 1 ekor sehingga mereka yang akan dapat merawatnya dengan senang hati sampai dengan mereka besar, hal ini biasa di lakukan oleh peternak peternak domba terdahulu Beberapa seumur hidup peternak domba sampai awal mereka dengan cara ini. <br />
<br />
<b>12. Jauhkan semua betina yang tidak menguntungkan untuk di pelihara </b><br />
domba ini menyebabkan biaya untuk anda, yaitu domba domba yang bukan indukan baik, penghasil daging domba yang buruk, pertambahan bobot domba yang buruk,indukan yang susunya jelek dan sedikit dan domba domba yang tumbuhnya tidak baik<br />
<br />
<b>13. Cara terbaik untuk mengembangkan peternakan anda adalah simpanlah induk terbaik</b><br />
Pilihlah anak yang tingkat kelahirannnya dua dan pilih dari indukan yang produktiv menghasilkan susu pastikan domba pilihan anda untuk dikembangkan memiliki struktur tubuh yang baik yang juga sehat , domba kelahiran sendiri memiliki daya tahan tubuh terhadap kuman kuman yang ada di daerah dia lahir <br />
<br />
<b>14. Dan Yang Terakhir </b><br />
Ingat kambing Anda harus bekerja untuk Anda-bukan sebaliknya! Ini saatnya untuk mengevaluasi kembali operasi Anda ketika Anda menemukan diri Anda menghabiskan terlalu banyak waktu untuk ternak yang sering sakit dan masalah manajemen kandang.<br />
<br />
<b>Sumber :</b> <a href="http://wahanacorp.blogspot.com/2012/02/rahasia-sukses-budadaya-kambing.html">click here</a>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-56127735387749138182012-07-02T02:18:00.000-07:002012-10-31T23:44:44.928-07:00BUDIDAYA KANGKUNG<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7a86ReOX4qvQUfLt8MGmTuut_iD9D9-6hsAUkYbIccODTUMZGN_VppffhHpuzXk-NbV4-XaYuMsg3e3XhuKxPComShVZ1he6sCX2NaNbL0Q4lFNHfZ6pi895wsSWbm3HqZ9FT0yrkWrk/s1600/c71beb3dcb2de272f35fe9055475e2e2.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="220" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7a86ReOX4qvQUfLt8MGmTuut_iD9D9-6hsAUkYbIccODTUMZGN_VppffhHpuzXk-NbV4-XaYuMsg3e3XhuKxPComShVZ1he6sCX2NaNbL0Q4lFNHfZ6pi895wsSWbm3HqZ9FT0yrkWrk/s320/c71beb3dcb2de272f35fe9055475e2e2.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kangkung</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: yellow;">ARTIKEL PERTANIAN :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cara Budidaya Kangkung. Siapa yang tidak kenal dengan tanaman kangkung karena tanaman ini sangat mudah ditemukan dimana - mana. Dimana ada tukang jualan sayur maka pasti ada kangkung yang dijual disana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negara Afrika.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, juga di Irian Jaya di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke kangkung merupakan lumbung hidup sehari-hari. Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar tanaman kangkung darat banyak ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga maupun untuk dijual ke pasar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: red;">Jenis Tanaman</span></div>
<div style="text-align: justify;">
Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan). Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan ke dalam:</div>
<div style="text-align: justify;">
a) Divisio : Spermatophyta</div>
<div style="text-align: justify;">
b) Sub-divisio : Angiospermae</div>
<div style="text-align: justify;">
c) Kelas : Dicotyledonae</div>
<div style="text-align: justify;">
d) Famili : Convolvulaceae</div>
<div style="text-align: justify;">
e) Genus : Ipomoea</div>
<div style="text-align: justify;">
f) Species : Ipomoea reptans</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama Latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang disebut Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-parit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: red;">Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Warna bunga</u></div>
<div style="text-align: justify;">
Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung darat bunga putih bersih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Bentuk daun dan batang</u></div>
<div style="text-align: justify;">
Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar dari pada kangkung darat. Warna batang berbeda. Kangkung air berbatang hijau, sedangkan kangkung darat putih kehijau-hijauan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Kebiasaan berbiji</u></div>
<div style="text-align: justify;">
Kangkung darat lebih banyak berbiji dari pada kangkung air. Itu sebabnya kangkung darat diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air dengan stek pucuk batang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Manfaat Tanaman</u></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. Kangkung selain rasanya enak juga memiliki kandungan gizi cukup tinggi, mengandung vitamin A, B dan vitamin C serta bahan-bahan mineral terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Disamping itu hewan juga menyukai kangkung bila dicampur dalam makanan ayam, itik, sapi, kelinci dan babi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang pakar kesehatan Filipina: Herminia de Guzman Ladion memasukkan kangkung dalam kelompok "Tanaman Penyembuh Ajaib", sebab berkhasiat untuk penyembuh penyakit "sembelit" juga sebagai obat yang sedang "diet". Selain itu, akar kangkung berguna untuk obat penyakit "wasir"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: lime;">SYARAT PERTUMBUHAN</span></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2.2. Media Tanam</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2.3. Ketinggian Tempat</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur aduk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: lime;">CARA BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: cyan;">Pembibitan kangkung</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Persyaratan Bibit Kangkung Darat</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam pemilihan bibit harus disesuaikan dengan lahan (air atau darat). Karena kalau kangkung darat ditanam di lahan untuk kangkung air produksinya kurang baik, warna daun menguning, bentuk kecil dan cepat membusuk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bibit kangkung sebaiknya berasal dari kangkung muda, berukuran 20 -30 cm. Pemilihan bibit harus memperhatikan hal-hal seperti berikut, batang besar, tua, daun besar dan bagus. Penanamannya dengan cara stek batang, kemudian ditancapkan di tanah. Sedangkan biji untuk bibit harus diambil dari tanaman tua dan dipilih yang kering serta berkualitas baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: cyan;">Penyiapan Benih</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a) Benih kangkung yang akan ditanam adalah stek muda, berukuran 20-30 cm, dengan jarak tanam 1,5 x 15 cm.</div>
<div style="text-align: justify;">
b) Untuk benih dari biji kangkung diambil dari tanaman yang tua.</div>
<div style="text-align: justify;">
c) Benih yang diperlukan untuk seluas 10 m2 atau 2 bedengan ± 300 gram, jika tiap lubang diisi 2-3 butir biji.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: cyan;">Teknik Penyemaian Benih</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Biji dengan ukuran diameter 3 mm, disebar dalam baris-baris berjarak 15 cm dengan jarak kira-kira 5 cm antara masing-masing biji. Kultivar yang berbiji dapat tahan tanah lembab dan tumbuh baik dalam musim hujan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: cyan;">Pemeliharaan Pembenihan/Penyemaian</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Agar diperoleh hasil panen yang baik, dalam pemeliharaan pembenihan kangkung diperlukan penyiraman teratur dan kerap pada cuaca kering.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: cyan;">Pengolahan Media Tanam</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Persiapan Media Tanam</u></div>
<div style="text-align: justify;">
Kangkung air membutuhkan tempat-tempat yang ada genangan air. Bertanam kangkung memerlukan tanah yang diberi pupuk kompos, kemudian dibuatkan petak-petak/bedengan seperti tanaman sayuran lain. Tentang panjang bedengan, tergantung kondisi lahan. Kemudian siapkan tugal dan tancapkan di atas bedengan dengan jarak 20 x 20 cm.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Pembukaan Lahan</u></div>
<div style="text-align: justify;">
Tiga minggu sebelum melakukan penanaman kangkung, sebaiknya tanah diolah terlebih dahulu. Kemudian tanah dicampur dengan pupuk kompos atau pupuk kandang sebanyak 10 ton per hektar, diberi air dengan ketinggian 5 cm, dibiarkan tergenang air dan diberi urea 1 kuintal per hektar</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Pembentukan Bedengan</u></div>
<div style="text-align: justify;">
Pembentukan bedengan untuk tanaman kangkung dapat dilakukan dengan ukuran lebar 0,8-1,2 m, panjang 3-5 m, dalam ± 15-20 cm dan jarak antar bedeng 50 cm dengan membuat selokan. Ukuran tersebut dapat disesuaikan, tergantung keadaan lahan yang tersedia. Bedengan dibuat untuk kelancaran pemasukan dan pembuangan air yang berlebih serta untuk memudahkan pemeliharaan dan kegiatan lain. Ada pula yang membuat bedengan dengan ukuran panjang kali lebar: 2x1 m dengan kedalaman drainase 30x30 cm.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Pemupukan</u></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemupukan bagi tanaman kangkung terdiri dari pupuk dasar yaitu pupuk kandang, yang diberikan seminggu sebelum tanam (setelah selesai pembuatan bedengan). Selain itu juga diberikan pupuk urea, seminggu setelah tanam, kemudian 2 minggu setelah tanam. Pemberian pupuk urea dicampur dengan air kemudian disiram pada pangkal tanaman dengan ember penyiram.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada waktu melakukan pemupukan, lahan dikeringkan terlebih dahulu selama 4 sampai 5 hari. Kemudian diairi kembali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pupuk yang diperlukan adalah sebagai berikut: 10-20 ton/ha rabuk organik dan 100-250 kg/ha urea, diberikan selama 2 minggu pertama, dengan cara disiramkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: cyan;">Teknik Penanaman Kangkung</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Penentuan Pola Tanam</u></div>
<div style="text-align: justify;">
Penentuan pola tanam dapat disesuaikan dengan luas lahan yang akan ditanami. Apabila bedengan dibuat dengan ukuran 2x1 m, maka bila jarak tanamnya ditentukan 20x20 cm, maka dalam satu bedengan terdapat sebanyak 50 lubang atau 50 rumpun kangkung.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Pembuatan Lubang Tanam</u></div>
<div style="text-align: justify;">
Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan dengan cara ditugal, yang berjarak 20x20 cm, sedalam ± 5 cm. Setiap bedengan dapat ditentukan jumlah lubangnya (tergantung ukuran bedengan)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Cara Penanaman</u></div>
<div style="text-align: justify;">
Penanaman kangkung darat dilakukan pada sore hari yaitu jam 16.00 sampai 18.00. Hal ini bertujuan agar benih setelah ditanam tidak langsung mendapat udara kering sehingga benih cepat berkecambah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: cyan;">Pemeliharaan Tanaman Tanaman Kangkung</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Penjarangan dan Penyulaman</u></div>
<div style="text-align: justify;">
Bila tanaman kangkung terlalu lebat/sangat berdesakan dalam satu rumpun maka diperlukan penjarangan. Apabila tanaman banyak yang mati, maka segera dilakukan penyulaman (diganti dengan bibit yang baru yang telah disiapkan).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penyiangan dan Pembumbunan tanaman kangkung</div>
<div style="text-align: justify;">
Penyiangan dilakukan bila terdapat rumput liar (tanaman pengganggu). Penyiangan dilakukan setiap 2 minggu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pembumbunan dilakukan untuk mendekatkan unsur hara bagi tanaman kangkung sehingga dapat mempermudah akar tanaman untuk mentransfernya. Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Pemupukan</u></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk urea. Pupuk urea diberikan hanya sekali dengan cara dilarutkan dalam air lalu disiram pada tanaman kangkung. Perlu diperhatikan agar pada waktu menebar pupuk jangan sampai ada butir pupuk yang tersangkut atau menempel pada daun, sebab akan menyebabkan daun menjadi layu. Gunakan sapu lidi setiap selesai menabur pupuk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Pengairan dan Penyiraman</u></div>
<div style="text-align: justify;">
Selama tidak ada hujan, perlu dilakukan penyiraman. Penyiraman gunanya untuk mencegah tanaman kangkung terhadap kekeringan. Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi (jam 07.00) dan sore (jam 17.00). Penyiraman dilakukan dengan gembor penyiram. Tanaman kangkung membutuhkan banyak air dalam pertumbuhannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Waktu Penyemprotan Pestisida</div>
<div style="text-align: justify;">
Tanaman kangkung darat yang terkena ulat berwarna putih yang berada pada helai daun sebelah bawah sehingga menyebabkan warna daun menjadi kuning. Untuk penanggulangannya disemprotkan Baysudin dengan dosis 2 cc per liter air, yang disemprotkan sore hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk memberantas ulat daun yang sering menyerang tanaman kangkung, digunakan Insektisida Diazinon 60 EC, dengan dosis sebesar 2 cc per liter air dan disemprotkan pada tanaman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Serangga pemakan daun dikendalikan dengan penyemprotan strategis senyawa organofosfat jauh sebelum pemanenan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Agar pertumbuhan subur, sebaiknya seminggu setelah atau sebelum panen, tanaman dipupuk urea kembali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: cyan;">Hama dan Penyakit Tanaman Kangkung</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Hama Tanaman Kangkung</u></div>
<div style="text-align: justify;">
Hama yang banyak menyerang tanaman kangkung umumnya relatif tidak ganas, antara lain: belalang dan ulat daun. Pengendalian: untuk mencegah terjadi over populasi, semprotkan Sevin atau sejenisnya. Untuk memberantas ulat daun ini digunakan Insektisida Diazinon 60 EC, dengan dosis sebesar 2 cc per liter air dan disemprotkan pada tanaman. Pada waktu membasmi hama, sebaiknya lahan dikeringkan terlebih dahulu selama 4-5 hari. Kemudian diairi kembali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Penyakit Tanaman Kangkung</u></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Tanaman kangkung tahan terhadap penyakit dan hanya memerlukan sedikit perlindungan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
Penyakit jamur yang lazim menyerang tanaman kangkung adalah karat putih (Albugo Ipomoea panduratae). Penyakit ini peka terhadap Dithane M-45 atau Benlate, tetapi bila benih diperlakukan dengan penyiraman dan higiene umumnya baik, penyakit tidak menjadi masalah. Serangga pemakan daun dikendalikan dengan penyemprotan strategis senyawa organofosfat jauh sebelum pemanenan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: cyan;">Panen Tanaman Kangkung</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Panen pertama sudah bisa dilakukan pada hari ke 12. Saat ini kangkung sudah tumbuh dengan panjang batang kira-kira 20-25 cm. Ada pula yang mulai memangkas sesudah berumur 1,5 bulan dari saat penanaman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cara pemanenan kangkung air hampir sama dengan kangkung darat. Cara memanen, pangkas batangnya dengan menyisakan sekitar 2-5 cm di atas permukaan tanah atau meninggalkan 2-3 buku tua. Panen dilakukan pada sore hari. Panenan dilakukan dengan cara memotong kangkung yang siap panen dengan ciri batang besar dan berdaun lebar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan menggunakan alat pemotong. Pemungutan hasil kangkung darat dapat pula dilakukan dengan cara mencabutnya sampai akar, kemudian dicuci dalam air. Panen kangkung darat dilakukan pada umur 27 hari. Selama panen, lahan penanaman harus tetap basah tapi tidak berair (lembab).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Panen dilakukan 2-3 minggu sekali. Setiap kali habis panen, biasanya akan terbentuk cabang-cabang baru. Setelah 5 kali panen atau 10-11 kali panen maka produksi kangkung akan menurun baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Jika sudah terlihat berbunga, sisakan ± 2 m2 untuk dikembangkan terus menjadi biji yang kira-kira memakan waktu 40 hari sampai dapat dikeringkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertanaman kangkung secara komersial menghasilkan sekitar 15 ton/ha sepanjang beberapa panenan berturut-turut atau sekitar 160 kg/tahun/10 m2.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: cyan;">Pascapanen Tanaman Kangkung</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kangkung yang baru dipanen dikumpulkan dan kemudian disatukan sebanyak 15-20 batang kangkung dalam satu ikatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam penyimpanan (sebelum dipasarkan), agar tidak cepat layu, kangkung yang telah diikat celupkan dalam air tawar bersih dan tiriskan dengan menggunakan anjang-anjang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selamat mencoba untuk menanam kangkung, saya yakin dengan mengikuti tahapan diatas anda akan berhasil dalam budidaya kangkung tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber : <a href="http://konsultasisawit.blogspot.com/2011/09/cara-budidaya-kangkung.html">Klik disini</a></div>
SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-10471533127665657732012-04-09T02:22:00.000-07:002012-04-09T02:22:00.198-07:00BUDI DAYA KEMBANG TURI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPSbJMGWxAMxbpeobIquuJzgYX1AHiaR2dLjZlmHtXcPYz2ozCalhUd6Dsg9WXtmSx7YV49n_KxFjpxk9sTIow9tCCaNBB45DUQK8PoC1HuMxNbmlQLtw1g5N_0bGztLqt74G0lC6e8Yk/s1600/1.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPSbJMGWxAMxbpeobIquuJzgYX1AHiaR2dLjZlmHtXcPYz2ozCalhUd6Dsg9WXtmSx7YV49n_KxFjpxk9sTIow9tCCaNBB45DUQK8PoC1HuMxNbmlQLtw1g5N_0bGztLqt74G0lC6e8Yk/s1600/1.jpg" /></a></div>
<b><span style="font-size: large;"><span style="color: red;">ARTIKEL PERTANIAN :</span> </span></b><br />
<br />
<b style="background-color: yellow;">TURI SEBAGAI PENGHASIL SAYURAN</b><br /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;">Di gerai sayuran sebuah pasar swalayan di Taipei, Taiwan, ada kuncup bunga berwarna putih, dengan kelopak kehijauan, yang dikemas apik dalam wadah stereofoam. Itulah bunga turi. Ada dua spesies turi, yakni Sesbania grandiflora dan Sesbania sesban. Daun, bunga, dan polong Sesbania grandiflora berukuran lebih besar dibanding Sesbania sesban. Dua spesies ini memiliki variasi warna bunga putih, kekuningan, pink dan merah. Meskipun rasanya sama, namun masyarakat lebih memilih turi putih sebagai bahan sayuran. Sementara turi merah hampir tidak pernah dikonsumsi.</span><br /><br /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;">Di Indonesia, bunga turi hampir selalu dimasak pecel atau urap, setelah dikukus atau dicelup air panas sebentar. Di Taiwan, Filipina, Vietnam, Laos dan Thailand, turi sudah dibudidayakan secara serius. Hingga di pasar swalayan, konsumen selalu bisa memperolehnya setiap hari sepanjang tahun. Sebenarnya, polong dan daun muda turi juga bisa dikonsumsi, namun masyarakat lebih menyenangi kuncup bunganya. Bunga yang dikonsumsi hanyalah yang masih kuncup, namun sudah menjelang mekar hingga berukuran cukup besar.</span><br /><br /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;">Selain dipanen bunganya sebagai sayuran, budidaya turi terutama justru untuk mengatasi lahan kritis. Sebab turi adalah salah satu tanaman penghijauan yang handal, dan mampu menyuburkan lahan-lahan kritis di kawasan kering. Daun turi juga biasa dipanen untuk dijadikan pakan ternak. Baik diberikan segar, maupun dibuat pelet. Hingga di kawasan kering seperti NTT, turi punya beberapa manfaat sekaligus. Sebagai tanaman penghijauan, penghasil sayuran, pakan ternak, dan kayu bakar. Pada pangkal batang turi, juga sering diketemukan ulat (larva) penggerek batang yang rasanya sangat lezat.</span><br /><br /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;">Turi Sesbania grandiflora berasal dari kawasan Asia Tenggara, namun sekarang sudah menyebar ke seluruh dunia. Sesbania grandiflora adalah salah satu dari 52 spesies genus sesbania, yang habitat aslinya tersebar dari benua Amerika, Afrika, dan Asia tropis. Turi merupakan perdu yang batangnya mampu tumbuh sampai 15 m. Daun turi berbentuk majemuk sepanjang 10 cm. Dalam satu tangkai, terdapat sekitar 16 daun, berukuran lebar 1 cm, panjang 2 cm. Warna daun hijau tua. Daun turi mudah sekali hancur sebagai pupuk hijau. Bunga turi berbentuk seperti kepala/paruh burung ketika kuncuk dan berbentuk kupu-kupu setelah mekar. Variasi warna putih, kekuningan, pink, sampai merah.</span><br /><br /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;">Polong turi berbentuk memanjang sampai 50 cm. dengan diameter 0,7 cm. Dalam satu polong terdapat sampai dengan 40 butir biji. Daun turi mampu menangkap nitrogen dari udara, kemudian menyimpannya dalam bintil akar. Bintil ini terbentuk karena adanya sibiosa mutualisme antara tanaman turi dengan bakteri rhizobium. Karena kemampuannya ini, tanaman turi bisa berperan menyuburkan lahan yang tandus karena kekurangan nitrogen. Barang turi berkulit agak teral, dengan tekstur kasar, berwarna kecokelatan. Kayunya lunak, namun kaya akan serat, hingga potensial sebagai bahan pulp (bubur kertas).</span><br /><br /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;">Daun dan bunga turi kaya akan nutrisi, hingga sangat baik sebagai pakan ternak. Kandungan lengkap nutrisi daun turi adalah protein 30.1%, serat kasar 5.1%,karbohidrat 42.3%, dan abu 10.4%. Sementara bunganya mengandung protein 14.5%, serat kasar 10.9%, karbohidrat 77.3%, dan abu 4.5%. Hingga daun turi memang sangat cocok sebagai pakan ternak ruminansia maupun unggas. Baik diberikan segar, maupun setelah dikeringkan dan dibuat pelet. Kandungan protein bunga turi lebih rendah, namun karbohidratnya lebih tinggi, dibanding daunnya. Hingga bunga turi cukup memberi energi apabila dikonsumsi sebagai sayuran.</span><br /><br /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;">Budidaya turi bisa dilakukan dengan menugal dan meneberkan biji secara langsung di areal yang akan dihijaukan. Bisa pula dengan terlebih dahulu menyemai biji, kemudian mencabut semai serta memindahkannya ke lapangan. Untuk penghijauan, umumnya turi ditanam dengan jarak rapat, baru kemudian dilakukan penjarangan. Beda dengan budidaya turi untuk dipanen bunganya. Di Thailand, kebun turi yang akan dipanen sayurnya ditanam dengan jarak 1 X 3 m, dan dipangkas setinggi 2 m, guna memudahkan panen. Bunga yang dipanen biasanya langsung dikemas di kebun, untuk dikirim ke lokasi pemasaran.</span><br /><br /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;">Sebagai sayuran, bunga turi diperlukan dalam jumlah sedikit, namun harus selalu tersedia setiap harinya. Itulah sebabnya populasi tanaman dan frekuensi panen bunga, harus disesuaikan dengan kapasitas pasar. Konsumen bunga turi, biasanya cukup fanatik, hingga selalu rutin mengkonsumsinya. Selain dikonsumsi oleh rumah tangga, bunga turi juga sering dijadikan menu andalan warung pecel. Rasa sayur bunga turi segar, serta campuran antara manis dan sedikit pahit. Bunga turi bisa dijadikan pecel atau urap secara tunggal, namun biasanya dicampur dengan jenis sayuran lain. Misalnya kacang panjang, buncis, kangkung, bayam, dan tauge.</span><br /><br /><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;">Selain dibudidayakan sebagai penyubur lahan kritis, untuk penghijauan, serta diambil bunganya, turi juga sering ditanam sebagai peneduh jalan serta pematang sawah. Meskipun daun turi bisa menjadi pupuk hijau yang sangat baik, namun jarang masyarakat yang memanfaatkannya secara langsung. Petani selalu memanfaatkan daun turi sebagai pakan ternak, baru kemudian menggunakan kotoran ternaknya sebagai pupuk kandang. Karena penampilannya yang cukup menarik, turi juga sering dijadikan elemen taman, atau ditanam di halaman rumah. Kombinasi bunga turi merah dan turi putih, cukup menarik sebagai tanaman hias.</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Sumber : <a href="http://foragri.wordpress.com/2011/10/13/turi-sebagai-penghasil-sayuran/">Klik here</a></span>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-15697207050362709872012-03-03T01:45:00.000-08:002012-03-04T05:10:51.966-08:00BUDIDAYA TANAMAN PETAI<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwNNv_JCbLGFq5j5zgT2X0i07yjb4D29Jaothxt1sXocB3av7hzIlwOdJTyXn1wlvtU-G1NzPPtWzpbcAqD0qoRbqNv-drSspw9xHgcCuuS6qD9KqcEDplOzw2F3cIuwsrcAtHeAp-x9Q/s1600/petai-2.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="247" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwNNv_JCbLGFq5j5zgT2X0i07yjb4D29Jaothxt1sXocB3av7hzIlwOdJTyXn1wlvtU-G1NzPPtWzpbcAqD0qoRbqNv-drSspw9xHgcCuuS6qD9KqcEDplOzw2F3cIuwsrcAtHeAp-x9Q/s320/petai-2.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="background-color: yellow; color: red; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">ARTIKEL PERTANIAN :</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Petai (Parkia speciosa), disebut pula twisted cluster bean, stink bean, peteh, yongchaak, sataw, atau sator. Habitat asli petai, tersebar dari India Timur Laut, Bangladesh, Myanmar, Thailand, Kamboja, Vietnam, Malaysia dan Indonesia. Petai tumbuh mulai dari dataran rendah (0 m. dpl) sampai dengan 800 m. dpl. Tanaman petai tumbuh berupa pohon berkayu, dengan tajuk sangat terbuka, berketinggian sampai dengan 30 m. Karena keterbukaan tajuknya, petai cocok dibudidayakan secara tumpang sari, dengan tanaman semusim.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Hingga dalam budidaya petai secara monokultur pun, lahan di bawah tegakan tanaman utama, masih tetap bisa diberi tanaman semusim, tanpa menurunkan tingkat produktivitasnya terlalu jauh. Hampir semua tanaman semusim bisa dibudidayakan di bawah tegakan petai. Namun tanaman kacang tanah, keladi dan empon-empon, merupakan alternatif terbaik. Jagung kurang menguntungkan, karena Produktivitasnya akan sangat rendah, sementara singkong justru akan menurunkan produktivitas petai. Kacang tanah cukup baik, karena akan meningkatkan kesuburan lahan, dengan nitrogen yang ditangkapnya langsung dari udara.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Benih petai okulasi dengan batang atas klon unggul, sudah banyak diproduksi oleh penangkar. Terutama di Jawa Tengah dan Lampung. Idealnya, benih yang akan ditanam di lapangan sudah berukuran 1,5 m. Harga benih ukuran ini, berkisar antara Rp 50.000,- sd. Rp 100.000,-. Pada pembelian dalam jumlah banyak, harga bisa sedikit lebih rendah. Kalau mau agak ringan, bisa membeli benih ukuran di bawah 50 cm, dengan harga Rp 10.000,- sd. Rp 20.000,- disemai dengan perawatan intensif, sampai mencapai ketinggian 1,5 m. Ketika itulah benih dipindah ke lapangan, pada awal musim penghujan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Benih okulasi setinggi 1,5 m, sudah akan berbuah antara 3 sd. 4 tahun setelah tanam. Tanaman petai akan terus produktif selama 20 sd. 25 tahun, dan harus diremajakan. Tanaman yang sudah terlalu tua, produktivitasnya akan menurun, dan pemanenan buahnya lebih sulit. Di Thailand, tanaman petai sengaja terus dipangkas, hingga hanya mencapai ketinggian antara 4 sd. 6 m, untuk memudahkan perawatan, terutama pembungkusan dan pemanenan. Pembungkusan buah, mutlak harus dilakukan untuk mencegah serangan ulat dalam biji. Terutama apabila hasilnya akan diekspor.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Buah petai berupa tumbuh dalam malai, terdiri dari 4 sd. 8 papan. Dalam satu papan ada belasan biji. Petai adalah komoditas yang beraroma sangat tajam. Sampai-sampai urine mereka yang mengonsumsi petai, juga beraroma sangat tajam khas petai. Karena aromanya yang sangat tajam inilah, petai juga menjadi komoditas yang kontroversial, seperti halnya durian. Di satu pihak ada konsumen yang sangat fanatik menyukai petai, dan di lain pihak ada masyarakat yang sangat tidak menyukai aromanya. Namun petai masih lebih baik dibanding durian, karena tidak menyebarkan aroma dalam ketika belum dikonsumsi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Pembahasan tentang: cara menanam pohon petai, budidaya petai, budidaya tanaman petai, makalah tentang budidaya petai, makala budidaya petai, budi daya tanaman petai, pembibitan petai, cara penanaman empon-empon, cara menanam pohon pete, cara membudidayakan tanaman petai yang baik dan benar, cara membudidayakan tanaman petai, perkebunan pohon petai.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><b>SUMBER : <a href="http://carabudidaya.com/budidaya-petai/">Click Here</a></b></span></div>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-11104823765810995872011-10-24T02:17:00.000-07:002011-10-24T02:22:50.881-07:00BUDIDAYA IKAN CUPANG<span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px; "><span class="Apple-style-span" ><p style="text-align: justify; margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><span class="Apple-style-span" >ARTIKEL PETERNAKAN :</span></strong></p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Ikan cupang</strong> banyak orang sudah mengenal jenis <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">ikan hias</strong> yang satu ini. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa menjadi penggemar ikan jenis ini. Selain dinikmati keindahannya ikan cupang dikenal sebagai ikan petarung, karena sifatnya yang sangat agresif terhadap ikan cupang yang lain. <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Ikan cupang</strong>banyak digemari selain karena keindahanya juga karena perawatan yang mudah, tidak memerlukan tempat yang luas. Penggemar<strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "> ikan hias</strong> jenis ini tidak hanya di dalam negeri tetapi juga luar negeri. Bisnis ikan cupang sebagaimana <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><a href="http://galeriukm.web.id/peluang-usaha/meraih-keuntungan-budidaya-ikan-hias" target="_blank" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-weight: bold; text-decoration: none; ">bisnis ikan hias</a></strong> lainnya merupakan ladang bisnis yang cukup mudah dijalankan karena tidak memerlukan modal yang besar, tidak memerlukan tempat yang luas dan bisa dijadikan <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">bisnis sampingan.</strong><br /><span id="more-2127" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "></span></p><h3 style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 4px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font: normal normal normal 0.9em/normal Arial, Helvetica, sans-serif; text-transform: uppercase; letter-spacing: 0.3em; "><b><span class="Apple-style-span" >JENIS IKAN CUPANG</span></b></h3><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Ikan cupang dikenal dengan nama Betta fish</strong> atau biasa di sebut dalam bahasa inggris <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Fighting fish</strong>. Sebelum memulai bisnis ikan cupang, ada baiknya untuk mengenali dan mengetahui berbagai jenis ikan cupang. Ada beragam<strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "> jenis ikan Cupang</strong> yang ada di dunia ini antara lain:<strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "></strong></p><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><li style="text-align: justify;margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 42px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: square; list-style-position: initial; list-style-image: initial; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Halfmoon (setengah bulan)</strong>, cupang jenis ini memiliki sirip dan ekor yang lebar dan simetris menyerupai bentuk bulan setengah. Jenis cupang ini pertama kali dibudidaya di Amerika Serikat oleh Peter Goettner pada tahun 1982.</li></ul><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><img title="Cupang Halfmoon" src="http://farm6.static.flickr.com/5100/5539546186_5b3abab1f1.jpg" alt="Cupang Halfmoon" width="158" height="130" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 1px; padding-right: 1px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; border-top-width: 1px; border-right-width: 1px; border-bottom-width: 1px; border-left-width: 1px; border-top-style: solid; border-right-style: solid; border-bottom-style: solid; border-left-style: solid; border-top-color: rgb(153, 153, 153); border-right-color: rgb(153, 153, 153); border-bottom-color: rgb(153, 153, 153); border-left-color: rgb(153, 153, 153); " /></p><div class="wp-caption aligncenter" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; width: 168px; font-size: medium; "><p class="wp-caption-text" style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Cupang Halfmoon</p></div><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; text-align: center; font-size: medium; "><br /></p><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><li style="text-align: justify;margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 42px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: square; list-style-position: initial; list-style-image: initial; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Crowntail (ekor mahkota) atau serit</strong>, cupang jenis ini pertama kali dibudidayakan oleh seorang peternak cupang bernama A. Yusuf yang tinggal di daerah Jakarta Timur, pada tahun 1997 namun adapula sebagian mengatakan dibudidayakan pertamakali oleh Muhammad Yamin dari daerah Jakarta Barat. Ciri utamanya adalah sirip dan ekornya yang menyerupai sisir sehingga di namakan serit.</li></ul><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "> <img title="Cupang Crowntail" src="http://farm6.static.flickr.com/5180/5539548580_48f7677c5d.jpg" alt="Cupang Crowntail" width="159" height="122" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 1px; padding-right: 1px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; border-top-width: 1px; border-right-width: 1px; border-bottom-width: 1px; border-left-width: 1px; border-top-style: solid; border-right-style: solid; border-bottom-style: solid; border-left-style: solid; border-top-color: rgb(153, 153, 153); border-right-color: rgb(153, 153, 153); border-bottom-color: rgb(153, 153, 153); border-left-color: rgb(153, 153, 153); " /></p><div class="wp-caption aligncenter" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; width: 169px; font-size: medium; "><p class="wp-caption-text" style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Cupang Crowntail</p></div><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><li style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 42px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: square; list-style-position: initial; list-style-image: initial; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Double tail (ekor ganda)</strong></li></ul><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><a href="http://farm6.static.flickr.com/5220/5538967147_5060e7de8e.jpg" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-weight: bold; text-decoration: none; "></a></p><div class="wp-caption aligncenter" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; width: 158px; font-size: medium; "><img title="Cupang Double Tail" src="http://farm6.static.flickr.com/5220/5538967147_5060e7de8e.jpg" alt="Cupang Double Tail" width="148" height="177" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 1px; padding-right: 1px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; border-top-width: 1px; border-right-width: 1px; border-bottom-width: 1px; border-left-width: 1px; border-top-style: solid; border-right-style: solid; border-bottom-style: solid; border-left-style: solid; border-top-color: rgb(153, 153, 153); border-right-color: rgb(153, 153, 153); border-bottom-color: rgb(153, 153, 153); border-left-color: rgb(153, 153, 153); " /><p class="wp-caption-text" style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Cupang Double Tail</p></div><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><li style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 42px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: square; list-style-position: initial; list-style-image: initial; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Plakat Halfmoon</strong> hampir mirip cupang laga tapi mempunyai ekor dan sirip lebih lebar dan indah.</li></ul><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><img class=" " title="Cupang Plakat" src="http://farm6.static.flickr.com/5131/5539562456_01bfbbb46a.jpg" alt="Cupang Plakat" width="165" height="114" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 1px; padding-right: 1px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; border-top-width: 1px; border-right-width: 1px; border-bottom-width: 1px; border-left-width: 1px; border-top-style: solid; border-right-style: solid; border-bottom-style: solid; border-left-style: solid; border-top-color: rgb(153, 153, 153); border-right-color: rgb(153, 153, 153); border-bottom-color: rgb(153, 153, 153); border-left-color: rgb(153, 153, 153); " /></p><div class="wp-caption aligncenter" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; width: 175px; font-size: medium; "><p class="wp-caption-text" style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Cupang Plakat</p></div><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><li style="text-align: justify;margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 42px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: square; list-style-position: initial; list-style-image: initial; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Giant (cupang raksasa)</strong>, cupang jenis ini merupakan hasil perkawinan silang antara cupang biasa dengan cupang alam, cupang jenis ini ukurannya bisa mencapai 12 cm.</li></ul><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><li style="text-align: justify;margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 42px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: square; list-style-position: initial; list-style-image: initial; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Aduan Atau Cupang Laga</strong> mempunyai Gigi dan sisik yang tajam juga kuat, dengan ekor yang pendek dan sangat agresif.</li></ul><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "> <img title="Cupang Laga/Aduan" src="http://farm6.static.flickr.com/5134/5539546242_d03f2cbcd8.jpg" alt="Cupang Laga/Aduan" width="121" height="86" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 1px; padding-right: 1px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; border-top-width: 1px; border-right-width: 1px; border-bottom-width: 1px; border-left-width: 1px; border-top-style: solid; border-right-style: solid; border-bottom-style: solid; border-left-style: solid; border-top-color: rgb(153, 153, 153); border-right-color: rgb(153, 153, 153); border-bottom-color: rgb(153, 153, 153); border-left-color: rgb(153, 153, 153); " /></p><div class="wp-caption aligncenter" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; width: 131px; font-size: medium; "><p class="wp-caption-text" style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Cupang Laga/Aduan</p></div><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: normal; font-weight: bold; letter-spacing: 5px; text-transform: uppercase; "><span class="Apple-style-span" >POLA BISNIS IKAN CUPANG</span></span></p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Bisnis ikan cupang</strong> dilakukan dengan membudidayakan ikan cupang, menyortir anakan ikan cupang berkualitas baik dan menjualnya ke berbagai tempat. Cupang berkualitas baik akan berharga cukup mahal, biasanya ini akan diikutkan dalam berbagai macam kontes.</p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Untuk memulai<strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "> bisnis ikan cupang</strong> yang perlu dipersiapkan adalah membeli Indukan ikan cupang yang baik dan menyiapkan sarana pemeliharaannya.</p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Ikan cupang yang baik</strong> adalah ikan cupang yang <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">sehat dan berwarna cerah</strong>. Ciri tingkah laku cupang sehat selain warnanya cerah <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">sirip dan ekornya selalu di kibar-kibarkan atau selalu mengembangkan ekoranya</strong>ketika di dekatkan dengan ikan cupang lainnya jadi dengan kata lain ekor dan siripnya tidak kuncup terus. Usia indukan cupang siap pijah kurang lebih 6 bulan.</p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Harga indukan cupang bisa bervariasi, anggap saja kita membeli sepasang ikan cupang dengan modal 20 ribu. Dari satu pasang ikan cupang ini mampu menghasilkan anakan 500 sampai 700 ekor. Dengan harga anakan cupang sekitar 1000 rupiah sampai 2000 rupiah bisa dihitung keuntungan bisnis ini.</p><h3 style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 4px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font: normal normal normal 0.9em/normal Arial, Helvetica, sans-serif; text-transform: uppercase; letter-spacing: 0.3em; font-weight: bold; "><span class="Apple-style-span" >MEDIA BUDIDAYA IKAN CUPANG</span></h3><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Media budidaya ikan cupang bisa bervariasi, mulai dari bak semen, bak fiber, kolam terpal, akuarium bahkan ember sekalipun bisa dimanfaatkan sebagai media bisnis ikan cupang. Yang terpenting diperhatikan adalah kepadatan populasi harus disesuaikan dengan luas lahan untuk budidaya.</p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Untuk media pembesaran biasanya mengunakan media yang luas semisal bak semen. Sedangkan untuk pemijahan cukup pada media yang sempit semisal akuarium atau ember. Pada usia satu bulan ikan cupang mulai diseleksi dan dipisahkan berdasarkan ukuran dan kualitasnya. Selain untuk memilih ikan cupang yang berpotensi baik, juga untuk mengurangi kepadatan populasi dalam media pemeliharaan.</p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Ikan cupang sudah mulai bisa dipasarkan pada usia 1.5 bulan sampai dengan 2 bulan, karena pada usia ini sudah bisa diketahui keindahan warna dari ikan cupang. Ikan cupang untuk kontes biasanya usia sekitar 3 bulan.</p><h3 style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 4px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font: normal normal normal 0.9em/normal Arial, Helvetica, sans-serif; text-transform: uppercase; letter-spacing: 0.3em; font-weight: bold; "><span class="Apple-style-span" >MAKANAN IKAN CUPANG</span></h3><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Pada dasarnya ikan cupang tidak memerlukan pakan khusus, untuk benih cupang biasanya digunakan pakan alami berupa kutu air atau daphnia sp. Pakan alami tersebut dapat ditemukan di selokan yang airnya tergenang. Untuk induk cupang digunakan pakan dari jentik-jentik nyamuk (cuk). Untuk pertumbuhan anak ikan bisa diberi kutu air dan diselingi dengan cacing rambut, akan lebih mempercepat pertumbuhan anak ikan.</p><h3 style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 4px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font: normal normal normal 0.9em/normal Arial, Helvetica, sans-serif; text-transform: uppercase; letter-spacing: 0.3em; font-weight: bold; "><span class="Apple-style-span" >PEMASARAN IKAN CUPANG</span></h3><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Pembeli ikan cupang berasal dari pecinta ikan cupang, pedagang dan eksportir ikan cupang. Untuk yang terakhir ikan cupang harus memiliki kualitas yang bagus. Untuk pemula bisa menawarkan ikan pijahan ke toko-toko ikan hias atau pedagang ikan hias.</p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Model penjualan lain bisa memanfatkan web/blog sebagai media penjualan online ikan cupang. Dengan modal kecil kita bisa mengisi waktu luang kita dengan bisnis ikan cupang yang cukup menguntungkan.Selamat Mencoba.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><b>Sumber:</b></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">1. http://infoikancupang.blogspot.com/</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><span class="Apple-style-span" >2. </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, serif; line-height: normal; "><a href="http://galeriukm.web.id/peluang-usaha/cupang-ikan-hias-imut-lahan-bisnis-sampingan-menggiurkan"><span class="Apple-style-span" >http://galeriukm.web.id/peluang-usaha/cupang-ikan-hias-imut-lahan-bisnis-sampingan-menggiurkan</span></a></span></p></span></span>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-27001114391888018722011-10-24T02:00:00.000-07:002011-10-24T02:06:25.170-07:00BUDIDAYA IKAN BAWAL<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD-eEZk5_nWvXph0OHdtpql8CPl_RozoYo4d9_b9mPAY1gxlB5XAruIrfc_YIyRccC8A9yAmg8UvAPpMDGwv9Ial_ptyJDS5RCu8guQNKPH_rBRnWxuuPrRweYZ6YTG-HrPD7OVlxvijY/s1600/Bawal_Tawar_Kaba_4b7b4da02bc42.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 160px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD-eEZk5_nWvXph0OHdtpql8CPl_RozoYo4d9_b9mPAY1gxlB5XAruIrfc_YIyRccC8A9yAmg8UvAPpMDGwv9Ial_ptyJDS5RCu8guQNKPH_rBRnWxuuPrRweYZ6YTG-HrPD7OVlxvijY/s200/Bawal_Tawar_Kaba_4b7b4da02bc42.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5666982269347967986" /></a><br /><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Verdana, sans-serif; line-height: 18px; "><span class="Apple-style-span" ><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><b><span class="Apple-style-span" >ARTIKEL PETERNAKAN :</span></b></p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Ikan bawa</strong>l merupakan jenis ikan yang cukup poluper di pasar ikan konsumsi. Selain ikan bawal laut yang lebih dulu poluper, ikan bawal tawar memiliki poluparitas yang tidak kalah baiknya diantara ikan tawar lain.<strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Budi daya ikan bawa</strong>l menjadi pilihan banyak petani karena beberapa hal antara lain:<strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">pemeliharaan yang mudah, cepat besar dan mudah dipasarkan</strong>. Pada awanya Ikan bawal merupakan ikan yang diimport dari Brasil, dengan nama latinnya collossoma macropomum. Bentuk badan pipih dan bulat dan warna kulit keperak – perakan, memiliki lubang hidung yang besar, dan warna ujung sirip berwarna merah atau kuning. Bentuk Badan ikan bawal mirip dengan Ikan Piranha sehingga kadang ada yang terkecoh di antara dua ikan ini. <span id="more-942" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "></span></p><h3 style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 4px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font: normal normal normal 0.9em/normal Arial, Helvetica, sans-serif; text-transform: uppercase; letter-spacing: 0.3em; font-weight: bold; font-size: medium; ">POTENSI BUDI DAYA IKAN BAWAL</h3><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Ikan bawal merupakan ikan budi daya yang masih cukup baru diperkenalkan di industri perikanan tanah air, namun karena hasil penyebarannya mendapat respon dari para petani ikan, jumlahnya konsumsi ikan bawal semakin hari semakin meningkat. Ikan bawal memiliki rasa daging yang gurih dan enak, meski cukup banyak duri pada dagingnya. Sebagai ikan konsumsi ikan ini sekarang menjadi alternative baru. Bahkan beberapa petani ikan yang sebelumnya memelihara <a href="http://galeriukm.web.id/peluang-usaha/peluang-usaha-budi-daya-ikan-nila" target="_blank" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-weight: bold; text-decoration: none; ">ikan Nila</a> dan<a href="http://galeriukm.web.id/unit-usaha/perikanan/budi-daya-ikan-mas" target="_blank" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-weight: bold; text-decoration: none; "> Ikan Mas</a> beralih memelihara ikan bawal, karena potensi ekonomi yang lebih menguntungkan. Hal ini yang telah dilakukan para pembudidaya <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Keramba Jaring Apung (</strong>KJA) di waduk Cirata. Melambungnya harga pakan ikan akhir-akhir ini menjadi salah satu alasan mengapa mereka beralih ke Budi daya Ikan Bawal.</p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Jika dahulu para pembudidaya KJA lebih memilih membudidayakan ikan mas dan nila, kini banyak yang mulai beralih ke komoditas ikan bawal. <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Dipilihnya ikan bawal, karena jenis ikan ini tidak memerlukan pakan dengan kandungan protein tinggi,</strong> sehingga para pembudidaya dapat menghemat biaya pengeluaran untuk pakan.Ikan bawal tidak membutuhkan pakan yang berkualitas bagus dan mahal. Cukup dengan pakan yang biasa saja, hasilnya sudah bagus.</p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Asep Guntara, Tecnical Service PT Suri Tani Pemuka (STP) menjelaskan, dalam membudidayakan ikan bawal, para pembudidaya hanya cukup memberikan pakan dengan <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">kandungan protein sekitar 25%</strong>. Kandungan protein tersebut jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan kandungan protein yang harus diberikan pada pakan ikan mas, yang bisa mencapai kisaran 27%. Jika diberi pakan yang kandungan proteinnya lebih tinggi tidak akan berpengaruh banyak terhadap pertumbuhan Ikan bawal, imbuh Asep. Alhasil, harga pakan bawal pun menjadi jauh lebih murah dan lebih terjangkau bagi para pembudidaya.</p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Selain itu ada beberapa keunggulan dan keistimewaaan Budi Daya Ikan Bawal antara lain Pertumbuhannya cepat, Nafsu makan besar dan termasuk ikan Omnivora serta Tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik.</p><h3 style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 4px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font: normal normal normal 0.9em/normal Arial, Helvetica, sans-serif; text-transform: uppercase; letter-spacing: 0.3em; font-weight: bold; font-size: medium; ">MASA PANEN IKAN BAWAL</h3><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Para pembudidaya ikan bawal juga tak perlu menunggu lama untuk menikmati keuntungan. Pasalnya, waktu yang dibutuhkan untuk membudidayakan ikan bawal, jauh lebih cepat ketimbang ikan mas. Hanya <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">butuh 45-60 hari saja untuk mencapai panen</strong>, ujar Nurdin. Padahal dalam membudidayakan ikan mas, sedikitnya diperlukan waktu antara 3-4 bulan untuk mencapai ukuran panen.</p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Rentang waktu panen pun sebenarnya masih bisa diperpendek, asalkan para pembudidaya mau menggunakan benih dengan ukuran sedikit lebih besar. Biasanya benih yang digunakan ukuran 1 jari (1 inci), tetapi saya mencoba untuk menggunakan benih yang ukuran 2 jari . Hasilnya 1 bulan sudah bisa dipanen..</p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Cepatnya masa panen ikan bawal ini juga diungkapkan oleh Asep. Menurutnya, ikan bawal biasanya hanya membutuhkan waktu maksimal 2 bulan untuk mencapai ukuran panen. Keuntungannya, perputaran uang menjadi lebih cepat. Dia juga menambahkan, risiko membudidayakan ikan bawal jauh lebih kecil daripada membudidayakan ikan mas. Hampir tak ada penyakit mematikan yang menyerang ikan bawal,imbuh Asep. Bandingkan dengan ikan mas, yang setiap saat tak lepas dari intaian penyakit Koi Harpes Virus (KHV), yang hanya dalam sekejap dapat memusnahkan seluruh ikan mas dalam keramba. (Galeriukm).</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><b>Sumber:</b></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">1. http://www.scribd.com/doc/3089794/pembesaran-ikan-bawal-air-tawar </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">2. http://pemancing.com/ikan-bawal </p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">3. http://www.trobos.com/show_article.php?rid=15&aid=1093</p></span></span>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-5338382875668952212011-10-24T01:42:00.000-07:002011-10-24T01:52:43.285-07:00BUDIDAYA IKAN NILA<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilk1XdzoE89ZeHJTZmnkHHMXAMP0dcAFZnnL9lRriwzQwRmR4xfSzflI9kUKjj6a1F45wS7QkDtzdIxiClrXZfl1XFcdNRuQvxaTUYIdSAMNGGmj1baXbXCZzH5HIQ_O6MpAHaJkDgVQU/s1600/IKAN+NILA.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 128px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilk1XdzoE89ZeHJTZmnkHHMXAMP0dcAFZnnL9lRriwzQwRmR4xfSzflI9kUKjj6a1F45wS7QkDtzdIxiClrXZfl1XFcdNRuQvxaTUYIdSAMNGGmj1baXbXCZzH5HIQ_O6MpAHaJkDgVQU/s200/IKAN+NILA.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5666978870452545410" /></a><br /><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px; "><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "></p><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana; color: rgb(0, 0, 153); "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><span class="Apple-style-span" >ARTIKEL PETERNAKAN :</span></strong></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana; font-size: medium; color: rgb(0, 0, 153); "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><br /></strong></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana; font-size: medium; color: rgb(0, 0, 153); "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Budidaya Ikan Nila</strong> sudah banyak dilakukan oleh para petani di negeri ini, walaupun demikian peluang usaha <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Budidaya Ikan Nila</strong> masih terbuka lebar. Saat ini kecenderungan masyarakat dunia mulai mengurangi konsumsi daging hewan seperti sapi karena beberapa alasan seperti penyakit anthrax dan mulai beralih mengkonsumsi ikan sebagai sumber protein. Salah satu sumber protein asal hewan air yang paling diminati pasar dunia adalah<strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "> fillet (potongan daging tanpa tulang) ikan nila</strong>. Sehingga permintaan pasar dunia terhadap jenis fillet tersebut semakin meningkat. Negara yang menjadi pemasok fillet nila terbesar dunia adalah Cina, Indonesia, Thailand, Taiwan, dan Filipina. Meski demikian pasokan Fillet Ikan Nila dari negara-negara tersebut masih belum mencukupi. Sehingga Peluang<strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "> Usaha Budidaya Ikan Nila</strong> untuk mencukupi pasar tersebut masih terbuka luas.</span></div><span class="Apple-style-span" ><span id="more-573" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "></span> <div style="text-align: justify;"><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Ikan Nila</strong> merupakan jenis ikan yang sudah sangat terkenal di kalangan masyarakat. Rasa daging ikan yang enak membuat banyak orang menyukainya. Bagi para petani memelihara ikan nila banyak dipilih karena<strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">mudah dalam membudidayakan</strong> dan <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">mudah dalam pemasarannya</strong>. Selain itu minat <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">pasar untuk ikan nila masih sangat lebar</strong>, mulai dari nila yang ukuran bibit sampai ikan nila yang di kategorikan sebagai ikan konsumsi semua pasar tersebut masih mungkin dimasuki. Karena termasuk ikan konsumsi, ikan nila memiliki harga yang cukup terjangkau pasar. Ikan Nila dapat dipasarkan melalui <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">pasar dalam negeri </strong>dan<strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">pasar luar negeri</strong>.</div></span><p></p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><span class="Apple-style-span" >Pasar dalam negeri biasanya dari jenis ikan nila lokal yang bisa disuplai ke berbgai kolam pemancingan, rumah makan, dan pedagang ikan. Sementara untuk pangsa ekspor biasanya dipilih ikan nila merah dan ikan nila gift, yang tentu saja harganya pasti akan lebih mahal dibandingkan ikan nila biasa. Tak heran bila banyak petani memilih Budidaya Ikan Nila sebagai lahan usahanya. Anda tertarik? Berikut beberapa penjelasannya.</span></p><h3 style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 4px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font: normal normal normal 0.9em/normal Arial, Helvetica, sans-serif; text-transform: uppercase; letter-spacing: 0.3em; font-weight: bold; "><span class="Apple-style-span" >JENIS IKAN NILA</span></h3><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><span class="Apple-style-span" >Ada <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">beberapa jenis ikan Nila</strong> yang memliki pertumbuhan yang sangat cepat antara lain <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Nila Jica dan Nila Gift</strong>. Ikan <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Nila Jica </strong>merupakan hasil rekayasa genetik yang dilakukan sejak tahun 2002. Pengembangan Jenis ikan Nila ini dibantu oleh JICA (<em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Japan for International Cooperation Agency</em>, yang merupakan lembaga donor Pemerintah Jepang), kemudian jenis Ikan nila ini dinamakan nila jica. Jenis nila ini didapat dari hasil pengembangan lembaga riset Kagoshima Fisheries Research Station di Jepang. Kemudian, oleh BBAT Jambi, ikan ini dikembangkan lagi, hingga akhirnya muncul varietas baru.</span></p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><span class="Apple-style-span" >Jenis <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Ikan Nila</strong> lain yang <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">memiliki pertumbuhan cepat adalah Nila Gift</strong> (<em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Genetic improvement of farmed tilapias</em>), yang merupakan hasil pengembangan International Center for Living Aquatic Resources Management (ICLARM) Filipina. Ikan Nila Gift sangat digemari pasar dunia, selain itu <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">pertumbuhan Ikan Nila Gift j</strong>uga tergolong paling cepat, bahkan <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">tiga kali lebih cepat dibanding ikan mujair</strong>. Nila Gift bahkan dinobatkan menjadi Ikan abad 21, pada Konferensi Perikanan Sedunia di Bangkok (Thailand) tahun 1996.</span></p><h3 style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 4px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font: normal normal normal 0.9em/normal Arial, Helvetica, sans-serif; text-transform: uppercase; letter-spacing: 0.3em; font-weight: bold; "><span class="Apple-style-span" >PILIHAN BUDIDAYA IKAN NILA</span></h3><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><span class="Apple-style-span" ><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Peluang Usaha Budidaya Ikan Nila</strong> dapat memungkinkan dalam berbagai bentuk usaha yang bisa dipilih sesuai dengan minat dan kondisi yang memungkinkan,diantaranya:</span></p><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><li style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 42px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: square; list-style-position: initial; list-style-image: initial; "><span class="Apple-style-span" >Usaha Pembenihan Ikan Nila.</span></li></ul><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><li style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 42px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: square; list-style-position: initial; list-style-image: initial; "><span class="Apple-style-span" >-Usaha Pembesaran Ikan Nila.</span></li></ul><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><li style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 42px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: square; list-style-position: initial; list-style-image: initial; "><span class="Apple-style-span" >Usaha Pemasaran atau Distribusi Ikan Nila.</span></li></ul><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><span class="Apple-style-span" >Kebutuhan benih Ikan Nila seiring dengan kebutuhan ikan nila konsumsi, semakin besar kebutuhan konsumsi ikan Nila maka kebutuhan akan bibit nila semakin meningkat dengan demikian peluang usaha terbuka dalam hal pembibitan ikan nila. Metode pembibitan juga relatif lebih mudah, karena Ikan Nila dapat berkembang biak secara alami dengan sangat mudah. Hanya yang diperlukan adalah lahan yang cukup luas. Ikan Nila akan berkembang dengan sangat cepat pada areal sawah yang dangkal dan cukup luas dengan suhu air yang cukup hangat. Model pembenihan ikan nila bisa dilakukan dengan sistem mina padi.</span></p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><span class="Apple-style-span" ><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Usaha pembesaran Ikan Nila</strong> dapat dilakukan pada semua tempat seperti kolam, tambak, karamba, jalapung bahkan pada air payau sekalipun. Resiko kematian usaha pembesaran relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan pembibitan, ikan nila relatif bisa bertahan hidup dalam kondidi air yang tidak begitu bagus. Usaha pembesaran ikan nila ditujukan untuk memenuhi permintaan konsumsi, yang bisa dipanen dalam masa 4 bulan sejak benih ikan Nila ditabur.</span></p><h3 style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 4px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font: normal normal normal 0.9em/normal Arial, Helvetica, sans-serif; text-transform: uppercase; letter-spacing: 0.3em; font-weight: bold; "><span class="Apple-style-span" >LINGKUNGAN HIDUP IKAN NILA</span></h3><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><span class="Apple-style-span" >Ikan nila memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik dengan lingkungan sekitarnya. Ikan memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan hidupnya. Sehingga ia bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau maupun dataran yang tinggi dengan suhu yang rendah. Ia mampu hidup pada suhu 14 – 38 derajat celcius. Dengan suhu terbaik adalah 25 – 30 derajat. Hal yang paling berpengaruh dengan pertumbuhannya adalah salinitas atau kadar garam jumlah 0 – 29 % sebagai kadar maksimal untuk tumbuh dengan baik. Meski ia bisa hidup di kadar garam sampai 35% namun ia sudah tidak dapat tumbuh berkembang dengan baik.</span></p><h3 style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 4px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font: normal normal normal 0.9em/normal Arial, Helvetica, sans-serif; text-transform: uppercase; letter-spacing: 0.3em; font-weight: bold; "><span class="Apple-style-span" >PERKEMBANGBIAKAN IKAN NILA</span></h3><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><span class="Apple-style-span" >Ikan nila dapat mencapai saat dewasa pada umur 4 – 5 bulan dan ia akan mencapai pertumbuhan maksimal untuk melahirkan sampai berumur 1,5 – 2 tahun. Pada saat ia berumur lebih dari 1 tahun kira – kira beratnya mencapai 800g dan saat ini ia bisa mengeluarkan 1200 – 1500 larva setiap kali ia memijah. Dan dapat berlangsung selama 6 – 7 kali dalam setahun. Sebelum memijah ikan nila jantan selalu membuat sarang di dasar perairan dan daerahnya akan ia jaga dan merupakan daerah teritorialnya sendiri. Ikan Nila jantan menjadi agresif saat musim ini.</span></p><h3 style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 4px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font: normal normal normal 0.9em/normal Arial, Helvetica, sans-serif; text-transform: uppercase; letter-spacing: 0.3em; font-weight: bold; "><span class="Apple-style-span" >MAKANAN IKAN NILA</span></h3><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><span class="Apple-style-span" >Ikan nila termasuk dalam ikan pemakan segala atau Omnivora. Ikan ini dapat berkembang biak dengan aneka makanan baik hewani maupun nabati. Ikan nila saat ia masih benih, pakannya adalah plankton dan lumut sedangkan jika ia sudah dewasa ia mampu diberi makanan tambahan seperti pelet dan berbagai makanan lain yaitu daun talas. Selain itu Ikan Nila dapat diberi makanan limbah rumah tangga. Pemberian makanan dengan limbah rumah tangga dapat menghemat biaya perawatan dan pemeliharaan. </span></p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><span class="Apple-style-span" ><b>VERSI YANG LAIN :</b></span></p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><span class="Apple-style-span" ></span></p><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" ><a href="http://bisnisukm.com/usaha-membesarkan-ikan-bawal-dan-nila.html" target="_blank" title="usaha membesarkan ikan bawal dan nila" style="text-decoration: none; ">Ikan nila</a> merupakan komoditas potensial yang patut dilirik oleh siapa saja yang ingin menggelutinya. Ikan Nila GIFT (Oreochromis niloticus bleeker) merupakan <a href="http://bisnisukm.com/usaha-penampungan-penjualan-ikan-air-tawar-2.html" target="_blank" title="usaha penampungan dan penjualan ikan air tawar" style="text-decoration: none; ">jenis ikan air tawar</a> favorit karena nilai jualnya yang tinggi sekaligus pertumbuhannya yang pesat menyebabkan waktu panen yang lebih pendek. Selain itu ikan nila juga mudah dikembangbiakan, dan dipelihara serta toleransinya yang tinggi terhadap perubahan lingkungan. Rasanya cukup gurih sehingga digemari masvarakat Indonesia.<span id="more-4520"></span>Bentuk tubuh ikan nila lebih besar dari pada ikan mujair serta memiliki garis-garis putih vertical pada sirip ekor dan punggungnya. Ikan nila yang merupakan <a href="http://bisnisukm.com/mari-berbisnis-ikan-pindang.html" target="_blank" title="mari berbisnis ikan pindang" style="text-decoration: none; ">ikan</a> sungai atau danau sangat cocok dibudidaya pada perairan yang tenang ataupun kolam. Toleransi <a href="http://bisnisukm.com/pembuatan-kecap-ikan.html" target="_blank" title="pembuatan kecap ikan" style="text-decoration: none; ">ikan</a> ini terhadap salinitas sangat tinggi, sehingga selain pada perairan tawar, nila juga sering ditemukan hidup dan berkembang pesat pada perairan payau, misalnya tambak.</span></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" ><br /></span></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><strong><span class="Apple-style-span" >Teknik Budidaya</span></strong></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><strong><span class="Apple-style-span" ><br /></span></strong></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><strong><span class="Apple-style-span" >Persiapan Kolam.</span></strong></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><strong><span class="Apple-style-span" ><br /></span></strong></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" >Jenis kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan nila yaitu kolam tanah dengan jenis tanah bertekstur liat atau liat berpasir. Kedalaman kolam sebaiknya berkisar antara 0,5-1 m. Kedalaman ini berperan dalam menentukan tingkat kesuburan kolam dimana kedalaman kolam berpengaruh pada masuknya sinar matahari yang berperan pada proses fotosintesis sehingga menyebabkan tersedianya makanan alami bagi ikan di dalam kolam. Pada kolam sebaiknya memiliki saluran pemasukan dan pengeluaran air. Hal ini penting dalam mengatur sirkulasi air di kolam.</span></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" ><br /></span></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" >Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum dilakukan pengisian air pada kolam :</span></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" ><br /></span></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" >- Kolam dikeringkan dan dijemur selama 4-7 hari atau sampai tanah dasar kolam retak-retak. Hal ini berguna untuk membasmi hama dan bibit-bibit penyakit.</span></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" ><br /></span></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" >-Pemberian kapur pada kolam dengan dosis 10-25 gr/m2. Tujuannya adalah untuk membasmi bibit ? bibit penyakit yang masih terdapat di dasar kolam dan selain itu juga dapat meningkatkan pH air.</span></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" ><br /></span></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" >-Pemupukan kolam. Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang maupun pupuk buatan. Hal ini perlu karena sifat ikan nila yang menyukai pakan plankton. Pupuk kandang paling baik diberikan pada awal persiapan kolam dengan dosis 250 gr/m3. Setelah kolam diisi air selanjutnya diberikan pupuk anorganik berupa urea dan TSP dengan dosis masing ? masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2.</span></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" ><br /></span></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" >-Pengisian air kolam. Sumber air dapat berasal dari sungai, danau, mata air atau air sumur. Untuk pengisian pertama, kolam diisi air hingga ketinggian 5-10 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari. Hal ini berguna untuk tumbuhnya makanan alami di kolam. Selanjutnya di kolam diisi penuh dan dilanjutkan dengan pemupukan menggunakan pupuk anorganik.</span></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" ><br /></span></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><strong><span class="Apple-style-span" >Penebaran Benih.</span></strong></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><strong><span class="Apple-style-span" ><br /></span></strong></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" >Ciri-ciri benih yang baik adalah yang berwarna cerah dan pergerakannya lincah. Untuk padat penebaran yang dianjurkan berkisar 15-20 ekor/m2. Tergantung dengan ukuran benih. Sebelum ditebar benih disucihamakan terlebih dahulu dengan direndam pada larutan Kalium Permanat (PK) atau malachite green atau garam dapur selama 1-2 hari. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. Saat penebaran, dilakukan aklimatisasi yaitu dengan cara memasukkan kantong benih ke dalam kolam sehingga air kolam masuk ke wadah benih sedikit demi sedikit, lalu secara perlahan-lahan benih dikeluarkan.</span></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" ><br /></span></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><strong><span class="Apple-style-span" >Pemberian Pakan.</span></strong></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><strong><span class="Apple-style-span" ><br /></span></strong></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" >Jenis pakan yang baik berupa pellet yang mengandung 25% protein. Selain itu juga dapat diberikan pakan tambahan berupa dedak halus, <a href="http://bisnisukm.com/peluang-usaha-pembuatan-kerupuk-ampas-tahu.html" target="_blank" title="peluang usaha pembuatan kerupuk ampas tahu" style="text-decoration: none; ">ampas tahu</a> atau bahan makanan lain yang mudah diperoleh. Pemberian pakan per hari harus, yaitu sebanyak 3-5%dari berat tubuh ikan.</span></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" ><br /></span></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><strong><span class="Apple-style-span" >Pemanenan</span></strong></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><strong><span class="Apple-style-span" ><br /></span></strong></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" >Pemanenan dapat dilakukan pada 3-6 bulan pemeliharaan. Hal ini tergantung pada : Kesuburan kolam, Ukuran ikan yang diharapkan, Teknik pemeliharaan. Biasanya untuk ukuran 500-600 gr/ekor pemanenan dapat dilakukan selama kurang lebih 6 bulan pemeliharaan. Pemanenan di kolam dapat dilakukan dengan pengeringan air hingga tersisa di kemalir yang untuk selanjutnya dapat ditangkap dengan diseser.</span></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" ><br /></span></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><strong><span class="Apple-style-span" >Pemasaran.</span></strong></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><strong><span class="Apple-style-span" ><br /></span></strong></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" >Potensi pasar untuk ikan nila masih sangat lebar dengan harga yang cukup terjangkau pasar, mulai dari nila yang stadium bibit sampai ikan nila yang di kategorikan sebagai ikan konsumsi semua pasar tersebut masih sangat memungkinkan dimasuki. Ikan nila ini dapat Anda pasarkan untuk mensuplay ke berbagai <a href="http://bisnisukm.com/kiat-sukses-berbisnis-kolam-pemancingan-ikan.html" target="_blank" title="kiat sukses berbisnis kolam pemancingan ikan" style="text-decoration: none; ">kolam pemancingan ikan</a>, pasar-pasar tradisional maupun supermarket, rumah makan, bahkan untuk skala ekspor.</span></span></div><pre><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" ><strong>Analisa Usaha.</strong><br /><br />Budidaya dilakukan pada kolam sederhana ukuran 50 m2<br />dengan padat tebar 35 ekor/m2.<br />Feeding rate sebesar 3% dengan masa pemeliharaan 3,5 bulan,<br />mortalitas 25% dan hasil panen ukuran 300 gr perekor.<br /><br />1.Investasi</span></span></pre><pre><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" >?Pembuatan kolam dan pembelian peralatan = Rp. 1.000.000<br /><br />2.Biaya</span></span></pre><pre><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" >?Biaya Tetap per panen dalam satu tahun Rp. 480.000: 4 = Rp. 120.000<br />?Biaya variable terdiri dari Benih+pakan+ Obat = Rp. 2.051.200<br />Total biaya = Rp. 2.051.200 + Rp. 120.000 = Rp. 2.171.200<br />3.Hasil Produksi per periode = Panen 394 kg@ 9000 = Rp. 3.536.000<br />4.Keuntungan = Rp. 3.536.000 - Rp. 2.171.200 = Rp. 1.374.800</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; color: rgb(34, 34, 34); "><br /></span></span></pre><div class="blogger-post-footer" style="font-size: 10.8333px; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; color: rgb(34, 34, 34); "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(0, 0, 0); font-family: Arial, Verdana, sans-serif; font-size: medium; ">Sumber:</span></span></div><p></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><span class="Apple-style-span" >1. <a href="http://ikannila.com/" target="_blank" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-weight: bold; text-decoration: none; ">http://ikannila.com</a></span></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><span class="Apple-style-span" >2.<a href="http://pemancing.com/" target="_blank" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-weight: bold; text-decoration: none; "> http://pemancing.com</a></span></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" ><a href="http://pemancing.com/" target="_blank" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-weight: bold; text-decoration: none; "></a></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13.3333px; ">3. <span class="Apple-style-span" style="font-size: 13.3333px; "><a href="http://wellyukm.blogspot.com/2010/10/budidaya-ikan-nila.html" style="text-decoration: none; "><span class="Apple-style-span" >http://wellyukm.blogspot.com/2010/10/budidaya-ikan-nila.html</span></a></span></span></span></p></span>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-38454249684277210362011-10-24T01:30:00.000-07:002011-10-24T01:39:50.407-07:00BUDIDAYA IKAN PATIN<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgju0UTCUG5Cd8vD6sV9R74EfdaHbvS9U6KuburXDDANnANiWuUDowp4HutKCMY1awX6B3sFkLl3i6DXZ4tMwbNUTZVPktegbLOwwvy6wiFn0DRKisIoyf7AGgids3iKyR5k85aSmQSAoE/s1600/ikan-patin1.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 108px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgju0UTCUG5Cd8vD6sV9R74EfdaHbvS9U6KuburXDDANnANiWuUDowp4HutKCMY1awX6B3sFkLl3i6DXZ4tMwbNUTZVPktegbLOwwvy6wiFn0DRKisIoyf7AGgids3iKyR5k85aSmQSAoE/s200/ikan-patin1.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5666975385480186066" /></a><br /><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px; "><span class="Apple-style-span" ><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><b><span class="Apple-style-span" >ARTIKEL PETERNAKAN :</span></b></span></p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Ikan patin</strong> merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">peluang ekonomi untuk dibudidayakan</strong>.<strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Budidaya ikan Patin </strong>masih perlu diperluas lagi, karena pemenuhan atas permintaan ikan patin masih sangat kurang. Ikan patin seperti halnya ikan lele tidak memiliki sisik dan memiliki semacam duri yang tajam di bagian siripnya keduanya tergolong dalam kelompok catfish. Ada yang menyebut ikan patin dengan Lele Bangkok. Di beberapa daerah ikan patin memiliki nama yang berbeda-beda antara lain ikan Jambal, ikan Juara, Lancang dan Sodarin. Rasa daging ikan patin yang enak dan gurih konon memiliki rasa yang lebih dibandingkan Ikan Lele. Ikan patin memiliki kandungan minyak dan lemak yang cukup banyak di dalam dagingnya. <span id="more-525" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "></span></p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Teknik budidaya ikan patin sebenarnya relatif mudah, sehingga tidak perlu ragu jika berminat menekuni budidaya ikan ini. Pada awalnya pemenuhan kebutuhan ikan patin hanya mengandalkan penangkapan dari sungai, rawa dan danau sebagai habitat asli ikan patin. Seiring dengan meningkatnya permintaan dan minat masyarakat, ikan patin mulai dibudidayakan di kolam,keramba maupun bak dari semen. <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Permintaan ikan patin yang terus meningkat memberikan peluang usaha</strong> bagi setiap orang untuk menekuni usaha di bidang<strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">budidaya ikan patin</strong> ini. Dengan permintaan yang demikian meningkat jelas tidak mungkin mengandalkan tangkapan alam, tetapi perlu budidaya ikan patin secara lebih intesnsif.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "></p><h3 style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 4px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font: normal normal normal 0.9em/normal Arial, Helvetica, sans-serif; text-transform: uppercase; letter-spacing: 0.3em; "><b><span class="Apple-style-span" >MODEL BUDI DAYA IKAN PATIN</span></b></h3><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">P</strong><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">eluang usaha Budidaya Ikan Patin</strong> dapat dilakukan dalam dua bidang kegiatan yaitu <strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">kegiatan pembenihan dan kegiatan pembesaran </strong>sebagai ikan konsumsi. Kegiatan pembenihan merupakan upaya untuk menghasilkan benih pada ukuran tertentu. Produk akhirnya berupa benih berukuran tertentu, yang umumnya adalah benih selepas masa pendederan. Budidaya ikan patin sebagai pemenuhan bibit ini cukup memiliki prospek yang bagus karena permintaan bibit juga cukup besar. Budidaya ikan patin sebagai persediaan bibit ini memerlukan waktu yang relatif pendek sehingga perputaran modal bisa dipercepat. Budidaya ikan patin dalam kategori pembesaran biasanya dilakukan saat bibit ikan patin memiliki berat 8-12 gram/ekor, dan setelah 6 bulan dapat mencapai 600-700 gram/ekor. Sebagian petani ikan patin memanen setelah usia 3 sampai 4 bulan karena permintaan pasar ikan patin dengan bobot yang lebih rendah per ekornya. Budi Daya Ikan patin sebagai bibit dan ikan konsumsi memiliki peluang usaha yang sama-sama menguntungkan, tergantung pilihan kita mana yang lebih memungkinkan.</p><h3 style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 4px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font: normal normal normal 0.9em/normal Arial, Helvetica, sans-serif; text-transform: uppercase; letter-spacing: 0.3em; "><b><span class="Apple-style-span" >PERSYARATAN BUDIDAYA IKAN PATIN</span></b></h3><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Budidaya ikan Patin memerlukan beberapa persyaratan</strong> dan kondisi lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangannya antara lain sebagai berikut :</p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan dan budi daya ikan patin adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.</p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.</p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">3. Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.</p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruhdan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kualitas air harus diperhatikan, untuk menghindari timbulnya jamur, maka perlu ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur (Emolin atau Blitzich dengan dosis 0,05 cc/liter).</p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">5. Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara 26–28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">6. PH air berkisar antara: 6,5–7.</p><h3 style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 4px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font: normal normal normal 0.9em/normal Arial, Helvetica, sans-serif; text-transform: uppercase; letter-spacing: 0.3em; font-weight: bold; font-size: medium; ">TEKNIK BUDIDAYA IKAN PATIN</h3><div><br /></div><h3 style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 4px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font: normal normal normal 0.9em/normal Arial, Helvetica, sans-serif; text-transform: uppercase; letter-spacing: 0.3em; font-weight: bold; font-size: medium; ">A. PEMBIBITAN IKAN PATIN</h3><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Pembibitan Ikan Patin</strong> merupakan upaya untuk mendapatkan bibit dengan kualitas yang baik dan jumlah yang mencukupi permintaan. Cara Tradisional bibit ikan Patin diperoleh dengan menangkap dari habitat aslinya yaitu sungai, rawa, danau dan tempat-tempat lain. Untuk tujuan komersial bibit harus diupayakan semaksimal mungkin dengan pembibitan di kolam. Persiapan dan langkah-langkahnya sebagai berikut :<strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "></strong></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">1. Memilih calon induk siap pijah.</strong></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "></p><div style="text-align: justify;">Induk patin yang hendak dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara khusus terlebih dahulu dengan pemeliharaan yang intensif. Selama pemeliharaan, induk ikan diberi makanan khusus yang mengandung protein tinggi. Selain itu, diberikan juga rucah dua kali seminggu sebanyak 10% bobot ikan induk. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad.</div><div style="text-align: justify;">Ciri-ciri induk patin yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan adalah sebagai berikut :</div><p></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">a. Induk betina</strong></p><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><li style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 42px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: square; list-style-position: initial; list-style-image: initial; ">Umur tiga tahun.</li></ul><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><li style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 42px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: square; list-style-position: initial; list-style-image: initial; ">Ukuran 1,5–2 kg.</li></ul><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><li style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 42px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: square; list-style-position: initial; list-style-image: initial; ">Perut membesar ke arah anus.</li></ul><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><li style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 42px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: square; list-style-position: initial; list-style-image: initial; ">Perut terasa empuk dan halus bila di raba.</li></ul><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><li style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 42px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: square; list-style-position: initial; list-style-image: initial; ">Kloaka membengkak dan berwarna merah tua.</li></ul><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><li style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 42px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: square; list-style-position: initial; list-style-image: initial; ">Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.</li></ul><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><li style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 42px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: square; list-style-position: initial; list-style-image: initial; ">kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan besarnya seragam.</li></ul><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">b. Induk jantan</strong></p><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><li style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 42px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: square; list-style-position: initial; list-style-image: initial; ">Umur dua tahun.</li></ul><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><li style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 42px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: square; list-style-position: initial; list-style-image: initial; ">Ukuran 1,5–2 kg.</li></ul><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><li style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 42px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: square; list-style-position: initial; list-style-image: initial; ">Kulit perut lembek dan tipis.</li></ul><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><li style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 42px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: square; list-style-position: initial; list-style-image: initial; ">Bila diurut akankeluar cairan sperma berwarna putih.</li></ul><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><li style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 5px; margin-left: 42px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: square; list-style-position: initial; list-style-image: initial; ">Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.</li></ul><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">2. Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari ikan donor,Biasanya ikan mas.</strong></p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Hormon perangsang dibuat dengan menggunakan kelenjar hipofise ikan mas, kelenjar hipofise dapat ditemukan pada bagian otak ikan mas, berwarna putih dan cukup kecil. Ambil dengan hati-hati dengan pinset. Setelah diambil dimasukkan ke dalam tabung kecil dan ditumbuk sampai benar-benar halus dan lebut, selanjutnya dicampur dengan air murni (aquades) yang dapat dibeli di apotik.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">3. Kawin suntik (induce breeding).</strong></p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Setelah kelenjar hipofise dicampur dengan air murni sudah siap, ambil dengan jarum suntik dan disuntikkan pada punggung Ikan patin. Ikan patin siap dipijahkan. Metode kawin suntik diterapkan untuk merangsang induk patin betina mengeluarkan telur untuk selanjutnya dibuahi oleh Patin Jantan.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">4. Penetasan telur.</strong></p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Telur yang sudah dibuahi akan menetas dalam waktu sekitar 4 hari, selama menunggu telur menetas perlu dipantau kondisi air. Ganti air sebagian dengan air bersih dari sumur.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">5. Perawatan larva.</strong></p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Benih ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam akuarium atau bak berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm, bisa dalam ukuran yang lain. Setiap akuarium atau bak diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi. Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium. Aerator ditempatkan pada setiap akuarium agar keperluan oksigen untuk benih dapat tercukupi. Untuk menjaga kestabilan suhu ruangan dan suhu air digunakan heater atau dapat menggunakan kompor untuk menghemat dana. Benih umur sehari belum perlu diberi makan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sac atau kuning telur. Pada hari ketiga, benih ikan diberi makanan tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus. Selanjutnya berangsur-angsur diganti dengan makanan hidup berupa Moina cyprinacea atau yang biasa dikenal dengan kutu air dan jentik nyamuk.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">6. Pendederan.</strong></p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Benih Ikan patin dibesarkan pada kolam tebar atau bak dari semen, lebih bagus pada kolam lumpur karena mengandung banyak plankton dan fitoplankton sebagai pakan alami.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">7. Pemanenan.</strong></p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Benih ikan patin bisa dipanen sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.</p><h3 style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 4px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font: normal normal normal 0.9em/normal Arial, Helvetica, sans-serif; text-transform: uppercase; letter-spacing: 0.3em; font-weight: bold; font-size: medium; ">B. PEMELIHARAAN PEMBESARAN</h3><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Pemeliharaan Pembesaran ditujukan untuk pemenuhan Ikan Patin konsumsi. Ikan Patin dikonsumsi dalam berbagai ukuran, antara lain 200 gram sampai 1 kg. Masa panen menyesuaikan dengan permintaan pasar. Ada sebagian yang lebih senang ukuran kecil sekitar 200 gram ada yang lebih dari itu. Pada Usia 6 bulan ikan patin sudah mencapai bobot 600-700 gram.</p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Ikan Patin akan tumbuh lebih baik di kolam lumpur dengan aliran air yang mengalir cukup baik, meski demikian bisa juga dipeihara pada kolam semen yang tidak mengalir, tetapi perlu diperhatikan kualitas air agar tetap dalam konsisi yang baik. Langkah-langkah pemeliharaan Ikan Patin Sebagai Berikut:</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">1. Pemupukan</strong></p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Pada kolam lumpur idealnya perlu dilakukan pemupukan sebelum ikan patin ditebarkan. Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan makanan alami dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-banyaknya.Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700 gram/m 2.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">2. Pemberian Pakan</strong></p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Faktor yang cukup menentukan dalam budi daya ikan patin adalah faktor pemberia makanan. Faktor makanan yang berpengaruh terhadap keberhasilan budi daya ikan patin adalah dari aspek kandungan gizinya, jumlah dan frekuensi pemberin makanan. Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara (sampel). Pakan yang diberikan adalah Pelet dan bisa ditambahkan makanan alami lainnya seperti kerang, keong emas,bekicot, ikan sisa, sisa dapur dan lain-lain. Makanan alami yang diperoleh dari lingkungan selain mengandung protein tinggi juga menghemat biaya pemeliharaan.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">3. Penanganan Hama Dan Penyakit</strong></p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Salah satu kendala dan masalah Budi daya ikan patin adalah hama dan penyakit. Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung dan kolam hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Cegah akses masuk hama tersebut ke kolam atau dengan memasang lampu penerangan si sekitar kolam. Hama tersebut biasanya enggan masuk jika ada sinar lampu. Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibatadanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">4. Pemanenan Ikan Patin</strong></p><p style="text-align: justify;margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; ">Pemanenan adalah saat yang ditunggu pada budi daya ikan patin. Meski terlihat sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa aspek agar ikan tidak mengalami kerusakan,kematian, cacat saat dipanen. Sayang jika budi daya ikan patin sudah berhasil dengan baik, harus gagal hanya karena cara panen yang salah. Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong dengan kere maka ikan patin akan terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari. Pemasaran Ikan Patin dalam bentuk segar dan hidup lebih diminati oleh konsumen, karena itu diusahakann menjual dalam bentuk ini. Harga Ikan Patin Per kilogram kurang lebih Rp 15.000.</p><p style="margin-top: 15px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; font-size: medium; "><strong style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas</em></strong></p><p></p></span></span>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-68236692791155682872011-10-24T01:18:00.000-07:002011-10-24T01:25:34.922-07:00BUDIDAYA TANAMAN JARAK<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcAUJ7F6OTu-UR750q1tZNeA0_k3O-i_jWwkTap4AZYJ4jAWrDmPoSgEka4RvTZWkkWJQDolgiZOkvtSH42b1ki17R6OywqzX6baDlJ0INeuAo7NpQD66RztRXqKJh_osm4ORZqcNnV70/s1600/jarak.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcAUJ7F6OTu-UR750q1tZNeA0_k3O-i_jWwkTap4AZYJ4jAWrDmPoSgEka4RvTZWkkWJQDolgiZOkvtSH42b1ki17R6OywqzX6baDlJ0INeuAo7NpQD66RztRXqKJh_osm4ORZqcNnV70/s200/jarak.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5666971788591259682" /></a><b><span class="Apple-style-span" >ARTIKEL PERTANIAN :</span></b><br /><div><br /><span class="Apple-style-span" ><p style="padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "><span style="font-family: Arial; "><strong>PENDAHULUAN</strong></span></p><p style="padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; "></p><div style="text-align: justify; font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; ">Tanaman Jarak di Indonesia dapat tumbuh dengan baik karena kesesuaian iklim dan tanah, sehingga tumbuh bisa merata sebagai gulma. Namun karena hasil dari tanaman ini bisa diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis, maka tanaman ini kini mulai di budidayakan.</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial; ">PT. Natural Nusantara mencoba memberikan bantuan teknis budidaya tanaman ini sehingga mampu berproduksi sesuai dengan harapan yang diinginkan tanpa meninggalkan standar kuantitas, kualitas, dan kelestarian lingkungan (Aspek K-3).</div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><strong style="font-family: Arial; ">SYARAT PERTUMBUHAN</strong><p></p><p style="padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; "></p><div style="text-align: justify; font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; ">Syarat tumbuh tanaman jarak membutuhkan air 350-500 ml air sepanjang pertumbuhannya.</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial; ">Disamping faktor air, tanaman jarak ini membutuhkan syarat temperatur 20º-30ºC sepanjang hidupnya, serta ketinggian tempat yang optimal adalah 0-800 m dpl. Keluarnya biji akan sangat berkurang atau minim jika suhu mencapai 40ºC atau lebih.</div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><strong style="font-family: Arial; ">PERSIAPAN LAHAN</strong><p></p><p style="padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "></p><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; ">Pemilihan lahan yang akan digunakan untuk budidaya tanaman jarak ini biasanya memilih tanah yang kurang produktif ataupun kurang pengairan, dan ini biasanya di daerah marginal / kritis, karena tanaman jarak ini tidaklah terlalu membutuhkan syarat-syarat khusus, seperti halnya tanaman perdu lainnya. Pengolahan tanah yang standar adalah pembuatan lubang tanam dengan ukuran 30 cm x 30cm x 30cm dan jarak tanam antar barisan 2-4 meter dan jarak dalam barisan 1-2 meter tergantung varietas yang dipilih. Persiapan tanah yang bisa juga dilakukan adalah membersihkan dari gangguan gulma, terutama akar-akar ilalang yang menghasilkan alelopati / senyawa penghambat tumbuh tanaman lain.</span></div><span style="font-family: Arial; "><br /><strong>PEMBIBITAN</strong></span><p></p><p style="padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "><span style="font-family: Arial; ">Biji jarak dapat ditanam 2-3 butir biji perlubang langsung di lahan kemudian pilih tanaman yang terbaik pertumbuhannya untuk dibudidayakan. Pemeliharaan tanaman muda dilakukan dengan menyemprot dengan POC NASA dosis 2-3 tutup per tangki seminggu sekali pada pagi hari.<br /><br /><strong>MACAM-MACAM JENIS JARAK</strong></span></p><p style="padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "></p><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; ">Ada banyak sekali jenis jarak yang dapat tumbuh di tanah air kita antara lain :</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; "><br /></span></div><span style="font-family: Arial; "><div style="text-align: justify;"><em>A. Jarak Kepyar/Jepang ( Ricinus communis).</em></div><div style="text-align: justify;"><em><br /></em></div><div style="text-align: justify;">Jenis ini laku di pasaran dunia yang dikenal dengan nama castor oil plant. Jenis ini berbuah sekali dalam setahun (semusim), dengan ciri buah muda berwarna hijau dan berubah coklat setelah tua. Buahnya berduri lemah seperti rambutan. Bijinya mengandung Glycoprotein yang bersifat racun dan orang sering menyebutnya Ricin.</div><br /><em>B . Jarak Pagar/Cina (Jatropha curcas )</em></span><p></p><p style="padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "><span style="font-family: Arial; ">Jenis ini berbuah terus menerus (tahunan). Jenis jarak ini yang dianjurkan ditanam, yaitu:<br />- Asembagus 22 : kandungan minyak 55-57%<br />- Asembagus 60 : kandungan minyak 48-52%<br />- Asembagus 81 : kandungan minyak 51-54%<br /><br />Komposisi biji jarak terdiri dari 20% kulit dan 80% biji (daging), mengandung 40-60% minyak. Kandungan minyak mentahnya 32-48% dan sisanya adalah ampas.<br /><br /><strong>PEMELIHARAAN</strong></span></p><p style="padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "></p><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; ">Yang penting diperhatikan adalah tanaman jarak ini mempunyai sifat kurang suka air sehingga kelebihan air (terendam) justru akan merugikan pertumbuhan tanaman, namun jika panas terik berlangsung hingga 3-4 bulan penyiraman perlu sesekali dilakukan untuk menghindari kematian akibat kekeringan.</span></div><span style="font-family: Arial; "><div style="text-align: justify;">Lakukan penyiangan gulma jika tanaman mulai terganggu baik pertumbuhan bagian atas dalam persaingan terhadap cahaya maupun perakaran yaitu penyerapan hara.</div><br /><strong>PEMUPUKAN</strong></span><p></p><p style="padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "></p><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; ">Untuk pertumbuhan yang baik berikan pupuk dasar yaitu pupuk kandang di samping pupuk anorganik pada saat tanam.</span></div><span style="font-family: Arial; "><br /></span><p></p><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "><colgroup><col width="82" span="2"><col width="144"></colgroup><tbody><tr height="43"><td width="82" height="43"><div align="center">Jenis Pupuk</div></td><td width="82">Dosis (kg/ha)</td><td width="144"><div align="center">Waktu Pemupukan</div></td></tr><tr height="24"><td height="24"><div align="center">Urea</div></td><td><div align="center">50</div></td><td><div align="center">Saat tanam</div></td></tr><tr height="24"><td height="24"><div align="center">SP-36</div></td><td><div align="center">75</div></td><td><div align="center">Saat tanam</div></td></tr><tr height="24"><td height="24"><div align="center">KCl</div></td><td><div align="center">50</div></td><td><div align="center">2 minggu setelah tanam</div></td></tr><tr height="24"><td height="24"><div align="center">Urea</div></td><td><div align="center">100</div></td><td><div align="center">1 bulan setelah tanam</div></td></tr></tbody></table><br /><strong style="font-style: italic; font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; ">Catatan : tidak berlaku mutlak/bervariasi untuk masing - masing daerah.</strong><br /><br /><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; ">Akan lebih baik ditambah SUPERNASA atau POWER NUTRITION dosis 1 botol untuk ± 200 tanaman . Satu botol SUPERNASA atau POWER NUTRITION diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman perpohon.</span></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;">Penyemprotan dengan POC NASA dosis 3-4 tutup + HORMONIK dosis 1 tutup per tangki setiap 1 bulan sekali dianjurkan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas.</div></span><br /><strong style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; ">PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT</strong></span><div><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" ><strong></strong></span><b style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "><br /><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; ">Tanaman jarak sebenarnya jarang diserang hama ataupun penyakit, namun bisa jadi terserang jika saja kondisi lahan kurang bersih ataupun ada semak yang dapat menjadi inang sementara bagi hama-hama tertentu. Pengendalian hama terpadu yaitu dengan menjaga kebersihan lahan merupakan tindakan preventif yang paling mudah dilakukan sebelum hama menjadi tak terkendali dan merugikan.</span></div></b><div style="text-align: justify; font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; ">Hama yang kadang menyerang tanaman jarak adalah sejenis kutu putih. Tanaman jarak sering tumbuh liar sehingga kutu putih sering menjadikannya inang sementara. Untuk pencegahannya gunakan PESTONA dan PENTANA + AERO 810 secara bergantian.</div><div style="text-align: justify; font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; ">Disamping kutu putih , jarak juga mungkin diserang ulat yang menyerang daun, yang bisa dicegah dengan PESTONA dan PENTANA + AERO 810 Lakukan penyemprotan dengan PESTONA dan PENTANA + AERO 810 secara bergantian untuk pencegahan , satu minggu sekali disemprotkan merata di atas dan di bawah helai daun .</div><div style="text-align: justify; font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; ">Sebagai pencegahan terhadap penyakit yang disebabkan jamur, sebaiknya sebelum tanam disebarkan 1 pak Natural GLIO ditambah 25-30 kg pupuk kandang dan didiamkan seminggu.</div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><strong style="font-style: italic; font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, serif; font-style: normal; font-weight: normal; "><strong style="font-style: italic; font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; ">Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternatif terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki</strong></span></div></strong><br /><strong style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; ">MASA PANEN</strong></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "><span class="Apple-style-span" ><strong></strong><b><br /><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; ">Masa berbunga terjadi setelah tanaman berumur sekitar 60-70 hari dan buah mulai dapat dipanen setelah umur tanaman sekitar 100-110 hari, yang biasanya jatuh dimusim panas yaitu bulan Agustus hingga Oktober. Buah yang terlambat panen akan melenting dan berhamburan sehingga disarankan panen harus benar-benar tepat waktu. Produksi yang dapat dicapai sekitar 1-3 ton/ha.</span></div></b><br /><strong>PEMANFAATAN HASIL</strong></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" ><strong></strong></span><b style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "><br /><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; ">Pada masa Jepang minyak jarak diolah menjadi minyak pelumas persenjataan yang handal, karena sangat kental, Berat jenisnya ± 0,96 dan sangat sukar untuk dilarutkan, sehingga mudah dibedakan dari minyak lain. Sebagian besar produksinya dipergunakan sebagai minyak lumas untuk mesin yang berputar cepat; salah satu keuntungan dari minyak jarak ini adalah bahwa dia tidak menetes, tidak meninggalkan sisa bakar dan tidak larut dalam bensin; sifat-sifat yang besar artinya dalam keperluan penerbangan dan telah memberinya tempat yang tetap disamping minyak- minyak mineral yang telah mendesaknya walaupun daya pelumasnya yang cukup besar</span></div></b><div style="text-align: justify; font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; ">Selain itu biji Jarak ricinus kaya akan enzyme lipase yang dapat menguraikan lemak dan minyak menjadi asam-asam lemak yang bebas dan glycerin. Asam lemak tersebut dapat dipergunakan oleh pabrik lilin, dan setelah dinetralisir dengan soda atau kalium karbonat (potas), menghasilkan sabun keras atau lunak.</div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;">Di perusahaan-perusahaan batik, minyak jarak berperan juga dalam pewarnaan kain katun yang akan diberi warna dengan mengkudu. Bahkan akhir-akhir ini dengan peningkatan harga BBM dimulai penanaman tanaman jarak besar-besaran untuk alternatif lain dari bahan bakar minyak yang dipadukan dengan paket reboisasi lahan kritis sehingga bisa berpengaruh positif bagi perekonomian dan juga kelestarian lahan di seluruh nusantara.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sumber : <a href="http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-jarak.html">Click here</a></div></span></span></div></div>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-64000523917083756412011-08-20T03:22:00.000-07:002011-09-27T02:03:11.036-07:00BUDIDAYA BUAYA<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTASzWtmPfOKTqPV1-k6DMdpF_h6S3GPWXmRt9zTqKddIMFWknk9UKk_4Yafw6wsKmkbaFFSSs7jBwrido-VXzlvO_BpkAn4TIMNk9Z3Z2fI0NUc0PO7DdvhLb5rulSQr-PZySJIOM3NU/s1600/siamesecrocodilevietnam.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTASzWtmPfOKTqPV1-k6DMdpF_h6S3GPWXmRt9zTqKddIMFWknk9UKk_4Yafw6wsKmkbaFFSSs7jBwrido-VXzlvO_BpkAn4TIMNk9Z3Z2fI0NUc0PO7DdvhLb5rulSQr-PZySJIOM3NU/s320/siamesecrocodilevietnam.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5642882607686384434" /></a><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: medium; line-height: 18px; "><b>ARTIKEL PETERNAKAN :</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: medium; line-height: 18px; "><br /></span></div><div style="text-align: left;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: medium; line-height: 18px; ">Buaya adalah salah satu dari sedikit mahkluk hidup</span></div><div style="text-align: left;font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; "><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium; ">yang benar-benar tidak berubah sejak zaman</span></div><span class="Apple-style-span"><div style="text-align: left;font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; ">dinosaur. Pada tahun-tahun terakhir ini, habitat</div><div style="text-align: left;font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; ">buaya semakin terpuruk karena hutan rimba dibuka untuk</div><div style="text-align: left;font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; ">pertanian dan industri, dan rawa-rawa serta sungai</div><div style="text-align: left;font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; ">dikeringkan atau diubah menjadi konstruksi bendungan</div><div style="text-align: left;font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; ">untuk irigasi dan pembangkit tenaga listrik. Ditambah lagi</div><div style="text-align: left;font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; ">dengan pemburuan liar buaya untuk diambil kulitanya yang</div><div style="text-align: left;font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; ">berharga mahal, menyebabkan kebanyakan jenis buaya</div><div style="text-align: left;font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; ">hampir punah. Yang menyedihkan lagi, buaya sering</div><div style="text-align: left;font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; ">dibunuh hanya karena manusia tidak senang pada</div><div style="text-align: left;font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; ">binatang ini, karena menakutkan dan membahayakan.</div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><br /></span></span></div><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; "><div style="text-align: justify;">Buaya umumnya menghuni habitat perairan air tawar, namun ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara. Makanan utama buaya adalah hewan- hewan bertulang belakang seperti bangsa ikan, reptil dan mamalia ( kadang- kadang juga manusia ) terkadang juga memangsa molusca dan crushtea bergantung pada spesiesnya. Buaya merupakan hewan purba, yang hanya sedikit berubah karena evolusi semenjak zaman Dinosaurus.Seperti bangsa- bangsa reptil yang hidup di air, cara makan mereka sedikit berbeda dengan hewan- hewan yang lain, biasanya mereka menyimpan makanan mereka sampai busuk di dalam air ato di sarang- sarang mereka</div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><u style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; "><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, serif; line-height: normal; -webkit-text-decorations-in-effect: none; "><u style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; ">Perkembangbiakan</u><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"> </span></span></span></div></u><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; "><strong></strong></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; "><a href="http://sri7575.blogdetik.com/files/2011/04/presentation1-150x150.gif" imageanchor="1" style="text-align: justify; text-decoration: none; clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; "><span class="Apple-style-span"><img alt="Bayi Buaya" border="0" class="aligncenter size-thumbnail wp-image-42" height="200" src="http://sri7575.blogdetik.com/files/2011/04/presentation1-150x150.gif" width="200" style="border-top-style: none; border-right-style: none; border-bottom-style: none; border-left-style: none; border-width: initial; border-color: initial; position: relative; padding-top: 8px; padding-right: 8px; padding-bottom: 8px; padding-left: 8px; " /></span></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><b style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; "><span></span></b><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; ">Perkembangbiakan Buaya sangat sering terjadi pada musim hujan. Pada musim bertelur dibulan November sampai dengan bulan April seekor induk betina mampu menghasilkan 30-60 butir telur dan akan menetas dalam tempo tiga bulan. Suhu yang optimum bagi telur untuk menetas adalah sebesar 31,6 derajat celcius. Disaat-saat seperti ini induk betina akan berubah menjadi sangat buas. Induk betina biasanya menyimpan telur-telurnya dengan membenamkannya di tanah atau di bawah seresah daun. Dan kemudian induk tersebut menunggu dari jarak beberapa meter.</div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; "><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; "><u>Kerajinan Kulit Buaya</u> </div><div style="text-align: left; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; "><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmnV3ESaWSPNnKKw7cguQTRuERUcSlOnWYAaShw5IFAplNUJ4CMQUcTtcZ0vIl48HCbFWZT9mDdYWw-JYQWBybD4iIIczcQeqlpuc9bw4UcwlhqRLhE6E4RX4hdzkxI2rjKBXXDnxSOBM/s1600/Kulit+buaya+rawa+-+kepala%255B7%255D.jpg" imageanchor="1" style="text-align: justify; text-decoration: none; clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; "><span class="Apple-style-span"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmnV3ESaWSPNnKKw7cguQTRuERUcSlOnWYAaShw5IFAplNUJ4CMQUcTtcZ0vIl48HCbFWZT9mDdYWw-JYQWBybD4iIIczcQeqlpuc9bw4UcwlhqRLhE6E4RX4hdzkxI2rjKBXXDnxSOBM/s200/Kulit+buaya+rawa+-+kepala%255B7%255D.jpg" width="200" style="border-top-style: none; border-right-style: none; border-bottom-style: none; border-left-style: none; border-width: initial; border-color: initial; position: relative; padding-top: 8px; padding-right: 8px; padding-bottom: 8px; padding-left: 8px; " /></span></a><div style="text-align: justify;">Tujuan penting proyek buaya adalah peningkatan pendapatan rakyat setempat. Di sungai ini terdapat jenis buaya Papua yang sangat terkenal, yakni buaya muara (Crocodile porossus) danbuaya darat (Crocodile novaquinea). Dua jenis buaya ini menjadi sumber hidup utama masyarakat. Masyarakat memburu dan menangkap buaya </div></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; ">untuk dimakan sebagai makanan, dan untuk dijual kepada pengusaha ilegal. Sama halnya dengan kebanyakan desa di pedalaman Papua, perjalanan ke kota yang terdekat makan waktu beberapa hari pakai prahu dan lewat darat, dan hubunganutama dengan tempat lain di propinsi merupakan sebuah landasan terbang sementara. Sampai baru-baru ini, sebenarnya sumber pendapatan </div><div style="text-align: left; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; "><div style="text-align: justify;">yang satu-satunya hanya dari pemburuan buaya atas permintaan tengkulak/juragan</div><div style="text-align: justify;">kulit illegal yang membayar imbalan sedikit sekali pada orang setempat dan mendorong </div></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; ">mereka untuk membunuh buaya dewasa sembarangan<span style="color: black; ">.</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; "><span style="color: black; "><br /></span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 18px; "><span style="color: black; "><a href="http://antokhttfactory.blogspot.com/2011/08/beternak-buaya.html">Sumber Tulisan</a></span></div></span>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-83228278909099218152011-08-20T03:09:00.000-07:002011-08-20T03:15:34.189-07:00CARA MEMELIHARA KURA-KURA<span class="Apple-style-span"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZBmLzKjduJLn_e9-BNrANymr94cpoZnUlSFIwliSRlPgYhB9suTwbUnrOaTosHQCddBDpD9eHYVMXOW_74Y0V-sKCB7Fhwb68qlxxk11zfZrShmJ__wUHT32rSXOBBK80Y8pAeZw7XV8/s1600/kura+bra.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 275px; height: 183px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZBmLzKjduJLn_e9-BNrANymr94cpoZnUlSFIwliSRlPgYhB9suTwbUnrOaTosHQCddBDpD9eHYVMXOW_74Y0V-sKCB7Fhwb68qlxxk11zfZrShmJ__wUHT32rSXOBBK80Y8pAeZw7XV8/s320/kura+bra.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5642879248987409410" /></a><span class="Apple-style-span"><div style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; text-align: justify; line-height: 16px; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><b>ARTIKEL PETERNAKAN :</b></span></div><div style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; text-align: justify; line-height: 16px; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">
<br /></span></div><div style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; text-align: justify; line-height: 16px; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Seperti banyak reptil dan amfibi lainnya, kura-kura cukup menarik bagi anak-anak untuk memelihara. Namun demikian, banyak orang membeli kura-kura hanya karena didasarkan pada “faktor trend”, tanpa memperhitungkan kebutuhan khusus kura kura tersebut. Bila Anda membeli kucing atau anjing, selalu ada beberapa persiapan yang cukup matang untuk memastikan kesehatan si hewan agar dapat hidup dengan baik dan berumur panjang seperti memastikan adanya bekas operasi, luka dan lain lain, belum lagi peralatan seperti mainan, anjing rumah, dan produk perawatan. Namun memelihara kura kura tidaklah serumit itu. Jika anda sering mendengar kasus kematian di penangkaran, hal tersebut lebih disebabkan karena mereka tidak ditangani dengan benar. Jika tepat prosedur perawatannya, kura-kura dapat hidup selama beberapa dekade, tetapi hal ini membutuhkan perhatian Anda membayar makanan mereka, pengaturan hidup, dan pengobatan.</span></div><div style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; text-align: justify; line-height: 16px; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "> Hal yang perlu diperhatikan dalam memelihara kura kura agar selalu sehat:</span></div><ol style="margin-top: 1em; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 2em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: decimal; list-style-position: inside; list-style-image: initial; line-height: 16px; "><li style="margin-top: 0.2em; margin-right: 0px; margin-bottom: 0.2em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; background-attachment: initial; background-color: initial; background-image: none; float: none; line-height: 1.2em; text-align: justify; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Memastikan kura-kura memiliki ruang yang cukup untuk hidup, memastikan ruangan tersebut cukup cahaya, kelembaban yang terjaga, adanya air bersih, dan lampu berjemur</span></li><li style="margin-top: 0.2em; margin-right: 0px; margin-bottom: 0.2em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; background-attachment: initial; background-color: initial; background-image: none; float: none; line-height: 1.2em; text-align: justify; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Dalam beberapa kasus, orang-orang memilih untuk mencoba menciptakan sebuah habitat alami penyu seasli mungkin artinya kura kura akan memiliki siklus hidup da berkembang biak seperti saat ia di alam. Kelemahan dari cara ini kura kura akan memliki sifat yang tertutup terutama saat periode musim bertelur karena sejatinya kura kura akan bersembunyi saat membuat sarang dan enggan diganggu.</span></li><li style="margin-top: 0.2em; margin-right: 0px; margin-bottom: 0.2em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; background-attachment: initial; background-color: initial; background-image: none; float: none; line-height: 1.2em; text-align: justify; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Beberapa hobiis di luar negeri menggunakan pendingin untuk mencoba dan menciptakan kondisi ideal bagi penyu untuk melakukan hibernasi/ istirahat panjang. Praktik ini tidak disarankan karena alasan sederhana bahwa jika kura kura tidak memiliki kemampuan adaptasi yang baik maka jika terjadi kenaikan suhu tiba-tiba, tidur kura kura akan terganggu, dan dalam beberapa kasus justru berakibat fatal. Cara terbaik adalah untuk tidak membiarkan kura-kura Anda hibernate sama sekali jika anda berencana menyimpannya di dalam ruangan.</span></li><li style="margin-top: 0.2em; margin-right: 0px; margin-bottom: 0.2em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; background-attachment: initial; background-color: initial; background-image: none; float: none; line-height: 1.2em; text-align: justify; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Ketika Anda memelihara kura-kura dalam rumah, penting untuk mempertimbangkan hal berikut: pastikan kapasitas tangki pemeliharaan mampu menanmpung minimal 40 galon. Harus ada ruang yang cukup untuk meletakkan Kura-kura Anda juga harus mempunyai tempat di mana dapat <span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 21px; ">berjemur di panas matahari. temperatur yang ideal untuk habitat penyu sangat tergantung pada jenisnya seperti kura-kura darat dapat mempertahankan panas tubuh lebih lama daripada kura-kura akuatik. Untuk itu disarankan tidak terlalu mengambil kura-kura keluar dari tempat pemeliharaan secara sering. perubahan suhu tiba tiba dapat mempengaruhi sistem kekebalan reptil, karena mereka adalah hewan berdarah dingin dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan perubahan.</span></span></li><li style="margin-top: 0.2em; margin-right: 0px; margin-bottom: 0.2em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; background-attachment: initial; background-color: initial; background-image: none; float: none; line-height: 1.2em; text-align: justify; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Juga, ingatlah untuk mencuci tangan setelah memegang kura-kura Anda, untuk menghindari kontaminasi. Memang Tidak semua kura-kura membawa salmonella, akan tetapi agar lebih aman bagi kesehatan maka menjaga kebersihan baik bagi diri sendiri maupun kura kura dan habitatnya tetap menjadi prioritas.</span></li><li style="margin-top: 0.2em; margin-right: 0px; margin-bottom: 0.2em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; background-attachment: initial; background-color: initial; background-image: none; float: none; line-height: 1.2em; text-align: justify; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">pada kura kura akuatik, sebisa mungkin hindari, menggunakan air keran untuk aquarium karena mengandung senyawa seperti klorin dan fluoride yang dapat mengganggu keseimbangan ph. Gunakan mata air alami untuk air minum kura-kura dan de-diklorinasi air untuk area berenang. Anda dapat mengurangi kadar klorin dalam air dengan membiarkannya terlebih dahulu selama 24 jam sebelum digunakan. Beberapa orang beranggapan bahwa menggunakan air diklorinasi membantu mencegah pembentukan bakteri mematikan,</span></li><li style="margin-top: 0.2em; margin-right: 0px; margin-bottom: 0.2em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; background-attachment: initial; background-color: initial; background-image: none; float: none; line-height: 1.2em; text-align: justify; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Hindari menggunakan kulit kayu atau serpihan kayu di sangkar tempat tinggal kura-kura. Kulit kayu dapat menimbulkan masalah dengan kura-kura karena mungkin saja terterlan. Selain itu, kayu juga akan menyebabkan kandang terkontaminasi sangat cepat dengan jamur. Solusinya letakkan kandang di sebuah ruangan di mana pencahayaan tidak berubah terlalu sering. Turtles umumnya membutuhkan 12 jam sinar matahari, dan menggunakan lampu UV sehingga kura-kura akan terbantu mendapatkan jumlah vitamin D3 untuk tetap sehat. Inilah sebabnya mengapa kura-kura berjemur di matahari di alam liar.</span></li><li style="margin-top: 0.2em; margin-right: 0px; margin-bottom: 0.2em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; background-attachment: initial; background-color: initial; background-image: none; float: none; line-height: 1.2em; text-align: justify; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Kura-kura Anda juga harus mempunyai tempat persembunyian sederhana untuk beristirahat ketika bosan berada di tempat terbuka. Gunakan media yang tidak beracun dan berbahaya seperti batu alam Jika Anda ingin menambahkan vegetasi untuk aquarium kura-kura Anda, pastikan tanaman tersebut tidak beracun bagi kura-kura, karena ada kemungkinan besar mereka akan mencoba untuk memakannya.</span></li><li style="margin-top: 0.2em; margin-right: 0px; margin-bottom: 0.2em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; background-attachment: initial; background-color: initial; background-image: none; float: none; line-height: 1.2em; text-align: justify; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Selalu awasi penyu sehingga aman dari gangguan anak-anak kecil, atau binatang peliharaan rumah. Jangan lupa untuk tetap memperhatikan perilaku kura-kura Anda, dan merawatnya. Seekor penyu bukan benda mati, ia adalah makhluk hidup dan cukup cerdas untuk mengetahui siapa teman-teman dan musuhnya. Memelihara kura kura dapat member hiburan bagi seluruh keluarga, dan merupakan salah satu cara. <a href="http://carabudidaya.com/cara-merawat-kura-kura/">(Sumber Tulisan)</a></span></li></ol><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span"><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center; color: rgb(110, 103, 91); "><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAexvZeutY1IiBFLWmGhfaJZLICq1LNgQrAcEyYTQLb9g5CmoTPXNORdPVti9LrtTI1SQ9CR3imwUTLGtKdm8EasZfC9oWQojFm-M-2OfI1wWovBLYHymsoDOLPhVFbyuar2sIe4V12CA/s1600/budidaya+kura.jpg" imageanchor="1" style="color: rgb(239, 157, 0); text-decoration: none; outline-style: none; outline-width: initial; outline-color: initial; margin-left: 1em; margin-right: 1em; "><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAexvZeutY1IiBFLWmGhfaJZLICq1LNgQrAcEyYTQLb9g5CmoTPXNORdPVti9LrtTI1SQ9CR3imwUTLGtKdm8EasZfC9oWQojFm-M-2OfI1wWovBLYHymsoDOLPhVFbyuar2sIe4V12CA/s320/budidaya+kura.jpg" width="320" style="border-top-width: 1px; border-right-width: 1px; border-bottom-width: 1px; border-left-width: 1px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; border-top-style: none; border-right-style: none; border-bottom-style: none; border-left-style: none; border-top-color: rgb(199, 203, 204); border-right-color: rgb(199, 203, 204); border-bottom-color: rgb(199, 203, 204); border-left-color: rgb(199, 203, 204); margin-top: 0px; margin-right: 4px; margin-bottom: 4px; margin-left: 0px; border-width: initial; border-color: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; " /></a></div><div style="color: rgb(110, 103, 91); ">
<br /></div><span class="Apple-style-span"><a href="http://www.anneahira.com/budidaya-kura-kura-11645.htm" title="Budidaya kura-kura" style="text-decoration: none; outline-style: none; outline-width: initial; outline-color: initial; ">Budidaya kura-kura</a> merupakan salah satu hal penting dan mulia untuk dilakukan. Terkait dengan kondisi binatang yang memiliki cangkang keras ini, yang kian sedikit keberadaannya di alam bebas.</span></div><div>Salah satu penyebab adalah adanya eksplorasi liar dari manusia, yang menjadikan<a href="http://www.anneahira.com/kura-kura-lucu.htm" title="kura kura lucu" style="text-decoration: none; outline-style: none; outline-width: initial; outline-color: initial; ">kura-kura</a> sebagai komoditi. Baik untuk dinikmati dagingnya sebagai salah satu menu makanan yang berharga mahal. Atau memanfaatkan cangkang kura-kura yang memiliki nilai tinggi.
<br /></div><div>Pelestarian Kura-Kura</div><div>Banyak orang yang memiliki kesulitan saat hendak melakukan budidaya kura-kura. Salah satu alasannya adalah bahwa dalam proses pembudidayaannya, dibutuhkan ketelitian serta ketelatenan. Khususnya saat Anda hendak menetaskan <a href="http://www.anneahira.com/telur-kura-kura.htm" title="telur kura kura" style="text-decoration: none; outline-style: none; outline-width: initial; outline-color: initial; ">telur</a> sebagai proses awal pembudidayaan kura-kura.</div><div>Penetasan telur merupakan bagian paling <a href="http://www.anneahira.com/bangunan-anti-gempa.htm" title="bangunan anti gempa" style="text-decoration: none; outline-style: none; outline-width: initial; outline-color: initial; ">rawan</a>. Ada kesalahan sedikit saja, akan berakibat telur gagal menetas. Pengembangbiakan kura-kura akan sedikit terhambat jika telur gagal menetas. Dari proses penetasan telur inilah, jumlah kura-kura baru akan menambah jumlah kura-kura di alam bebas, bisa diketahui perkembangannya.</div><div>
<br />Cara Budidaya Kura-Kura</div><div>Rumitnya proses penetasan telur dalam kegiatan budidaya kura-kura ini, Anda harus mempersiapkannya dengan teliti. Hal ini terkait demikian rentan dan pekanya telur kura-kura terhadap kondisi <a href="http://www.anneahira.com/energi-alternatif-ramah-lingkungan.htm" title="energi alternatif ramah lingkungan" style="text-decoration: none; outline-style: none; outline-width: initial; outline-color: initial; ">lingkungan</a>. Diperlukan juga kejelian Anda untuk mengamati perkembangan telur-telur yang sedang dalam proses penetasan tersebut. Ini merupakan salah satu kunci untuk menentukan keberhasilan penetasan buatan yang Anda lakukan.</div><div>Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses budidaya kura-kura, khususnya dalam proses penetasan telur adalah :</div><div><ul><li>Mempersiapkan media pengeraman yang tepat. Beberapa media yang bisa digunakan sebagai bahan pengeraman buatan di antaranya adalah <a href="http://www.anneahira.com/pasir-pantai.htm" title="pasir pantai" style="text-decoration: none; outline-style: none; outline-width: initial; outline-color: initial; ">pasir</a>, peat moss, pupuk tanaman, atau juga vermiculite.</li></ul><ul><li>Tingkat kelembaban lingkungan. Suhu yang disarankan berkisar pada angka 26-28 derajat celcius. Hal ini bisa diketahui dengan cara meletakkan <a href="http://www.anneahira.com/alat-memancing.htm" title="alat memancing" style="text-decoration: none; outline-style: none; outline-width: initial; outline-color: initial; ">alat</a>pengukur suhu pada lokasi penetasan.</li></ul><ul><li>Kehangatan suhu dalam <a href="http://www.anneahira.com/media-jamur-merang.htm" title="media jamur merang" style="text-decoration: none; outline-style: none; outline-width: initial; outline-color: initial; ">media</a> pengeraman.</li></ul><ul><li>Kestabilan posisi telur. Telur yang terlalu sering berpindah posisi, akan berdampak pada rusaknya <a href="http://www.anneahira.com/anatomi.htm" title="anatomi" style="text-decoration: none; outline-style: none; outline-width: initial; outline-color: initial; ">embrio</a> sehingga telur gagal menetas. Untuk itu, telur yang ditetaskan jangan sampai tertutup sepenuhnya dengan media eram.
<br />
<br />Sisakan sedikit bagian agar bisa terlihat kondisinya. Untuk mengetahui posisinya, tandai bagian yang terlihat tersebut menggunakan <a href="http://www.anneahira.com/celana-pensil.htm" title="celana pensil" style="text-decoration: none; outline-style: none; outline-width: initial; outline-color: initial; ">pensil</a>. Sehingga jika posisinya berubah, bisa cepat diketahui.</li></ul><ul><li>Ada tidaknya telur rusak. Jika Anda menemukan telur yang rusak atau membusuk, harus cepat dipindahkan atau dibuang dari media penetasan. Jika tidak dilakukan berpotensi merusak telur lain yang <a href="http://www.anneahira.com/makanan-diet-sehat.htm" title="makanan diet sehat" style="text-decoration: none; outline-style: none; outline-width: initial; outline-color: initial; ">sehat</a>. <a href="http://duniapeliharaan.blogspot.com/2011/01/hal-penting-dalam-budidaya-kura-kura.html">(Sumber Tulisan)</a></li></ul></div></span></span></div></span></span>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-39349307728712219932011-08-20T03:00:00.001-07:002011-08-20T03:04:09.982-07:00BUDIDAYA BURUNG WALET<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6DvQn9eBgQLVv5pRSm5uNgoj1qICQFMP5qSHU4cnCqV_OLtjVoYL5Feh0tjfBlcY3LvZ7A3T7MD35vHx_MYlmptYrEOLBDCEIKoga1wgMHQ9Gt6BKHaI-03Y3E1csSPl9xSlki7k8mrM/s1600/662499_walet.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 122px; height: 121px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6DvQn9eBgQLVv5pRSm5uNgoj1qICQFMP5qSHU4cnCqV_OLtjVoYL5Feh0tjfBlcY3LvZ7A3T7MD35vHx_MYlmptYrEOLBDCEIKoga1wgMHQ9Gt6BKHaI-03Y3E1csSPl9xSlki7k8mrM/s320/662499_walet.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5642876711981274402" /></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Century Gothic', AppleGothic, Arial, sans-serif; line-height: 18px; "><span class="Apple-style-span" ><b><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; ">ARTIKEL PETERNAKAN :</p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; ">walet, jenis-jenis burung walet, manfaat burung walet, persyaratan lokasi budidaya burung walet, pedoman teknis budidaya burung walet, hama dan penyakit burung walet dan lain-lain.<span class="Apple-style-span" ><span id="more-12882" style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; "></span></span></p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; ">1. SEJARAH SINGKAT</p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; ">Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur. Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil, dan memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing, kakinya sangat kecil begitu juga paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah hinggap di pohon. Burung walet mempunyai kebiasaan berdiam di gua-gua atau rumah-rumah yang cukup lembab, remang-remang sampai gelap dan menggunakan langit-langit untuk menempelkan sarang sebagai tempat beristirahat dan berbiak.</p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; ">2. SENTRA PERIKANAN</p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; ">Sentra Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah</p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; ">3. JENIS</p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; ">Klasifikasi burung walet adalah sebagai berikut:
<br />Superorder : Apomorphae
<br />Order : Apodiformes
<br />Family : Apodidae
<br />Sub Family : Apodenae
<br />Tribes : Collacaliini
<br />Genera : Collacalia
<br />Species : Collacaliafuciphaga</p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; ">4. MANFAAT</p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; ">Hasil dari peternakan walet ini adalah sarangnya yang terbuat dari air liurnya (saliva). Sarang walet ini selain mempunyai harga yang tinggi, juga dapat bermanfaat bagi duni kesehatan. Sarang walet berguna untuk menyembuhkan paru-paru, panas dalam, melancarkan peredaran darah dan penambah tenaga.</p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; ">5. PERSYARATAN LOKASI</p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; ">Persyaratan lingkungan lokasi kandang adalah:</p><ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; text-align: justify; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1000 m dpl.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Daerah yang jauh dari jangkauan pengaruh kemajuan teknologi dan perkembangan masyarakat.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Daerah yang jauh dari gangguan burung-burung buas pemakan daging.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai, danau, sungai, rawa-rawa merupakan daerah yang paling tepat.</li></ol><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; ">6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA</p><ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; text-align: justify; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Penyiapan Sarana dan Peralatan<ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Suhu, Kelembaban dan Penerangan
<br />Gedung untuk kandang walet harus memiliki suhu, kelembaban dan penerangan yang mirip dengan gua-gua alami. Suhu gua alami berkisar antara 24-26 derajat C dan kelembaban ± 80-95 %. Pengaturan kondisi suhu dan kelembaban dilakukan dengan:<p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; "></p><ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Melapisi plafon dengan sekam setebal 2° Cm</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Membuat saluran-saluran air atau kolam dalam gedung.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Menggunakan ventilasi dari pipa bentuk “L” yang berjaraknya 5 m satu lubang, berdiameter 4 cm.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Menutup rapat pintu, jendela dan lubang yang tidak terpakai.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Pada lubang keluar masuk diberi penangkal sinar yang berbentuk corong dari goni atau kain berwarna hitam sehingga keadaan dalam gedung akan lebih gelap. Suasana gelap lebih disenangi walet.</li></ol></li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Bentuk dan Konstruksi Gedung
<br />Umumnya, rumah walet seperti bangunan gedung besar, luasnya bervariasi dari 10×15 m 2 sampai 10×20 m 2 . Makin tinggi wuwungan (bubungan) dan semakin besar jarak antara wuwungan dan plafon, makin baik rumah walet dan lebih disukai burung walet. Rumah tidak boleh tertutup oleh pepohonan tinggi. Tembok gedung dibuat dari dinding berplester sedangkan bagian luar dari campuran semen. Bagian dalam tembok sebaiknya dibuat dari campuran pasir, kapur dan semen dengan perbandingan 3:2:1 yang sangat baik untuk mengendalikan suhu dan kelembaban udara. Untuk mengurangi bau semen dapat disirami air setiap hari. Kerangka atap dan sekat tempat melekatnya sarang-sarang dibuat dari kayu-kayu yang kuat, tua dan tahan lama, awet, tidak mudah dimakan rengat. Atapnya terbuat dari genting. Gedung walet perlu dilengkapi dengan roving room sebagai tempat berputar-putar dan resting room sebagai tempat untuk beristirahat dan bersarang. Lubang tempat keluar masuk burung berukuran 20×20 atau 20×35 cm 2 dibuat di bagian atas. Jumlah lubang tergantung pada kebutuhan dan kondisi gedung. Letaknya lubang jangan menghadap ke timur dan dinding lubang dicat hitam.</li></ol></li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Pembibitan
<br />Umumnya para peternak burung walet melakukan dengan tidak sengaja. Banyaknya burung walet yang mengitari bangunan rumah dimanfaatkan oleh para peternak tersebut. Untuk memancing burung agar lebih banyak lagi, pemilik rumah menyiapkan tape recorder yang berisi rekaman suara burung Walet. Ada juga yang melakukan penumpukan jerami yang menghasilkan serangga-serangga kecil sebagai bahan makanan burung walet.<p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; "></p><ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Pemilihan Bibit dan Calon Induk
<br />Sebagai induk walet dipilih burung sriti yang diusahakan agar mau bersarang di dalam gedung baru. Cara untuk memancing burung sriti agar masuk dalam gedung baru tersebut dengan menggunakan kaset rekaman dari wuara walet atau sriti. Pemutaran ini dilakukan pada jam 16.00–18.00, yaitu waktu burung kembali mencari makan.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Perawatan Bibit dan Calon Induk
<br />Di dalam usaha budidaya walet, perlu disiapkan telur walet untuk ditetaskan pada sarang burung sriti. Telur dapat diperoleh dari pemilik gedung walet yang sedang melakukan “panen cara buang telur”. Panen ini dilaksanakan setelah burung walet membuat sarang dan bertelur dua butir. Telur walet diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Telur yang dibuang dalam panen ini dapat dimanfaatkan untuk memperbanyak populasi burung walet dengan menetaskannya di dalam sarang sriti.<p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; "></p><ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Memilih Telur Walet
<br />Telur yang dipanen terdiri dari 3 macam warna, yaitu :<p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; "></p><ul style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Merah muda, telur yang baru keluar dari kloaka induk berumur 0–5 hari.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Putih kemerahan, berumur 6–10 hari.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Putih pekat kehitaman, mendekati waktu menetas berumur 10–15 hari.
<br />Telur walet berbentuk bulat panjang, ukuran 2,014×1,353 cm dengan berat 1,97 gram. Ciri telur yang baik harus kelihatan segar dan tidak boleh menginap kecuali dalam mesin tetas. Telur tetas yang baik mempunyai
<br />kantung udara yang relatif kecil. Stabil dan tidak bergeser dari tempatnya. Letak kuning telur harus ada ditengah dan tidak bergerak-gerak, tidak ditemukan bintik darah. Penentuan kualitas telur di atas dilakukan dengan peneropongan.</li></ul></li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Membawa Telur Walet
<br />Telur yang didapat dari tempat yang jaraknya dekat dapat berupa telur yang masih muda atau setengah tua. Sedangkan telur dari jarak jauh, sebaiknya berupa telur yang sudah mendekati menetas. Telur disusun dalam spon yang berlubang dengan diameter 1 cm. Spon dimasukkan ke dalam keranjang plastik berlubang kemudian ditutup.
<br />Guncangan kendaraan dan AC yang terlalu dingin dapat mengakibatkan telur mati. Telur muda memiliki angka kematian hampir 80% sedangkan telur tua lebih rendah.</li></ol></li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Penetasan Telur Walet<ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Cara menetaskan telur walet pada sarang sriti.
<br />Pada saat musim bertelur burung sriti tiba, telur sriti diganti dengan telur walet. Pengambilan telur harus dengan sendok plastik atau kertas tisue untuk menghindari kerusakan dan pencemaran telur yang dapat menyebabkan burung sriti tidak mau mengeraminya. Penggantian telur dilakukan pada siang hari saat burung sriti keluar gedung mencari makan. Selanjutnya telur-telur walet tersebut akan dierami oleh burung sriti dan setelah menetas akan diasuh sampai burung walet dapat terbang serta mencari makan.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Menetaskan telur walet pada mesin penetas
<br />Suhu mesin penetas sekitar 40 ° C dengan kelembaban 70%. Untuk memperoleh kelembaban tersebut dilakukan dengan menempatkan piring atau cawan berisi air di bagian bawah rak telur. Diusahakan agar air didalam cawan tersebut tidak habis. Telur-telur dimasukan ke dalam rak telur secara merata atau mendata dan jangan tumpang tindih. Dua kali sehari posisi telur-telur dibalik dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan embrio. Di hari ketiga dilakukan peneropongan telur. Telur-telur yang kosong dan yang embrionya mati dibuang. Embrio mati tandanya dapat terlihat pada bagian tengah telur terdapat lingkaran darah yang gelap. Sedangkan telur yang embrionya hidup akan terlihat seperti sarang laba-laba. Pembalikan telur dilakukan sampai hari ke-12. Selama penetasan mesin tidak boleh dibuka kecuali untuk keperluan pembalikan atau mengisi cawan pengatur kelembaban. Setelah 13–15
<br />hari telur akan menetas.</li></ol></li></ol></li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Pemeliharaan<ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Perawatan Ternak
<br />Anak burung walet yang baru menetas tidak berbulu dan sangat lemah. Anak walet yang belum mampu makan sendir perlu disuapi dengan telur semut (kroto segar) tiga kali sehari. Selama 2–3 hari anak walet ini masih memerlukan pemanasan yang stabil dan intensif sehingga tidak perlu dikeluarkan dari mesin tetas. Setelah itu, temperatur boleh diturunkan 1–2 derajat/hari dengan cara membuka lubang udara mesin. Setelah berumur ± 10 hari saat bulu-bulu sudah tumbuh anak walet dipindahkan ke dalam kotak khusus. Kotak ini dilengkapi dengan alat pemanas yang diletakan ditengah atau pojok kotak. Setelah berumur 43 hari, anak-anak walet yang sudah siap terbang dibawa ke gedung pada malam hari, kemudian dletakan dalam rak untuk pelepasan. Tinggi rak minimal 2 m dari lantai. Dengan ketinggian ini, anak waket akan dapat terbang pada keesokan harinya dan mengikuti cara terbang walet dewasa.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Sumber Pakan
<br />Burung walet merupakan burung liar yang mencari makan sendiri. Makanannya adalah serangga-serangga kecil yang ada di daerah pesawahan, tanah terbuka, hutan dan pantai/perairan. Untuk mendapatkan sarang walet yang memuaskan, pengelola rumah walet harus menyediakan makanan tambahan terutama untuk musim kemarau. Beberapa cara untuk mengasilkan serangga adalah:<p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; "></p><ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">menanam tanaman dengan tumpang sari.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">budidaya serangga yaitu kutu gaplek dan nyamuk.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">membuat kolam dipekarangan rumah walet.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">menumpuk buah-buah busuk di pekarangan rumah.</li></ol></li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Pemeliharaan Kandang
<br />Apabila gedung sudah lama dihuni oleh walet, kotoran yang menumpuk di lantai harus dibersihkan. Kotoran ini tidak dibuang tetapi dimasukan dalam karung dan disimpan di gedung.</li></ol></li></ol><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; ">7. HAMA DAN PENYAKIT</p><ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; text-align: justify; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Tikus
<br />Hama ini memakan telur, anak burung walet bahkan sarangnya. Tikus mendatangkan suara gaduh dan kotoran serta air kencingnya dapat menyebabkan suhu yang tidak nyaman.
<br />Cara pencegahan tikus dengan menutup semua lubang, tidak menimbun barang bekas dan kayu-kayu yang akan digunakan untuk sarang tikus.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Semut
<br />Semut api dan semut gatal memakan anak walet dan mengganggu burung walet yang sedang bertelur.
<br />Cara pemberantasan dengan memberi umpan agar semut-semut yang ada di luar sarang mengerumuninya. Setelah itu semut disiram dengan air panas.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Kecoa
<br />Binatang ini memakan sarang burung sehingga tubuhnya cacat, kecil dan tidak sempurna.
<br />Cara pemberantasan dengan menyemprot insektisida, menjaga kebersihan dan membuang barang yang tidak diperlukan dibuang agar tidak menjadi tempat persembunyian.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Cicak dan Tokek
<br />Binatang ini memakan telur dan sarang walet. Tokek dapat memakan anak burung walet. Kotorannya dapat mencemari raungan dan suhu yang ditimbulkan mengganggu ketenangan burung walet.
<br />Cara pemberantasan dengan diusir, ditangkap sedangkan penanggulangan dengan membuat saluran air di sekitar pagar untuk penghalang, tembok bagian luar dibuat licin dan dicat dan lubang-lubang yang tidak digunakan ditutup.</li></ol><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; ">8. PANEN</p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; ">Sarang burung walet dapat diambil atau dipanen apabila keadaannya sudah memungkinkan untuk dipetik. Untuk melakukan pemetikan perlu cara dan ketentuan tertentu agar hasil yang diperoleh bisa memenuhi mutu sarang walet yang baik. Jika terjadi kesalahan dalam menanen akan berakibat fatal bagi gedung dan burung walet itu sendiri. Ada kemungkinan burung walet merasa tergangggu dan pindah tempat. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, para pemilik gedung perlu mengetahui teknik atau pola dan waktu pemanenan. Pola panen sarang burung dapat dilakukan oleh pengelola gedung walet dengan beberapa cara, yaitu:</p><ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; text-align: justify; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Panen rampasan
<br />Cara ini dilaksanakan setelah sarang siap dipakai untuk bertelur, tetapi pasangan walet itu belum sempat bertelur. Cara ini mempunyai keuntungan yaitu jarak waktu panen cepat, kualitas sarang burung bagus dan total produksi sarang burung pertahun lebih banyak. Kelemahan cara ini tidak baik dalam pelestaraian burung walrt karena tidak ada peremajaan. Kondisinya lemah karena dipicu untuk terus menerus membuat sarang sehingga tidak ada waktu istirahat. Kualitas sarangnya pun merosot menjadi kecil dan tipis karena produksi air liur tidak mampu mengimbangi pemacuan waktu untuk membuat sarang dan bertelur.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Panen Buang Telur
<br />Cara ini dilaksanankan setelah burung membuat sarang dan bertelur dua butir. Telur diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Pola ini mempunyai keuntungan yaitu dalam setahun dapat dilakukan panen hingga 4 kali dan mutu sarang yang dihasilkan pun baik karena sempurna dan tebal. Adapun kelemahannya yakni, tidak ada kesempatan bagi walet untuk menetaskan telurnya.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Panen Penetasan
<br />Pada pola ini sarang dapat dipanen ketika anak-anak walet menetas dan sudah bisa terbang. Kelemahan pola ini, mutu sarang rendah karena sudah mulai rusak dan dicemari oleh kotorannya. Sedangkan keuntungannya adalah burung walet dapat berkembang biak dengan tenang dan aman sehingga polulasi burung dapat meningkat.</li></ol><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; ">Adapun waktu panen adalah:</p><ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; text-align: justify; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Panen 4 kali setahun
<br />Panen ini dilakukan apabila walet sudah kerasan dengan rumah yang dihuni dan telah padat populasinya. Cara yang dipakai yaitu panen pertama dilakukan dengan pola panen rampasan. Sedangkan untuk panen selanjutnya dengan pola buang telur.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Panen 3 kali setahun
<br />Frekuensi panen ini sangat baik untuk gedung walet yang sudah berjalan dan masih memerlukan penambahan populasi. Cara yang dipakai yaitu, panen tetasan untuk panen pertama dan selanjutnya dengan pola rampasan dan buang telur.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Panen 2 kali setahun
<br />Cara panen ini dilakukan pada awal pengelolaan, karena tujuannya untuk memperbanyak populasi burung walet.</li></ol><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; ">9. PASCAPANEN</p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; ">Setelah hasil panen walet dikumpulkan dalu dilakukan pembersihan dan penyortiran dari hasil yang didapat. Hasil panen dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel yang kemudian dilakukan pemisahan antara sarang walet yang bersih dengan yang kotor.</p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; ">10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA</p><ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; text-align: justify; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Analisis Usaha Budidaya
<br />Perkiraan analisis budidaya burung walet di daerah Jawa Barat tahun 1999:<p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; "></p><ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Modal tetap<ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Gedung Rp. 13.000.000,-</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Renovasi gedung Rp. 10.000.000,-</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Perlengkapan Rp. 500.000,-
<br />Jumlah modal tetap Rp. 23.500.000,-
<br />Biaya penyusutan/bulan : Rp. 23.500.000,-:60 bln ( 5 th) Rp. 391.667,-</li></ol></li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Modal Kerja<ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Biaya Pengadaan<ul style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Telur Walet 500 butir @ Rp. 5.000,- Rp. 500.000,-</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Transportasi Rp. 100.000,-</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Makan Rp. 50.000,-</li></ul></li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Biaya Kerja<ul style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Pelihara kandang/bln@ Rp. 5000,- x 3 bln Rp. 15.000,-</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Panen Rp. 20.000,-
<br />Jumlah biaya 1x produksi:Rp. 650.000,-+Rp. 35.000,- Rp. 685.000,-</li></ul></li></ol></li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Jumlah modal yang dibutuhkan pada awal Produksi<ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Modal tetap Rp. 13.500.000,-</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Modal kerja 1x Produksi Rp. 685.000,-
<br />Jumlah modal Rp. 14.185.000,-</li></ol></li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Kapasitas produksi untuk 5 tahun 1 kali produksi :<ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">sarang burung walet menghasilkan 1 kg</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">sarang burung sriti menghasilkan 15 kg</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">untuk 1 tahun, 4 kali produksi, menghasilkan :<ul style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">sarang burung walet 4 kg</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">sarang burung sriti 60 kg</li></ul></li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">untuk 5 tahun, 20 kali produksi, menghasilkan :<ul style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">sarang burung walet 20 kg</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">sarang burung sriti 300 kg</li></ul></li></ol></li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Biaya produksi<ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Biaya tetap per bulan : Rp. 23.500.000,-:60 bulan Rp. 391.667,-</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Biaya tidak tetap Rp. 685.000,-
<br />Total Biaya Produksi per bulan Rp. 1.076.667,-
<br />Jumlah produksiRp.1.076.667:16 kg (walet dan sriti) Rp. 67.292,-</li></ol></li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Penjualan<ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">sarang burung walet 1 kg Rp. 17.000.000,-</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">sarang burung sriti 15 kg Rp. 3.000.000,-
<br />Untuk 1 kali produksi Rp. 20.000.000,-Untuk 5 tahun<p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; "></p><ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">sarang burung walet 20 kg Rp. 340.000.000,-</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">sarang burung sriti 300 kg Rp. 60.000.000,-
<br />Jumlah penjualan Rp. 400.000.000,-</li></ol></li></ol></li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Break Even Point<ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Pendapatan selama 5 Tahun Rp. 400.000.000,-</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Biaya produksi selama 5 th Rp. 1.076.667 x 60 bln Rp. 64.600.000,-</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Keuntungan selama 5 tahun Rp. 335.400.000,-</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Keuntungan bersih per produksi 335.400.000 : 60 bln Rp. 5.590.000,-</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">.BEP 232.919</li></ol></li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Tingkat Pengembalian Modal 3 bulan (1 x produksi)</li></ol></li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Gambaran Peluang Agribisnis
<br />Sarang burung walet merupakan komoditi ekspor yang bernilai tinggi. Kebutuhan akan sarang burung walet di pasar internasional sangat besar dan masih kekurangan persediaan. Hal ini disebabkan oleh masih kurang banyaknya budidaya burung walet. Selain itu juga produksi sarang walet yang telah ada merupakan produksi dari sarang-sarang alami. Budidaya sarang burung walet sangat menjanjikan bila dikelola dengan baik dan intensif.</li></ol><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; ">11. DAFTAR PUSTAKA</p><ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; text-align: justify; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Chantler, P. & G. Driessens. Swift : A guide to the Swift an Treeswift of the World. Pica Press, the Banks. East Sussex, 1995.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Mackinnon, John. Panduan Lapangan Pengenalan Burung-Burung di Jawa dan Bali. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Nazaruddin & A. Widodo. Sukses Merumahkan Walet. Cet. 2. Jakarta: Penebar Swadaya, 1998.</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Tim Penulis PS. Budidaya dan Bisnis Sarang Walet. Cet. 4. Jakarta: Penebar Swadaya, 1994.</li></ol><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; ">12. KONTAK HUBUNGAN</p><ol style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; list-style-type: decimal; text-align: justify; "><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829</li><li style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web: http://www.ristek.go.id</li></ol><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify; "><span style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas</span></p></b></span></span>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-62424995634289441002011-07-20T03:11:00.000-07:002011-07-20T03:19:16.476-07:00BUDIDAYA CACING TANAH<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8ZqyhDbH054dlaYL4iiC5NUN4jSQNyC0gvgs7ORuz2YAdPrcck3V_zjQnl52xXnFBHGJVkXHFSFleBWoQgS0X0TxNBB3Bb4jiOXOx40Sj7czH6g0UmeD4Y2BMYU-zXSQQb92t-nCGPVo/s1600/cacing.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 312px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8ZqyhDbH054dlaYL4iiC5NUN4jSQNyC0gvgs7ORuz2YAdPrcck3V_zjQnl52xXnFBHGJVkXHFSFleBWoQgS0X0TxNBB3Bb4jiOXOx40Sj7czH6g0UmeD4Y2BMYU-zXSQQb92t-nCGPVo/s320/cacing.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5631376718707856530" /></a><div><span class="Apple-style-span" ><b><br /></b></span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 16px; "><span class="Apple-style-span" ><p style="font-family: Verdana, Tahoma, arial, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; "><b>ARTIKEL PETERNAKAN :</b></span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, arial, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">1. SEJARAH SINGKAT</span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, arial, sans-serif; text-align: justify; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta. Famili terpenting dari kelas ini Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan yang asing bagi masyarakat kita, terutama bagi masyarakat pedesaan. Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia.</span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, arial, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">2. SENTRA PERIKANAN</span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, arial, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Sentra peternakan cacing terbesar terdapat di Jawa Barat khususnya Bandung-Sumedang dan sekitarnya.</span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, arial, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">3. JENIS</span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, arial, sans-serif; text-align: justify; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Jenis-jenis yang paling banyak dikembangkan oleh manusia berasal dari famili Megascolicidae dan Lumbricidae dengan genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi dan Lidrillus. Beberapa jenis cacing tanah yang kini banyak diternakan antara lain: Pheretima, Periony dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan. Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain. Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak pada segmen 14-16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung. Cacing tanah jenis Perionyx berbentuk gilik berwarna ungu tua sampai merah kecokelatan dengan jumlah segmen 75-165 dan klitelumnya terletak pada segmen 13 dan 17. Cacing ini biasanya agak manja sehingga dalam pemeliharaannya diperlukan perhatian yang lebih serius. Cacing jenis Lumbricus Rubellus memiliki keunggulan lebih dibanding kedua jenis yang lain di atas, karena produktivitasnya tinggi (penambahan berat badan, produksi telur/anakan dan produksi bekas cacing “kascing”) serta tidak banyak bergerak</span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, arial, sans-serif; text-align: justify; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">4. MANFAAT</span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, arial, sans-serif; text-align: justify; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman. </span><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Selain itu juga cacing tanah dapat digunakan sebagai:</span></p><ol type="1" style="font-family: Verdana, Tahoma, arial, sans-serif; margin-top: 5px; margin-right: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 20px; padding-top: 0px; padding-right: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 20px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Bahan Pakan Ternak Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.</span></p></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit. Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.</span></p></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Bahan Baku Kosmetik Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik.</span></p></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Makanan Manusia Cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau Ayam.</span></p></li></ol><p style="font-family: Verdana, Tahoma, arial, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">5. PERSYARATAN LOKASI</span></p><ol type="1" style="font-family: Verdana, Tahoma, arial, sans-serif; margin-top: 5px; margin-right: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 20px; padding-top: 0px; padding-right: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 20px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="text-align: justify;margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Tanah sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organik dalam jumlah yang besar.</span></p></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="text-align: justify;margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Bahan-bahan organik tanah dapat berasal dari serasah (daun yang gugur), kotoran ternak atau tanaman dan hewan yang mati. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yang mudah membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.</span></p></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="text-align: justify;margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Untuk pertumbuhan yang baik, cacing tanah memerlukan tanah yang sedikit asam sampai netral atau ph sekitar 6-7,2. Dengan kondisi ini, bakteri dalam tubuh cacing tanah dapat bekerja optimal untuk mengadakan pembusukan atau fermentasi.</span></p></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="text-align: justify;margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Kelembaban yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah adalah antara 15-30 %.</span></p></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="text-align: justify;margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan cacing tanah dan penetasan kokon adalah sekitar 15–25 derajat C atau suam-suam kuku. Suhu yang lebih tinggi dari 25 derajat C masih baik asal ada naungan yang cukup dan kelembaban optimal.</span></p></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="text-align: justify;margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Lokasi pemeliharaan cacing tanah diusahakan agar mudah penanganan dan pengawasannya serta tidak terkena sinar matahari secara langsung, misalnya di bawah pohon rindang, di tepi rumah atau di ruangan khusus (permanen) yang atapnya terbuat dari bahan-bahan yang tidak meneruskan sinar dan tidak menyimpan panas.</span></p></li></ol><p style="font-family: Verdana, Tahoma, arial, sans-serif; text-align: justify; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA</span></p><ol type="1" style="font-family: Verdana, Tahoma, arial, sans-serif; margin-top: 5px; margin-right: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 20px; padding-top: 0px; padding-right: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 20px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Penyiapan Sarana dan Peralatan </span></p><div style="text-align: justify;">Pembuatan kandang sebaiknya menggunakan bahan-bahan yang murah dan mudah didapat seperti bambu, rumbia, papan bekas, ijuk dan genteng tanah liat. Salah satu contoh kandang permanen untuk peternakan skala besar adalah yang berukuran 1,5 x 18 m dengan tinggi 0,45 m. Didalamnya dibuat rak-rak bertingkat sebagai tempat wadah-wadah pemeliharaan. Bangunan kandang dapat pula tanpa dinding (bangunan terbuka). Model-model sistem budidaya, antara lain rak berbaki, kotak bertumpuk, pancing bertingkat atau pancing berjajar..</div><p></p></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Pembibitan Persiapan yang diperlukan dalam pembudidayaan cacing tanah adalah meramu media tumbuh, menyediakan bibit unggul, mempersiapkan kandang cacing dan kandang pelindung.</span></p><ol type="1" style="margin-top: 5px; margin-right: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 20px; padding-top: 0px; padding-right: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 20px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Pemilihan Bibit Calon Induk </span></p><div style="text-align: justify;">Sebaiknya dalam beternak cacing tanah secara komersial digunakan bibit yang sudah ada karena diperlukan dalam jumlah yang besar. Namun bila akan dimulai dari skala kecil dapat pula dipakai bibit cacing tanah dari alam, yaitu dari tumpukan sampah yang membusuk atau dari tempat pembuangan kotoran hewan.</div><p></p></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "></p><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; ">Pemeliharaan Bibit Calon Induk</span></div><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; "><div style="text-align: justify;">Pemeliharaan dapat dibagi menjadi beberapa cara:</div></span><p></p><ol type="1" style="margin-top: 5px; margin-right: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 20px; padding-top: 0px; padding-right: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 20px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="text-align: justify;margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">pemeliharaan cacing tanah sebanyak-banyaknya sesuai tempat yang digunakan. Cacing tanah dapat dipilih yang muda atau dewasa. Jika sarang berukuran tinggi sekitar 0,3 m, panjang 2,5 m dan lebar kurang lebih 1 m, dapat ditampung sekitar 10.000 ekor cacing tanah dewasa.</span></p></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="text-align: justify;margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">pemeliharaan dimulai dengan jumlah kecil. </span><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Jika jumlahnya telah bertambah, sebagian cacing tanah dipindahkan ke bak lain.</span></p></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="text-align: justify;margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">pemeliharaan kombinasi cara a dan b.</span></p></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">pemeliharaan khusus kokon sampai anak, setelah dewasa di pindah ke bak lain.</span></p></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Pemeliharaan khusus cacing dewasa sebagai bibit.</span></p></li></ol></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Sistem Pemuliabiakan </span></p><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Tahoma, arial, sans-serif; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Apabila media pemeliharaan telah siap dan bibit cacing tanah sudah ada, maka penanaman dapat segera dilaksanakan dalam wadah pemeliharaan. </span><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Bibit cacing tanah yang ada tidaklah sekaligus dimasukan ke dalam media, tetapi harus dicoba sedikit demi sedikit. Beberapa bibit cacing tanah diletakan di atas media, kemudian diamati apakah bibit cacing itu masuk ke dalam media atau tidak. Jika terlihat masuk, baru bibit cacing yang lain dimasukkan. Setiap 3 jam sekali diamati, mungkin ada yang berkeliaran di atas media atau ada yang meninggalkan media (wadah). Apabila dalam waktu 12 jam tidak ada yang meninggalkan wadah berarti cacing tanah itu betah dan media sudah cocok. Sebaliknya bila media tidak cocok, cacing akan berkeliaran di permukaan media. Untuk mengatasinya, media harus segera diganti dengan yang baru. Perbaikan dapat dilakukan dengan cara disiram dengan air, kemudian diperas hingga air perasannya terlihat berwarna bening (tidak berwarna hitam atau cokelat tua).</span></span></div><p></p></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "></p><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; ">Reproduksi, Perkawinan</span></div><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; "><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Tahoma, arial, sans-serif; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Cacing tanah termasuk hewan hermaprodit, yaitu memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam satu tubuh. Namun demikian, untuk pembuahan, tidak dapat dilakukannya sendiri. Dari perkawinan sepasang cacing tanah, masing-masing akan dihasilkan satu kokon yang berisi telur-telur. Kokon berbentuk lonjong dan berukuran sekitar 1/3 besar kepala korek api. Kokon ini diletakkan di tempat yang lembab. Dalam waktu 14-21 hari kokon akan menetas. Setiap kokon akan menghasilkan 2-20 ekor, rata-rata 4 ekor. Diperkirakan 100 ekor cacing dapat menghasilkan 100.000 cacing dalam waktu 1 tahun. Cacing tanah mulai dewasa setelah berumur 2-3 bulan yang ditandai dengan adanya gelang (klitelum) pada tubuh bagian depan. </span><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Selama 7-10 hari setelah perkawinan cacing dewasa akan dihasilkan 1 kokon.</span></span></div></span><p></p></li></ol></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="text-align: justify;margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Pemeliharaan</span></p><ol type="1" style="margin-top: 5px; margin-right: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 20px; padding-top: 0px; padding-right: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 20px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Pemberian Pakan </span></p><div style="text-align: justify;">Cacing tanah diberi pakan sekali dalam sehari semalam sebanyak berat cacing tanah yang ditanam. Apabila yang ditanam 1 Kg, maka pakan yang harus diberikan juga harus 1 Kg. Secara umum pakan cacing tanah adalah berupa semua kotoran hewan, kecuali kotoran yang hanya dipakai sebagai media. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan pada cacing tanah, antara lain :</div><p></p></li></ol></li></ol><ol type="1" style="font-family: Verdana, Tahoma, arial, sans-serif; margin-top: 5px; margin-right: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 20px; padding-top: 0px; padding-right: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 20px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><li style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="text-align: justify;margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: arial; "> </span></p><ol type="1" style="margin-top: 5px; margin-right: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 20px; padding-top: 0px; padding-right: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 20px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><li style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: arial; "> </span></p><ul type="square" style="margin-top: 5px; margin-right: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 20px; padding-top: 0px; padding-right: 20px; padding-bottom: 0px; padding-left: 20px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; list-style-type: none; list-style-position: initial; list-style-image: initial; "><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; list-style-image: url(http://pt-sar.com/themes/higherground/images/bullet.gif); "><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">pakan yang diberikan harus dijadikan bubuk atau bubur dengan cara diblender.</span></p></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; list-style-image: url(http://pt-sar.com/themes/higherground/images/bullet.gif); "><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">bubur pakan ditaburkan rata di atas media, tetapi tidak menutupi seluruh permukaan media, sekitar 2-3 dari peti wadah tidak ditaburi pakan.</span></p></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; list-style-image: url(http://pt-sar.com/themes/higherground/images/bullet.gif); "><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">pakan ditutup dengan plastik, karung , atau bahan lain yang tidak tembus cahaya.</span></p></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; list-style-image: url(http://pt-sar.com/themes/higherground/images/bullet.gif); "><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">pemberian pakan berikutnya, apabila masih tersisa pakan terdahulu, harus diaduk dan jumlah pakan yang diberikan dikurangi.</span></p></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; list-style-image: url(http://pt-sar.com/themes/higherground/images/bullet.gif); "><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">bubur pakan yang akan diberikan pada cacing tanah mempunyai perbandingan air 1:1.</span></p></li></ul></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Penggantian Media Media yang sudah menjadi tanah/kascing atau yang telah banyak telur (kokon) harus diganti. Supaya cacing cepat berkembang, maka telur, anak dan induk dipisahkan dan ditumbuhkan pada media baru. </span><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Rata rata penggantian media dilakukan dalam jangka waktu 2 Minggu.</span></p></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Proses Kelahiran </span></p><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, Tahoma, arial, sans-serif; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Bahan untuk media pembuatan sarang adalah: kotoran hewan, dedaunan/Buah-buahan, batang pisang, limbah rumah tangga, limbah pasar, kertas koran/kardus/kayu lapuk/bubur kayu. Bahan yang tersedia terlebih dahulu dipotong sepanjang 2,5 Cm. Berbagai bahan, kecuali kotoran ternak, diaduk dan ditambah air kemudian diaduk kembali. </span><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Bahan campuran dan kotaran ternak dijadikan satu dengan persentase perbandingan 70:30 ditambah air secukupnya supaya tetap basah.</span></span></div><p></p></li></ol></li></ol><p style="font-family: Verdana, Tahoma, arial, sans-serif; text-align: justify; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">7. HAMA DAN PENYAKIT</span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, arial, sans-serif; text-align: justify; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Keberhasilan beternak cacing tanah tidak terlepas dari pengendalian terhadap hama dan musuh cacing tanah. Beberapa hama dan musuh cacing tanah antara lain: semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, kutu dan lain-lain. Musuh yang juga ditakuti adalah semut merah yang memakan pakan cacing tanah yang mengandung karbohidrat dan lemak. Padahal kedua zat ini diperlukan untuk penggemukan cacing tanah. Pencegahan serangan semut merah dilakukan dengan cara disekitar wadah pemeliharaan (dirambang) diberi air cukup.</span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, arial, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">8. PANEN</span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, arial, sans-serif; text-align: justify; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 10px; padding-right: 10px; padding-bottom: 10px; padding-left: 10px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; "><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Dalam beternak cacing tanah ada dua hasil terpenting (utama) yang dapat diharapkan, yaitu biomas (cacing tanah itu sendiri) dan kascing (bekas cacing). </span><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-family: Arial; ">Panen cacing dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan mengunakan alat penerangan seperti lampu petromaks, lampu neon atau bohlam. Cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya sehingga mereka akan berkumpul di bagian atas media. Kemudian kita tinggal memisahkan cacing tanah itu dengan medianya. Ada cara panen yang lebih ekonomis dengan membalikan sarang. Dibalik sarang yang gelap ini cacing biasanya berkumpul dan cacing mudah terkumpul, kemudian sarang dibalik kembali dan pisahkan cacing yang tertinggal. Jika pada saat panen sudah terlihat adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang dikembalikan pada wadah semula dan diberi pakan hingga sekitar 30 hari. Dalam jangka waktu itu, telur akan menetas. Dan cacing tanah dapat diambil untuk dipindahkan ke wadah pemeliharaan yang baru dan kascingnya siap di panen. (Sumber : <a href="http://pt-sar.com/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=21">Click Here</a>)</span></p></span></span></div>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-59628989347461965072011-07-20T03:05:00.000-07:002011-07-20T03:10:22.754-07:00BUDIDAYA TERONG<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrHIw4vB4DX6ltkSJrqvCZyP2mPq1zosAM_zH2fv0qotOh901dloa4oFa06EHE3bNRiuDmkhyphenhyphenf6YEyQQOYxTFe_O3UkdTHjKQhpPc2EY6QQOgwZJfI_CV6gcys4Dacu9Oor2hlNUZfiQY/s1600/terung12.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 285px; height: 267px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrHIw4vB4DX6ltkSJrqvCZyP2mPq1zosAM_zH2fv0qotOh901dloa4oFa06EHE3bNRiuDmkhyphenhyphenf6YEyQQOYxTFe_O3UkdTHjKQhpPc2EY6QQOgwZJfI_CV6gcys4Dacu9Oor2hlNUZfiQY/s320/terung12.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5631374741384997906" /></a><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "><span class="Apple-style-span" ><p style="padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; "><span style="font-family: Arial; "><strong>ARTIKEL PERTANIAN :</strong></span></p></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; font-size: medium; "><strong>PENDAHULUAN</strong></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; font-size: medium; ">Prospek budidaya tanaman terong makin baik untuk dikelola secara intensif dan komersial dalam skala agribisnis, namun hasil rata-ratanya masih rendah. Hal ini disebabkan bentuk kultur budidaya yang masih sampingan, belum memadainya informasi teknik budidaya di tingkat petani.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; font-size: medium; ">PT. Natural Nusantara berusaha memberi alternatife solusi bagaimana teknik budidaya terong sehingga tercapai peningkatan produksi secara K-3, yaitu Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian lingkungan.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "><span class="Apple-style-span" ></span><span class="Apple-style-span" ><p style="padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; "><span style="font-family: Arial; "><br /><strong>SYARAT TUMBUH</strong><br />- Dapat tumbuh di dataran rendah tinggi<br />- Suhu udara 22 - 30o C<br />- Jenis tanah yang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi dan drainase baik dan pH antara 6,8-7,3<br />- Sinar matahari harus cukup<br />- Cocok ditanam musim kemarau<br /><br /><strong>PEMBIBITAN</strong><br />- Rendamlah benih dalam air hangat kuku + POC NASA dosis 2 cc per liter selama 10 -15 menit<br />- Bungkuslah benih dalam gulungan kain basah untuk diperam selama + 24 jam hingga nampak mulai berkecambah<br />- Sebarkan benih di atas bedengan persemaian menurut barisan, jarak antar barisan 10-15 cm<br />- Campurkan 1 pak Natural GLIO + 25-30 kg pupuk kandang halus diamkan seminggu, kemudian masukkan benih satu persatu ke polibag yang telah berisi campuran tanah dan pupuk kandang halus yang telah dicampur Natural GLIO tadi dengan perbandingan 2 : 1<br />- Tutup benih tersebut dengan tanah tipis<br />- Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang<br />- Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya<br />- Siram persemaian pagi dan sore hari<br />- Semprot POC NASA dosis 2-3 tutup per tangki setiap 7-10 hari sekali<br />- Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan<br />- Bibit berumur 1-1,5 bulan atau berdaun empat helai siap dipindahtanamkan<br /><br /><strong>PENGOLAHAN LAHAN</strong><br />- Bersihkan rumput liar (gulma) dari sekitar kebun<br />- Olah tanah dengan cangkul ataupun bajak sedalam 30-40 cm hingga gembur<br />- Buat bedengan selebar 100-120 cm, jarak antar bedengan 40-60 cm, ratakan permukaan bedengan<br />- Jika pH tanah rendah, tambahkan Dolomit<br />- Sebarkan pupuk kandang 15-20 ton / ha, campurkan merata dengan tanah. Akan lebih optimal jika ditambah SUPERNASA atau jika tidak ada pupuk kandang dapat diganti SUPERNASA 10-20 botol / ha dengan cara :<br />Alternatif 1 : satu botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 lt air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk untuk menyiram bedengan<br />Alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 liter air diberi 1 sendok peres makan SUPERNASA untuk menyiram + 10 m bedengan<br /><br />- Sebarkan pupuk dasar dengan campuran ZA atau Urea 150 kg + TSP 250 kg per ha dicampur dengan tanah secara merata atau sekitar 10 gr campuran pupuk per lubang tanam<br />- Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang 25-50 kg merata ke bedengan atau ke lubang tanam<br />- Jika pakai Mulsa plastic, tutup bedengan pada siang hari<br />- Biarkan selama seminggu sebelum tanam<br />- Buat lubang tanam dengan jarak 60x70 cm / 70x70 cm<br /><br /><strong>PENANAMAN</strong><br />- Waktu tanam yang baik musim kering<br />- Pilih bibit yang tumbuh subur dan normal<br />- Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan<br />- Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab)<br /><br /><strong>PENGAIRAN</strong><br />Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering, dapat di-leb atau disiram dengan gembor<br /><br /><strong>PENYULAMAN</strong><br />- Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang hama penyakit<br />- Penyulaman maksimal umur 15 hari<br /><br /><strong>PEMASANGAN AJIR (TURUS)</strong><br />- Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem perakaran<br />- Turus terbuat dari bilah bambu setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm<br />- Tancapkan secara individu dekat batang<br />- Ikat batang atau cabang terong pada turus<br /><br /><strong>PENYIANGAN</strong><br />- Rumput liar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut<br />- Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah tanam<br /><br /><strong>PEMUPUKAN</strong><br />Jenis dan Dosis Pupuk Makro disesuaikan dengan jenis tanah, varietas dan kondisi daerah menurut acuan dinas pertanian setempat. Berikut salah satu alternatif :<br /></span></p><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"><colgroup><col width="82"><col width="51"><col width="51" span="3"></colgroup><tbody><tr height="17"><td rowspan="2" width="82" height="60"><div align="center">Jenis Pupuk</div></td><td colspan="4" width="204"><div align="center">Pemupukan Susulan (kg/ha)</div></td></tr><tr height="43"><td width="51" height="43"><div align="center">Umur 15 hari</div></td><td width="51"><div align="center">Umur 25 hari</div></td><td width="51"><div align="center">Umur 35 hari</div></td><td width="51"><div align="center">Umur 45 hari</div></td></tr><tr height="24"><td height="24"><div align="center">Urea</div></td><td><div align="center">75</div></td><td><div align="center">75</div></td><td><div align="center">75</div></td><td><div align="center">75</div></td></tr><tr height="24"><td height="24"><div align="center">SP-36</div></td><td><div align="center">50</div></td><td><div align="center">-</div></td><td><div align="center">-</div></td><td><div align="center">-</div></td></tr><tr height="24"><td height="24"><div align="center">KCl</div></td><td><div align="center">-</div></td><td><div align="center">75</div></td><td><div align="center">100</div></td><td><div align="center">75</div></td></tr></tbody></table><br />Pemupukan diletakan sejauh 20 cm dari batang tanaman sebanyak 10 gram campuran pupuk per tanaman secara tugal atau larikan ditutup tanah dan disiram atau pupuk dikocorkan sebanyak 3,5 gram per liter air, kocorkan larutan pupuk sebanyak 250 cc per tanaman<br />Semprotkan 3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK per tangki setiap 1-2 minggu sekali<br /><br /><strong>PEMANGKASAN ( PEREMPELAN )</strong><br />Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh<br /><br /><strong>PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT</strong><br /><br /><strong>H A M A</strong><br /><em>1. Kumbang Daun (Epilachna spp.)</em><br />Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah<br />Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja<br />Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam, pencegahan dengan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 setiap 1-2 minggu sekali.<br /><br /><em>2. Kutu Daun (Aphis spp.)</em><br />Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih muda<br />Daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung<br />Sebagai vektor atau perantara virus<br />Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, pencegahan semprot PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR setiap 1-2 minggu sekali.<br /><br /><em>3.Tungau ( Tetranynichus spp.)</em><br />Serangan hebat musim kemarau.<br />Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun bawah.<br />Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun.<br /><br /><em>4. Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.)</em><br />Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari<br />Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh<br />Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, pencegahan siram atau semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810.<br /><br /><em>5.Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.)</em><br />Bersifat polifag.<br />Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang.<br />Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, semprot dengan Natural VITURA.<br /><br /><em>6.Ulat Buah ( Helicoverpa armigera Hubn.)</em><br />Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah.<br />Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun, pencegahan semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 setiap 1-2 minggu sekali<br /><br /><strong>PENYAKIT</strong><br /><em>1. Layu Bakteri</em><br />Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum<br />Bisa hidup lama dalam tanah<br />Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi<br />Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak<br /><br /><em>2. Busuk Buah</em><br />Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp.<br />Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.<br /><br /><em>3. Bercak Daun</em><br />Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea<br />Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.<br /><br /><em>4. Antraknose</em><br />Penyebab : jamur Gloesporium melongena<br />Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam<br /><br /><em>5.Busuk Leher akar</em><br />Penyebab ; Sclerotium rolfsii<br />Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat<br /><br /><em>6.Rebah Semai</em><br />Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp.<br />Gejala batang bibit muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati<br />Cara pengendalian Penyakit:<br />Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut dan buang tanaman sakit Rendam benih dengan POC NASA dosis 2 cc / lt + Natural GLIO dosis 1 gr/lt, Pencegahan sebarkan Natural GLIO yang telah dicampur pupuk kandang sebelum tanam ke lubang tanam.<br /><br /><strong>Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki</strong><br /><br /><strong>PEMANENAN</strong><br />- Buah pertama dapat dipetik setelah umur 3-4 bulan tergantung dari jenis varietas<br />- Ciri-ciri buah siap panen adalah ukurannya telah maksimum dan masih muda.<br />- Waktu yang paling tepat pagi atau sore hari.<br />- Cara panen buah dipetik bersama tangkainya dengan tangan atau alat yang tajam.<br />- Pemetikan buah berikutnya dilakukan rutin tiap 3-7 hari sekali dengan cara memilih buah yang sudah siap dipetik. (Sumber : <a href="http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-terong.html">click here</a>)</span></span></span><div><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "><span class="Apple-style-span" ><br /></span></span></span></div>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-4881327303545756112011-07-11T00:52:00.000-07:002011-07-11T01:00:42.705-07:00BUDIDAYA DURIAN<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyBZ7DOC7xzjC8Vhosoq3HYhOSnaniUNEh6ncZjSa2JOEYC0U8he5sURa8qFOfXrWM6tCMBwgP859E83uJ0m3PjGLQS3ztE50SPrTIpoYG9WLtZBGk2JBTQ5oJ8yAFEB4lH6NAwDHD_L8/s1600/durian+sedap.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyBZ7DOC7xzjC8Vhosoq3HYhOSnaniUNEh6ncZjSa2JOEYC0U8he5sURa8qFOfXrWM6tCMBwgP859E83uJ0m3PjGLQS3ztE50SPrTIpoYG9WLtZBGk2JBTQ5oJ8yAFEB4lH6NAwDHD_L8/s320/durian+sedap.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5628001499147674866" /></a><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><span class="Apple-style-span" ><span style="font-size: 13px; "><strong>1.</strong></span><span style="font-size: 13px; "><strong>SEJARAH SINGKAT</strong></span></span></span></div><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; font-size: 15px; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; ">Durian merupakan <strong>tanaman buah</strong> berupa pohon. Sebutan durian diduga berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran -an sehingga menjadi durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><span style="font-size: 13px; ">Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan yang berupa tanaman liar. Penyebaran durian ke arah Barat adalah ke Thailand, Birma, India dan Pakistan. Buah durian sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad 7 M. Nama lain durian adalah duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja), rulen (Seram Timur)</span></span></span><div><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><span style="font-size: 13px; "><br /></span></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><span style="font-size: 13px; ">.</span><span style="font-size: 13px; "><strong>2.</strong></span></span></span><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><span style="font-size: 13px; "><strong>JENIS TANAMAN </strong></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><span style="font-size: 13px; ">Tanaman durian termasuk famili Bombaceae sebangsa pohon kapuk-kapukan. Yang lazim disebut durian adalah tumbuhan dari marga (genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia dan Coelostegia.</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><span style="font-size: 13px; ">Ada puluhan durian yang diakui keunggulannya oleh Menteri Pertanian dan disebarluaskan kepada masyarakat untuk dikembangkan. Macam varietas durian tersebut adalah:<strong>durian sukun</strong> (Jawa Tengah), <strong>petruk</strong> (Jawa Tengah),<strong>sitokong</strong><strong>simas</strong> (Bogor), <strong>sunan</strong> (Jepara), <strong>otong</strong> (Thailand),<strong>kani </strong>(Thailand), <strong>sidodol</strong><strong>sijapang</strong> (Betawi) dan <strong>sihijau</strong>(Kalimantan Selatan).</span></span></span><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "> (Betawi), (Kalimantan Selatan),</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><span style="font-size: 13px; "><strong>3. </strong></span><span style="font-size: 13px; "><strong>MANFAAT TANAMAN </strong></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><span style="font-size: 13px; ">Manfaat durian selain sebagai makanan buah segar dan olahan lainnya, terdapat manfaat dari bagian lainnya, yaitu:</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><table width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="2" style="text-align: justify;"><tbody><tr valign="top"><td class="isi" width="3%"><p style="line-height: 18px; margin-top: 5px; margin-bottom: 1em; "><span style="font-size: 13px; ">1.</span></p></td><td class="isi"><p style="line-height: 18px; margin-top: 5px; margin-bottom: 1em; "><span style="font-size: 13px; ">Tanamannya sebagai pencegah erosi di lahan-lahan yang miring.<br /></span></p></td></tr><tr valign="top"><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">2.</span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">Batangnya untuk bahan bangunan/perkakas rumah tangga. Kayu durian setaraf dengan kayu sengon sebab kayunya cenderung lurus.</span></td></tr><tr valign="top"><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">3.</span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">Bijinya yang memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai alternatif pengganti makanan (dapat dibuat bubur yang dicampur daging buahnya).</span></td></tr><tr valign="top"><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">4.</span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">Kulit dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus, dengan. cara dijemur sampai kering dan dibakar sampai hancur.</span></td></tr></tbody></table></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><span style="font-size: 13px; "><strong>4. </strong></span><span style="font-size: 13px; "><strong>SENTRA PENANAMAN </strong></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; font-size: 13px; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><span style="font-size: 13px; ">Di Indonesia, tanaman durian terdapat di seluruh pelosok Jawa dan Sumatra. Sedangkan di Kalimantan dan Irian Jaya umumnya hanya terdapat di hutan, di sepanjang aliran sungai. Di dunia, tanaman durian tersebar ke seluruh Asia Tenggara, dari Sri Langka, India Selatan hingga New Guenea. Khusus di Asia Tenggara, durian diusahakan dalam bentuk perkebunan yang dipelihara intensif oleh negara Thailand.</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><span class="Apple-style-span" >Jumlah produksi durian di Filipina adalah 16.700 ton (2.030 ha), di Malaysia 262.000 ton (42.000 ha) dan di Thailand 444.500 ton (84.700 ha) pada tahun 1987-1988. Di Indonesia pada tahun yang sama menghasilkan 199.361 ton (41.284 ha) dan pada tahun 1990 menghasilkan 275.717 ton (45.372 ha).</span><span style="font-size: 13px; "><strong>5.</strong></span><span style="font-size: 13px; "><strong>SYARAT TUMBUH</strong></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><table width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="0" style="text-align: justify;font-size: 13px; "><tbody><tr class="isitabel" valign="top"><td width="4%"><span style="font-size: 13px; "><strong>5.1.</strong></span></td><td width="96%"><span style="font-size: 13px; "><strong>Iklim</strong><br /></span><table width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="2"><tbody><tr valign="top"><td class="isi" width="3%"><p style="line-height: 18px; margin-top: 5px; margin-bottom: 1em; "><span style="font-size: 13px; ">1.</span></p></td><td class="isi"><p style="line-height: 18px; margin-top: 5px; margin-bottom: 1em; "><span style="font-size: 13px; ">Curah hujan untuk tanaman durian maksimum 3000-3500 mm/tahun dan minimal 1500-3000 mm/tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun, dengan kemarau 1-2 bulan sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus menerus.<br /></span></p></td></tr><tr valign="top"><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">2.</span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan durian adalah 60-80%. Sewaktu masih kecil (baru ditanam di kebun), tanaman durian tidak tahan terik sinar matahari di musim kemarau, sehingga bibit harus dilindungi/dinaungi.</span></td></tr><tr valign="top"><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">3.</span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">Tanaman durian cocok pada suhu rata-rata 20-30°C. Pada suhu 15°C durian dapat tumbuh tetapi pertumbuhan tidak optimal. Bila suhu mencapai 35°C daun akan terbakar.</span></td></tr></tbody></table></td></tr><tr class="isitabel" valign="top"><td><span style="font-size: 13px; "><strong>5.2.</strong></span></td><td><span style="font-size: 13px; "><strong>Media Tanam</strong><br /></span><table width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="2"><tbody><tr valign="top"><td class="isi" width="3%"><p style="line-height: 18px; margin-top: 5px; margin-bottom: 1em; "><span style="font-size: 13px; ">1.</span></p></td><td class="isi"><p style="line-height: 18px; margin-top: 5px; margin-bottom: 1em; "><span style="font-size: 13px; ">Tanaman durian menghendaki tanah yang subur (tanah yang kaya bahan organik). Partikel penyusunan tanah seimbang antara pasir liat dan debu sehingga mudah membentuk remah.<br /></span></p></td></tr><tr valign="top"><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">2.</span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">Tanah yang cocok untuk durian adalah jenis tanah grumosol dan ondosol. Tanah yang memiliki ciri-ciri warna hitam keabu-abuan kelam, struktur tanah lapisan atas bebutir-butir, sedangkan bagian bawah bergumpal, dan kemampuan mengikat air tinggi.</span></td></tr><tr valign="top"><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">3.</span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">Derajat keasaman tanah yang dikehendaki tanaman durian adalah (pH) 5-7, dengan pH optimum 6-6,5.</span></td></tr><tr valign="top"><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">4.</span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">Tanaman durian termasuk tanaman tahunan dengan perakaran dalam, maka membutuhkan kandungan air tanah dengan kedalam cukup, (50-150 cm) dan (150-200 cm). Jika kedalaman air tanah terlalu dangkal/ dalam, rasa buah tidak manis/tanaman akan kekeringan/akarnya busuk akibat selalu tergenang.</span></td></tr></tbody></table></td></tr><tr class="isitabel" valign="top"><td><span style="font-size: 13px; "><strong>5.3.</strong></span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; "><strong>Ketinggian Tempat</strong><br />Ketinggian tempat untuk bertanam durian tidak boleh lebih dari 800 m dpl. Tetapi ada juga tanaman durian yang cocok ditanam diberbagai ketinggian. Tanah yang berbukit/yang kemiringannya kurang dari 15 kurang praktis daripada lahan yang datar rata.</span></td></tr></tbody></table></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><span style="font-size: 13px; "><strong>6.</strong></span><span style="font-size: 13px; "><strong>PEDOMAN BUDIDAYA</strong></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><table width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="0" style="text-align: justify;font-size: 13px; "><tbody><tr class="isitabel" valign="top"><td width="4%"><span style="font-size: 13px; "><strong>6.1.</strong></span></td><td width="96%"><span style="font-size: 13px; "><strong>Pembibitan</strong><br /></span><table width="100%" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td class="isi"><ol><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; "><em><strong>Persyaratan Benih</strong></em><br />Biji untuk bibit dipilih dari biji yang memenuhi persyaratan:<br /></span><table width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="0"><tbody><tr valign="top"><td width="3%"><span style="font-size: 13px; ">a)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Asli dari induknya.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">b)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Segar dan sudah tua.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">c)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Tidak kisut.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">d)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Tidak terserang hama dan penyakit.</span></td></tr></tbody></table><span style="font-size: 13px; "><br /></span></li><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; "><em><strong>Penyiapan Benih</strong></em><br />Pernanyakatan tanaman durian dapat dilakukan melalui cara generatif (dengan<br />biji) atau vegetatif (okulasi, penyusuan atau cxangkokan).<br /></span><table width="90%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="2"><tbody><tr valign="top"><td width="3%"><span style="font-size: 13px; ">a)</span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">Pengadaan benih dengan cara generatif<br />Memilih biji-biji yang tulen/murni dilakukan dengan mencuci biji-biji dahulu agar daging buah yang menempel terlepas. Biji yang dipilih dikeringkan pada tempat terbuka, tidak terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan diusahakan agar tidak berkecambah/rusak dan merosot daya tumbuhnya. Proses pemasakan biji dilakukan dengan baik (dengan cara diistirahatkan beberapa saat), dalam kurun waktu 2-3 minggu sesudah diambil dari buahnya. Setelah itu biji ditanam.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">b)</span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">Pengadaan bibit dengan cara okulasi<br />Persyaratan biji durian yang akan diokulasi berasal dari biji yang sehat dan tua, dari tanaman induk yang sehat dan subur, sistem perakaran bagus dan produktif. Biji yang ditumbuhkan, dipilih yang pertumbuhannya sempurna.<br />Setelah umur 8-10 bulan, dapat diokulasi, dengan cara:<br /></span><table class="isi" width="100%" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td><ol><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; ">Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya (± 1 cm). Dipilih mata tunas yang berjarak 20 cm dari permukaan tanah.</span></li><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; ">Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah sepanjang 2-3 cm sehingga mirip lidah.</span></li><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; ">Kulit yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya.</span></li><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; ">Sisipan “mata” yang diambil dari pohon induk untuk batang atas (disayat dibentuk perisai) diantara kulit. Setelah selesai dilakukan okulasi, 2 minggu kemudian di periksa apakah perisai mata tunas berwarna hijau atau tidak.<br />Bila berwarna hijau, berarti okulasi berhasil, jika coklat, berarti okulasi gagal.</span></li></ol></td></tr></tbody></table></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">c)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Penyusunan<br /></span><table width="100%" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td><ol><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; ">Model tusuk/susuk<br /></span><table width="90%" border="0" cellpadding="0" cellspacing="2"><tbody><tr valign="top"><td width="3%" height="99"><span style="font-size: 13px; ">-</span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">Tanaman calon batang atas dibelah setengah bagian menuju kearah pucuk. Panjang belahan antara 1-1,5 cm diukur dari pucuk. Tanaman calon batang bawah sebaiknya memiliki diameter sama dengan batang atasnya. Tajuk calon batang bawah dipotong dan dibuang, kemudian disayat sampai runcing. Bagian yang runcing disisipkan kebelahan calon batang atas yang telah dipersiapkan. Supaya calon batang bawah tidak mudah lepas, sambungannya harus diikat kuat-kuat dengan tali rafia.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">-</span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">Selama masa penyusuan batang yang disatukan tidak boleh bergeser. Sehingga, tanaman batang bawah harus disangga atau diikat pada tanaman induk (batang tanaman yang besar) supaya tidak goyah setelah dilakukan penyambungan. Susuan tersebut harus disiram agar tetap hidup. Biasanya, setelah 3-6 bulan tanaman tersebut bisa dipisahkan dari tanaman induknya, tergantung dari usia batang tanaman yang disusukan. Tanaman muda yang kayunya belum keras sudah bisa dipisahkan setelah 3 bulan. Penyambungan model tusuk atau susuk ini dapat lebih berhasil kalau diterapkan pada batang tanaman yang masih muda atau belum berkayu keras.</span></td></tr></tbody></table></li><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; ">Model Sayatan<br /></span><table width="90%" border="0" cellpadding="0" cellspacing="2"><tbody><tr valign="top"><td width="3%"><span style="font-size: 13px; ">-</span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">Pilih calon batang bawah (bibit) dan calon batang atas dari pohon induk yang sudah berbuah dan besarnya sama.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">-</span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">Kedua batang tersebut disayat sedikit sampai bagian kayunya. Sayatan pada kedua batang tersebut diupayakan agar bentuk dan besarnya sama.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">-</span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">Setelah kedua batang tersebut disayat, kemudian kedua batang itu ditempel tepat pada sayatannya dan diikat sehingga keduanya akan tumbuh bersama-sama.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">-</span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">Setelah 2-3 minggu, sambungan tadi dapat dilihat hasilnya kalau batang atas dan batang bawah ternyata bisa tumbuh bersama-sama berarti penyusuan tersebut berhasil.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">-</span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">Kalau sambungan berhasil, pucuk batang bawah dipotong/dibuang, pucuk batang atas dibiarkan tumbuh subur. Kalau pertumbuhan pucuk batang atas sudah sempurna, pangkal batang atas juga dipotong.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">-</span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">Maka akan terjadi bibit durian yang batang bawahnya adalah tanaman biji, sedangkan batang atas dari ranting/cabang pohon durian dewasa.</span></td></tr></tbody></table></li></ol></td></tr></tbody></table></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">d)</span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">Cangkokan<br />Batang durian yang dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman yang sehat, subur, cukup usia, pernah berbuah, memiliki susunan percabangan yang rimbun, besar cabang tidak lebih besar daripada ibu jari (diameter=2–2,5 cm), kulit masih hijau kecoklatan. Waktu mencangkok adalah awal musim hujan sehingga terhindar dari kekeringan, atau pada musim kering, tetapi harus disiram secara rutin (2 kali sehari), pagi dan sore hari. Adapun tata cara mencangkok adalah sebagai berikut:<br /></span><table class="isi" width="100%" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td><ol><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; ">Pilih cabang durian sebesar ibu jari dan yang warna kulitnya masih hijau kecoklatan.</span></li><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; ">Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sehingga kulitnya terlepas.</span></li><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; ">Bersihkan lendir dengan cara dikerok kemudian biarkan kering angin sampai dua hari.</span></li><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; ">Bagian bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok (tanah, serabut gambut, mos). Jika menggunakan tanah tambahkan pupuk kandang/kompos perbandingan 1:1.<br />Media cangkok dibungkus dengan plastik/sabut kelapa/bahan lain, kedua ujungnya diikat agar media tidak jatuh.</span></li><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; ">Sekitar 2-5 bulan, akar cangkokan akan keluar menembus pembungkus cangkokan. Jika akar sudah cukup banyak, cangkokan bisa dipotong dan ditanam di keranjang persemaian berisi media tanah yang subur.</span></li></ol></td></tr></tbody></table></td></tr></tbody></table></li><li class="isi" style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; "><em><strong>Teknik Penyemaian dan Pemeliharaan</strong></em><br />Bibit durian sebaiknya tidak ditanam langsung di lapangan, tetapi disemaikan terlebih dahulu ditempat persemaian. Biji durian yang sudah dibersihkan dari daging buah dikering-anginkan sampai kering tidak ada air yang menempel. Biji dikecambahkan dahulu sebelum ditanam di persemaian atau langsung ditanam di polibag. Caranya biji dideder di plastik/anyaman bambu/kotak, dengan media tanah dan pasir perbandingan 1:1 yang diaduk merata. Ketebalan lapisan tanah sekitar 2 kali besar biji (6-8 cm), kemudian media tanam tadi disiram tetapi (tidak boleh terlalu basah), suhu media diupayakan cukup lembab (20-23 derajat C).<br /><br />Biji ditanam dengan posisi miring tertelungkup (bagian calon akar tunggang menempel ke tanah), dan sebagian masih kelihatan di atas permukaan tanah (3/4 bagian masih harus kelihatan). Jarak antara biji satu dengan lainnya adalah 2 cm membujur dan 4-5 cm melintang. Setelah biji dibenamkan, kemudian disemprot dengan larutan fungisida, kemudian kotak sebelah atas ditutup plastik supaya kelembabannya stabil. Setelah 2-3 minggu biji akan mengeluarkan akar dengan tudung akar langsung masuk ke dalam media yang panjangnya ± 3-5 cm. Saat itu tutup plastik sudah bisa dibuka. Selanjutnya, biji-biji yang sudah besar siap dibesarkan di persemaian pembesar atau polibag.<br /><br /></span></li><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; "><em><strong>Pemindahan Bibit</strong></em><br />Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya sudah tumbuh setinggi 75-150 cm atau berumur 7 - 9 bulan setelah diokulasi, kondisinya sehat dan pertumbuhannya bagus. Hal ini tercermin dari pertumbuhan batang yang kokoh, perakarannya banyak dan kuat, juga adanya helaian daun dekat pucuk tanaman yang telah menebal dan warnanya hijau tua.</span></li></ol></td></tr></tbody></table></td></tr><tr class="isitabel" valign="top"><td><span style="font-size: 13px; "><strong>6.2.</strong></span></td><td><span style="font-size: 13px; "><strong>Pengolahan Media Tanam</strong><br /></span><table width="100%" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td class="isi"><ol><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; "><em><strong>Persiapan</strong></em><br />Penanaman durian, perlu perencanaan yang cermat. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pengukuran pH tanah, analisis tanah, penetapan waktu/jadwal tanam, pengairan, penetapan luas areal penanaman, pengaturan volume produksi.<br /><br /></span></li><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; "><em><strong>Pembukaan Lahan</strong></em><br />Pembersihan dan pengolahan lahan dilakukan beberapa minggu sebelum penanaman bibit berlangsung. Batu-batu besar, alang-alang, pokok-pokok batang pohon sisa penebangan disingkirkan. Perlu dibersihkan dari tanaman liar yang akan menganggu pertumbuhan.<br /><br /></span></li><li class="isi" style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; "><em><strong>Pembentukan Bedengan</strong></em><br />Tanah untuk bedengan pembesaran harus dicangkul dulu sedalam 30 cm hingga menjadi gembur, kemudian dicampur dengan pasir dan kompos yang sudah jadi.<br />Untuk ukuran bedengan lebar 1 m panjang 2 m, diberi 5 kg pasir dan 5 kg pupuk kompos. Setelah tanah, pasir dan kompos tercampur merata dan dibiarkan selama 1 minggu. Pada saat itu juga tanah disemprot Vapan/Basamid untuk mencegah serangan jamur/bakteri pembusuk jamur.<br /><br />Di sekeliling bedengan, perlu dibuatkan saluran untuk penampung air. Jika bedengan sudah siap, biji yang telah tumbuh akarnya tadi segera ditanam dengan jarak tanam 20 x 30 cm. Penanaman biji durian dilakukan dengan cara dibuatkan lubang tanam sebesar biji dan kedalamannya sesuai dengan panjang akar masing-masing. Setelah biji tertanam semua, bagian permukaan bedengan ditaburi pasir yang dicampur dengan tanah halus (hasil ayakan) setebal 5 cm.<br /><br /></span></li><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; "><strong><em>Pengapuran</em></strong><br />Keadaan tanah yang kurang subur, misalnya tanah podzolik (merah kuning) dan latosol (merah-coklat-kuning), yang cenderung memiliki pH 5 - 6 dan penyusunannya kurang seimbang antara kandungan pasir, liat dan debu, dapat diatasi dengan pengapuran. Sebaiknya dilakukan menjelang musim kemarau, dengan kapur pertanian yang memiliki kadar CaCO3 sampai 90%.<br /><br />Dua sampai 4 minggu sebelum pengapuran, sebaiknya tanah dipupuk dulu dan dilsiram 4-5 kali. Untuk mencegah kekurangan unsur Mg dalam tanah, sebaiknya dua minggu setelah pengapuran, segera ditambah dolomit.</span></li></ol></td></tr></tbody></table></td></tr><tr class="isitabel" valign="top"><td><span style="font-size: 13px; "><strong>6.3.</strong></span></td><td><span style="font-size: 13px; "><strong>Teknik Penanaman</strong><br /></span><table width="100%" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td class="isi"><ol><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; "><em><strong>Penentuan Pola Tanam</strong></em><br />Jarak tanam sangat tergantung pada jenis dan kesuburan tanah, kultivar durian, serta sistem budidaya yang diterapkan. Untuk kultivar durian berumur genjah, jarak tanam: 10 m x 10 m. Sedangkan kultivar durian berumur sedang dan dalam jarak tanam 12 m x 12 m.<br /><br />Intensifikasi kebun durian, terutama waktu bibit durian masih kecil (berumur kurang dari 6 tahun), dapat diupayakan dengan budidaya tumpangsari. Berbagai budidaya tumpangsari yang biasa dilakukan yakni dengan tanaman horti (lombok, tomat, terong dan tanaman pangan: padi gogo, kedelai, kacang tanah dan ubi jalar.<br /><br /></span></li><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; "><em><strong>Pembuatan Lubang Tanam</strong></em><br />Pengolahan tanah terutama dilakukan di lubang yang akan digunakan untuk menanam bibit durian. Lubang tanam dipersiapkan 1 m x 1 m x 1 m. Saat menggali lubang, tanah galian dibagi menjadi dua. Sebelah atas dikumpulkan di kiri lubang, tanah galian sebelah bawah dikumpulkan di kanan lubang. Lubang tanam dibiarkan kering terangin-angin selama ± 1 minggu, lalu lubang tanam ditutup kembali.<br /><br />Tanah galian bagian atas lebih dahulu dimasukkan setelah dicampur pupuk kompos 35 kg/lubang, diikuti oleh tanah bagian bawah yang telah dicampur 35 kg pupuk kandang dan 1 kg fospat.<br /><br />Untuk menghindari gangguan rayap, semut dan hama lainnya dapat dicampurkan insektisida butiran seperti Furadan 3 G. Selanjutnya lubang tanam diisi penuh sampai tampak membukit setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah. Tanah tidak perlu dipadatkan. Penutupan lubang sebaiknya dilakukan 7-15 hari sebelum penanaman bibit.<br /><br /></span></li><li class="isi" style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; "><em><strong>Cara Penanaman</strong></em><br />Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh 75-150 cm, kondisinya sehat, pertumbuhan bagus, yang tercermin dari batang yang kokoh dan perakaran yang banyak serta kuat.<br /><br />Lubang tanam yang tertutup tanah digali kembali dengan ukuran yang lebih kecil, sebesar gumpalan tanah yang membungkus akar bibit durian. Setelah lubang tersedia, dilakukan penanaman dengan cara sebagai berikut :<br /></span><table width="95%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="0"><tbody><tr valign="top"><td width="3%"><span style="font-size: 13px; ">a)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Polybag/pembungkus bibit dilepas (sisinya digunting/diiris hati-hati)</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">b)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam sampai batas leher</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">c)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Lubang ditutup dengan tanah galian. Pada sisi tanaman diberi ajir agar pertumbuhan tanaman tegak ke atas sesuai arah ajir.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">d)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Pangkal bibit ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, lalu disiram air.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">e)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Di atas bibit dapat dibangun naungan dari rumbia atau bahan lain. Naungan ini sebagai pelindung agar tanaman tidak layu atau kering tersengat sinar matahari secara langsung.</span></td></tr></tbody></table><span style="font-size: 13px; "><br /></span></li><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; "><strong><em>Pemupukan</em><br /></strong>Sebelum melakukan pemupukan kita harus melihat keadaan tanah, kebutuhan tanaman akan pupuk dan unsur hara yang terkandung dalam tanah.<br /></span><table width="90%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="0"><tbody><tr valign="top"><td width="3%"><span style="font-size: 13px; ">a)</span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">Cara memupuk<br />Pada tahap awal buatlah selokan melingkari tanaman. Garis tengah selokan disesuaikan dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30 cm. Tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk disebarkan secara merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup selokan. Setelah itu tanah diratakan kembali, bila tanah dalam keadaan kering segera lakukan penyiraman.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">b)</span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; ">Jenis dan dosis pemupukan<br />Jenis pupuk yang digunakan untuk memupuk durian adalah pupuk kandang, kompos, pupuk hijau serta pupuk buatan. Pemupukan yang tepat dapat membuat tanaman tumbuh subur. Setelah tiga bulan ditanam, durian membutuhkan pemupukan susulan NPK (15:15:15) 200 gr perpohon. Selanjutnya, pemupukan susulan dengan NPK itu dilakukan rutin setiap empat bulan sekali sampai tanaman berumur tiga tahun.</span></td></tr></tbody></table><span style="font-size: 13px; "><br />Setahun sekali tanaman dipupuk dengan pupuk organik kompos/pupuk kandang 60-100 kg per pohon pada musim kemarau. Pemupukan dilakukan dengan cara<strong> </strong>menggali lubang mengelilingi batang bawah di bawah mahkota tajuk paling luar dari tanaman.<br /><br />Tanaman durian yang telah berumur = 3 tahun biasanya mulai membentuk batang dan tajuk. Setelah itu, setiap tahun durian membutuhkan tambahan 20–25% pupuk NPK dari dosis sebelumnya.<br /><br />Apabila pada tahun ke-3, durian diberi pupuk 500 gram NPK per pohon maka pada tahun ke-4 dosisnya menjadi 600-625 gram NPK per pohon. Kebutuhan pupuk kandang juga meningkat, berkisar antara 120-200 kg/pohon menjelang berbunga durian membutuhkan NPK 10:30:10. Pupuk ini ditebarkan pada saat tanaman selesai membentuk tunas baru (menjelang tanaman akan berbunga).<br /><br /></span></li><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; "><em><strong>Pengairan dan Penyiraman</strong></em><br />Durian membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya, tapi tanah tidak boleh tergenang terlalu lama atau sampai terlalu basah. Bibit durian yang baru ditanam membutuhkan penyiraman satu kali sehari, terutama kalau bibit ditanam pada musim kemarau. Setelah tanaman berumur satu bulan, air tanaman dapat dikurangi sekitar tiga kali seminggu.<br /><br />Durian yang dikebunkan dengan skala luas mutlak membutuhkan tersedianya sumber air yang cukup. Dalam pengairan perlu dibuatkan saluran air drainase untuk menghindari air menggenangi bedengan tanaman.<br /><br /></span></li><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; "><strong><em>Waktu Penyemprotan Pestisida</em></strong><br />Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman yang baik, setiap 2 minggu sekali bibit disemprot zat pengatur tumbuh Atonik dengan dosis 1 cc/liter air dan ditambah dengan Metalik dengan dosis 0,5 cc/liter air. Hal ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan tanaman agar lebih sempurna.<br /><br />Jenis insektisida yang digunakan adalah Basudin yang disemprot sesuai aturan yang ditetapkan dan berguna untuk pencegahan serangga.<br /><br />Untuk cendawan cukup melaburi batang dengan fungisida (contohnya Dithane atau Antracol) agar sehat. Lebih baik bila pada saat melakukan penanaman, batang durian dilaburi oleh fungisida tersebut.<br /><br /></span></li><li style="line-height: 20px; "><span style="font-size: 13px; "><strong><em>Pemeliharan Lain</em></strong><br />Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) berfungsi mempengaruhi jaringan-jaringan pada berbagai organ tanaman. Zat ini sama sekali tidak memberikan unsur tambahan hara pada tanaman. ZPT dapat membuat tanaman menjadi lemah sehingga penggunannya harus disesuaikan dengan petunjuk pemakaian yang tertera pada label yang ada dalam kemasan, sebab pemakaian ZPT ini hanya dicampurkan saja.</span></li></ol></td></tr></tbody></table></td></tr></tbody></table></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><span style="font-size: 13px; "><strong>7.</strong></span><span style="font-size: 13px; "><strong>HAMA DAN PENYAKIT</strong></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><table class="isi" width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="0" style="text-align: justify;font-size: 13px; "><tbody><tr class="isitabel" valign="top"><td width="4%"><span style="font-size: 13px; "><strong>7.1.</strong></span></td><td width="96%"><span style="font-size: 13px; "><strong>Hama</strong><br /></span><table width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="2"><tbody><tr valign="top"><td class="isi" width="3%"><p style="line-height: 18px; margin-top: 5px; margin-bottom: 1em; "><span style="font-size: 13px; "><em><strong>1.</strong></em></span></p></td><td class="isi"><p style="line-height: 18px; margin-top: 5px; margin-bottom: 1em; "><span style="font-size: 13px; "><strong><em>Penggerek buah (Jawa : Gala-gala)</em></strong><br /><span class="underline"><em><strong><br />C</strong></em>iri</span>: telur diletakkan pada kulit buah dan dilindungi oleh jaring-jaring mirip rumah laba-laba. Larva yang telah menetas dari telur langsung menggerek dan melubangi dinding-dinding buah hingga masuk ke dalam. Larva tersebut tinggal di dalam buah sampai menjadi dewasa. Buah yang diserang kadang-kadang jatuh sebelum tua.<br /><em><strong><span class="underline"><br />P</span></strong></em><span class="underline">enyebaran</span>: serangga penggerek buah menyebar dengan cara terbang dari pohon durian yang satu ke pohon lainnya. Serangga penggerek buah ini bertelur pada buah durian yang dihinggapinya. Kegiatan bertelur ini dilakukan secara periodik setiap menjelang musim kemarau. Pengendalian: dilakukan dengan insektisida, seperti Basudin, Sumithion 50 AC, Thiodan 35 EC, dengan dosis 2-3 cc/liter air.<br /></span></p></td></tr><tr valign="top"><td class="isi"><span style="font-size: 13px; "><em><strong>2.</strong></em></span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; "><strong><em>Lebah mini</em></strong><br /><span class="underline"><em><strong><br />C</strong></em>iri</span>: hama ini berukuran kecil, tubuhnya berwarna coklat kehitaman dan sayapnya bergaris putih lebar. Setelah lebah menjadi merah violet, ukuran panjangnya menjadi 3,5 cm. Pada fase ulat (larva), hama ini menyerang daun-daun durian muda. Selama hama tersebut mengalami masa istirahat (bentuk kepompong), mereka akan menempel erat pada kulit buah. Setelah menjadi lebah serangga ini mencari makan dengan cara menggerek ranting-ranting muda dan memakan daun-daun muda.<br /><em><strong><span class="underline"><br />P</span></strong></em><span class="underline">engendalian</span>: menggunakan parvasida, seperti Hostathion 40 EC (Triazofos 420 gram/liter), dan insektisida, seperti Supracide 40 EC dosis 420 gram/liter dan Temik 106 (Aldikarl 10%).</span></td></tr><tr valign="top"><td class="isi"><span style="font-size: 13px; "><em><strong>3.</strong></em></span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; "><strong><em>Ulat penggerek bunga (Prays citry)</em></strong><br />Ulat ini menyerang tanaman yang baru berbunga, terutama bagian kuncup bunga dan calon buah. Ciri: ulat ini warna tubuhnya hijau dan kepalanya merah coklat, setelah menjadi kupu-kupu berwarna merah sawo agak kecoklatan, abu-abu dan bertubuh langsing.<br /><span class="underline"><strong><em><br />G</em></strong>ejala</span>: kuncup bunga yang terserang akan rusak dan putiknya banyak yang berguguran. Demikian pula, benang sari dan tajuk bunganya pun rusak semua, sedangkan kuncup dan putik patah karena luka digerek ulat. Penularan ke tanaman lain dilakukan oleh kupu-kupu dari hama tersebut.<br /><span class="underline"><em><strong><br />P</strong></em>engendalian</span>: dengan menyemprotkan obat-obatan seperti Supracide 40 EC, nuvacrom SWC, Perfekthion 400 EC (Eimetoat 400 gram/liter).</span></td></tr><tr valign="top"><td class="isi"><span style="font-size: 13px; "><em><strong>4.</strong></em></span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; "><strong><em>Kutu loncat durian</em></strong><br /><span class="underline"><em><strong><br />C</strong></em>iri</span>: serangga berwarna kecoklatan dan tubuhnya diselimuti benang-benang lilin putih hasil sekresi tubuhnya; bentuk tubuh, sayap dan tungkainya mirip dengan kutu loncat yang menyerang tanaman lamtoro. Gejala: kutu loncat bergerombol menyerang pucuk daun yang masih muda dengan cara menghisap cairan pada tulang-tulang daun sehingga daun-daun akan kerdil dan pertumbuhannya terhambat; setelah menghisap cairan, kutu ini mengeluarkan cairan getah bening yang pekat rasanya manis dan merata ke seluruh permukaan daun sehingga mengundang semut-semut bergerombol. <span class="underline"><strong><em><br /><br />P</em></strong>engendalian</span>: daun dan ranting-ranting yang terserang dipangkas untuk dimusnahkan. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Supracide 40 EC dosis 100-150 gram/5 liter air.</span></td></tr></tbody></table></td></tr><tr class="isitabel" valign="top"><td><span style="font-size: 13px; "><strong>7.2.</strong></span></td><td><span style="font-size: 13px; "><strong>Penyakit</strong><br /></span><table width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="2"><tbody><tr valign="top"><td class="isi" width="3%"><p style="line-height: 18px; margin-top: 5px; margin-bottom: 1em; "><span style="font-size: 13px; "><em><strong>1.</strong></em></span></p></td><td class="isi" width="97%"><p style="line-height: 18px; margin-top: 5px; margin-bottom: 1em; "><span style="font-size: 13px; "><strong><em>Phytopthora parasitica dan Pythium complectens</em></strong><br /><span class="underline"><strong><em><br />P</em></strong>enyebab</span>: Pythium complectens, yang menyerang bagian tanaman seperti daun, akar dan percabangan. Penularan dan penyebab: penyakit ini menular dengan cepat ke pohon lain yang berdekatan. Penularan terjadi bila ada akar yang terluka.<br />Penularan terjadi bersama-sama dengan larutnya tanah atau bahan organik yang terangkut air. Gejala: daun durian yang terserang menguning dan gugur mulai dari daun yang tua, cabang pohon kelihatan sakit dan ujung-ujungnya mati, diikuti dengan berkembangnya tunas-tunas dari cabang di bawahnya. Kulit di atas permukaan tanah menjadi coklat dan membusuk. Pembusukan pada akar hanya terbatas pada akar-akar sebelah bawah, tetapi dapat meluas dari ujung akar lateral sampai ke akar tunggang. Jika dilihat dari luar akar yang sakit tampak normal, tetapi jaringan kulitnya menjadi colat tua dan jaringan pembuluh menjadi merah jambu.<br /><span class="underline"><strong><em><br />P</em></strong>engendalian</span>:</span></p><table width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="2"><tbody><tr valign="top"><td width="3%"><span style="font-size: 13px; ">1)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">upayakan drainase yang baik agar tanah tidak terlalu basah dan air tidak mengalir ke permukaan tanah pada waktu hujan;</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">2)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">pohon yang sakit dibongkar sampai ke akarnya dan dibakar;</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">3)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">pilih bibit durian kerikil untuk batang bawah karena jenis ini lebioh tahan terhadap serangan jamur sehingga dapat terhindar dari serangan penyakit busuk.</span></td></tr></tbody></table></td></tr><tr valign="top"><td class="isi"><span style="font-size: 13px; "><em><strong>2.</strong></em></span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; "><strong><em>Kanker bercak</em></strong><br /><span class="underline"><strong><em><br />P</em></strong>enyebab</span>: Pythium palvimora, terutama menyerang bagian kulit batang dan kayu. Penyebaran oleh spora sembara bersamaan dengan butir-butir tanah atau bahan organik yang tersangkut air. Penyebaran penyakit ini dipacu oleh curah hujan yang tinggi dalam cuaca kering. Jamur dapat tumbuh dengan baik pada suhu antara 12-35 derajat C.<br /><em><strong><span class="underline"><br />G</span></strong></em><span class="underline">ejala</span>: kulit batang durian yang terserang mengeluarkan blendok (gum) yang gelap; jaringan kulit berubah menjadi merah kelam, coklat tua atau hitam; bagian yang sakit dapat meluas ke dalam sampai ke kayu; daun-daun rontok dan ranting-ranting muda dari ujung mulai mati.<br /><em><strong><span class="underline"><br />P</span></strong></em><span class="underline">engendalian</span>:</span><table width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="2"><tbody><tr valign="top"><td width="3%"><span style="font-size: 13px; ">1)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">perbaikan drainase agar air hujan tidak mengalir dipermukaan tanah dan untuk<br />batang yang sakit;</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">2)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">dilakukan dengan cara memotong kulit yang sakit sampai ke kayunya yang sehat dan potongan tanaman yang sakit harus dibakar,<br />sedangkan bagian yang terluka diolesi fungisida, misalnya difolatan 4 F 3%.</span></td></tr></tbody></table></td></tr><tr valign="top"><td class="isi"><span style="font-size: 13px; "><em><strong>3.</strong></em></span></td><td class="isi"><span style="font-size: 13px; "><strong><em>Jamur upas</em></strong><br /><em><strong><span class="underline"><br />G</span></strong></em><span class="underline">ejala</span>: pada cabang-cabang dan kulit kayu terdapat benang-benang jamur mengkilat seperti sarang laba-laba pada cabang-cabang. Jamur berkembang menjadi kerak berwarna merah jambu dan masuk ke dalam kulit dan kayu sehingga menyebabkan matinya cabang.<br /><br /><span class="underline"><em><strong>P</strong></em>engendalian</span>:</span><table width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="2"><tbody><tr valign="top"><td width="3%"><span style="font-size: 13px; ">1)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">serangan jamur yang masih pada tingkat sarang laba-laba dapat dikendalikan dengan cara melumasi cabang yang terserang degan fungisida, misalnya calizin RM;</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">2)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">jika jamur sudah membentuk kerak merah jambu, sebaiknya dilakukan pemotongan cabang kirakira<br />lebih 30 cm ke bawah bagian yang berjamur;</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">3)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">dengan menyemprotkan Antrocol 70 WP (propineb 70,5%), dosis 100-200 gram/liter air atau 1-1,5 kg/ha aplikasi.</span></td></tr></tbody></table></td></tr></tbody></table></td></tr></tbody></table></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><span style="font-size: 13px; "><strong>8.</strong></span><span style="font-size: 13px; "><strong>P A N E N</strong></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><table class="isi" width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="0" style="text-align: justify;font-size: 13px; "><tbody><tr class="isitabel" valign="top"><td width="4%"><span style="font-size: 13px; "><strong>8.1.</strong></span></td><td width="96%"><span style="font-size: 13px; "><strong>Ciri dan Umur Panen</strong><br />Pada umur sekitar 8 tahun, tanaman durian sudah mulai berbunga. Musim berbunga jatuh pada waktu kemarau, yakni bulan Juni-September sehingga bulan Oktober- Februari buah sudah dewasa dan siap dipetik. Panen durian diusahakan sebelum musim hujan tiba karena air hujan dapat merusak kualitas buah.<br /><br />Warna durian yang hampir masak agak berbeda-beda tergantung pada kultivarnya. Buah yang sudah masak umumnya ditandai dengan bau harum yang menyengat. Pada durian yang sudah masak bila diketuk duri atau buahnya akan terdengar dentang udara antara isi dan kulitnya.</span></td></tr><tr class="isitabel" valign="top"><td><span style="font-size: 13px; "><strong>8.2.</strong></span></td><td><span style="font-size: 13px; "><strong>Cara Panen</strong><br />Buah durian yang sudah matang akan jatuh sendiri. Untuk menjaga agar buah tidak langsung jatuh, kira-kira sebulan sebelum matang buah dapat diikat dengan tali plastik. Tujuan pengikatan tersebut agar tangkai buah yang terlepas dari batang atau ranting pohon tetap menggantung pada tali sehingga buah durian tersebut dapat diambil dalam keadaan utuh.<br /><br />Buah durian dari pohon rendah dapat dipetik dengan menggunakan pisau tajam. Tangkai buah dipotong mulai dari bagian paling atas, ± 1,5 cm dari dahan. Pemotongan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati karena di tempat ini terdapat bahan tunas yang akan berbunga pada musim berikutnya.<br /><br />Buah durian yang terletak pada bagian pohon yang tinggi sebaiknya dipetik dengan menggunakan alat bantu yang sesuai agar tidak jatuh ke tanah. Durian yang jatuh ke tanah biasanya retak, daging buahnya menjadi asam/pahit karena terjadi fermentasi pembentukan alkohol dan asam.</span></td></tr><tr class="isitabel" valign="top"><td><span style="font-size: 13px; "><strong>8.3.</strong></span></td><td><span style="font-size: 13px; "><strong>Prakiraan Produksi</strong><br />Jumlah durian yang dapat dipanen dalam satu pohon adalah 60-70 butir perpohon pertahun dengan bobot rata-rata 2,7 kg. Apabila diinginkan jumlah buah yang lebih banyak lagi maka bobot buah akan turun.</span></td></tr></tbody></table></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><span style="font-size: 13px; "><strong>9.</strong></span><span style="font-size: 13px; "><strong>PASCA PANEN</strong></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><table class="isi" width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="0" style="text-align: justify;font-size: 13px; "><tbody><tr class="isitabel" valign="top"><td width="4%"><span style="font-size: 13px; "><strong>9.1.</strong></span></td><td width="96%"><span style="font-size: 13px; "><strong>Pengumpulan</strong><br />Di tempat pengumpulan setiap tangkai durian diberi label khusus atau dicat dengan warna tertentu untuk menunjukkan kebun asal durian. Bila kualitasnya kurang baik dapat diperbaiki pada tahun berikutnya.</span></td></tr><tr class="isitabel" valign="top"><td><span style="font-size: 13px; "><strong>9.2.</strong></span></td><td><span style="font-size: 13px; "><strong>Penyortiran dan Penggolongan</strong><br />Hasil panen dikumpulkan, diseleksi dan dipilah-pilah berdasarkan ukuran. Seleksi perlu dilakukan agar tidak ada buah cacat yang ikut terkirim, terutama bila buah ini akan dijual atau diekspor.</span></td></tr><tr class="isitabel" valign="top"><td><span style="font-size: 13px; "><strong>9.3.</strong></span></td><td><span style="font-size: 13px; "><strong>Penyimpanan</strong><br />Durian yang sudah terpilih dicuci dan disemprot dengan air agar kotoran yang menempel pada kulitnya menjadi bersih. Selanjutnya buah dicelupkan ke dalam air yang telah diberi fungisida Aliette 800 WP yang berbahan aktif Aluminium tris (Oethy/phosphonate) 22 cc/liter. Tujuan pencelupan ini adalah untuk menghindari serangan busuk buah yang disebabkan oleh jamur Phytophtora sp selama pemeraman dan transportasi. Lalu buah dikeringanginkan. Durian beserta petinya dimasukkan ke dalam gudang yang cukup mendatangkan penerangan.</span></td></tr><tr class="isitabel" valign="top"><td><span style="font-size: 13px; "><strong>9.4.</strong></span></td><td><span style="font-size: 13px; "><strong>Pengemasan dan Pengangkutan</strong><br />Buah durian yang akan diekspor diberi perlakuan: setelah buah kering, buah dibungkus kantong plastik dan diikat dengan tali rafia Setiap kantung plastik berisi satu butir buah durian. Buah yang sudah dibungkus kantung plastik dibungkus lagi dengan kantung kertas semen. Setelah itu, dimasukkan ke dalam kotak karton<br />setebal 3 mm. Setiap ungkus berisi 5-6 butir durian sehingga setiap kotak karton berisi 10-15 kg durian. Kotak ini dilekat dengan lakban (perekat plastik) tebal yang tidak mudah robek jika terkena gesekan.<br /><br />Teknologi pengemasan ini memperhatikan adanya lubang udara agar ada sirkulasi udara, tetapi juga ada lapisan plastik luar untuk menahan keluarnya bau, sehingga tidak ada kontak antar udara di dalam kotak pengepakan dengan udara luar maka jika di dalam ada durian yang matang baunya tidak tercium menyengat sampai keluar.</span></td></tr><tr class="isitabel" valign="top"><td><span style="font-size: 13px; "><strong>9.5.</strong></span></td><td><span style="font-size: 13px; "><strong>Penanganan Lain</strong><br />Bila ingin menghasilkan durian beku untuk dipasarkan ke tempat yang jauh, maka dapat dilakukan cara pengepakan fakum udara, cara ini banyak dipakai oleh petani Thailand. Setelah dikupas kulitnya, durian dimasukkan ke dalam alat fakum udara selama 35-40 menit dengan suhu 40oC di bawah nol. Setelah itu, buah durian dimasukkan ke dalam plastik berukuran 300 gram dan diletakkan dalam kamar pendingin dengan suhu 18 derajat C di bawah nol.</span></td></tr></tbody></table></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><span style="font-size: 13px; "><strong>10.</strong></span><span style="font-size: 13px; "><strong>ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN</strong></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><table class="isi" width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="0" style="text-align: justify;font-size: 13px; "><tbody><tr class="isitabel" valign="top"><td width="4%"><span style="font-size: 13px; "><strong>10.1.</strong></span></td><td width="96%"><span style="font-size: 13px; "><strong>Analisis Usaha Budidaya</strong><br />Perkiraan analisis usaha tani tanaman durian seluas 1 ha pada tahun 1998.<br /><br /><em><strong>1) Biaya produksi</strong></em><br /></span><table width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="2"><tbody><tr valign="top"><td width="3%"><span style="font-size: 13px; ">1)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Tanah 1 ha @ m2 x Rp. 15.000,-</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Rp. 15.000.000,-</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">2)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Bibit :150 pohon @ Rp. 50.000,-</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Rp. 7.500.000,-</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">3)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Pupuk<br />- Pupuk kandang: 9500 kg @ Rp. 60,-<br />- UREA: 1400 kg @ Rp. 1.600,-<br />- TSP: 1400 kg @ Rp. 1.500,-<br />- KCl: 1400 kg @ Rp. 1.600,-<br />- NPK: 1400 kg @ Rp. 2.800,-<br />- Hormon/mineral: 70 liter @ Rp. 3.500,-</span></td><td><span style="font-size: 13px; "><br />Rp. 570.000,-<br />Rp. 2.240.000,-<br />Rp. 2.100.000,-<br />Rp. 2.240.000,-<br />Rp. 3.920.000,-<br />Rp. 245.000,-</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">4)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Obat dan pestisida<br />- Insektisida: 150 liter @ Rp. 5.000,-<br />- Fungisida: 150 liter @ Rp. 5.000,-</span></td><td><span style="font-size: 13px; "><br />Rp. 750.000,-<br />Rp. 750.000,-</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">5)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Alat dan bangunan<br />- Bangunan dan sumur<br />- Alat semprot: 2 unit @ Rp. 75.000,-<br />- Cangkul: 2 buah @ Rp. 5.000,-<br />- Sabit: 2 buah @ Rp. 3.500,-<br />- Garpu: 2 buah @ Rp. 3.000,-<br />- Golok: 2 buah @ Rp. 7.500,-<br />- Gunting pangkas: 3 buah @ Rp. 5.000,-<br />- Gergaji pangkas: 2 buah @ Rp. 6.000,-<br />- Ember: 5 buah @ Rp. 3.000,-</span></td><td><span style="font-size: 13px; "><br />Rp. 2.500.000,-<br />Rp. 150.000,-<br />Rp. 10.000,-<br />Rp. 7.000,-<br />Rp. 6.000,-<br />Rp. 15.000,-<br />Rp. 15.000,-<br />Rp. 12.000,-<br />Rp. 15.000,-</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">6)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Tenaga kerja tetap<br />- Upah 5 bok 12 x 2 orang x Rp. 30.000,-<br />- Pakaian 5 x Rp. 45.000,-<br />- THR 5 x Rp. 25.000,-</span></td><td><span style="font-size: 13px; "><br />Rp. 3.600.000,-<br />Rp. 225.000,-<br />Rp. 125.000,-</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">7)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Tenaga kerja lepas<br />- Membuat lubang tanam 15 OH @ Rp. 3.000,-<br />- Memupuk dan menanam 25 OH @ Rp. 3.000,-<br /></span></td><td><span style="font-size: 13px; "><br />Rp. 45.000,-<br />Rp. 75.000,-</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; "></span><br /></td><td><span style="font-size: 13px; "><strong>Jumlah biaya produksi</strong></span></td><td><span style="font-size: 13px; "><strong>Rp. 42.115.000,-</strong></span></td></tr></tbody></table><p style="line-height: 18px; margin-top: 5px; margin-bottom: 1em; "><span style="font-size: 13px; "><em><strong>2) Pendapatan</strong></em></span></p><table width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="2"><tbody><tr valign="top"><td width="3%"><span style="font-size: 13px; ">1)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Tahun ke-5 produk ke 1<br />= 25/100 x 150 x 30 x Rp. 30.000= Rp. 33.750.000,-<br />= Rp. 33.750.000 – Rp. 42.115.000</span></td><td><span style="font-size: 13px; "><br /><br />- Rp. 8.365.000,-</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">2)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Tahun ke-6 produk ke 2<br />=25/100 x 150 x 60 x Rp. 30.000= Rp. 67.500.000,-<br />= Rp. 67.500.000 – (Rp.8.365.000 + Rp. 16.765.000)</span></td><td><span style="font-size: 13px; "><br /><br />Rp. 42.370.000</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">3)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Pada tahun ke-7 keuntungan sudah dapat menutupi investasi yang dikeluarkan</span></td><td><span style="font-size: 13px; "></span><br /></td></tr></tbody></table><p style="line-height: 18px; margin-top: 5px; margin-bottom: 1em; "><span style="font-size: 13px; "><strong><em>3) Investasi rata-rata/pohon: Rp. 175.096,66</em></strong></span></p></td></tr><tr class="isitabel" valign="top"><td><span style="font-size: 13px; "><strong>10.2.</strong></span></td><td><span style="font-size: 13px; "><strong>Gambaran Peluang Agribisnis</strong><br />Peluang bisnis durian sangat bagus. Untuk pasar luar negeri pada tahun 1983-1987 dikirim ke negara Taiwan, Singapura, Malaysia dan Hongkong. Dan pada tahun 1989 permintaan meningkat ke negara Prancis, Belanda, Brunei, australia, Saudi Arabia dan Jepang. Bahkan pada tahun 1999 di Jepang harga durian dapat mencapai 10.000 yen (Rp 700.000,-).<br /><br />Peluang pasar di Indonesia juga sangat bagus, harga durian berkualitas dapat mencapai Rp 30.000,-/kg. Sedangkan untuk buah durian dipasaran dan kualitasnya biasa-bisa saja mencapai Rp. 15.000,-/buah. Selama ini perdagangan durian lebih dikuasai oleh negara Thailand, hal ini disebabkan oleh mutu buah yang bagus. Padahal Indonesia dapat melakukan hal yang sama apabila mutu ditingkatkan. Bahkan Indonesia memiliki varietas yang beragam dan berbuah sepanjang tahun. Dengan penanganan yang profesional dan dibantu oleh kemudahan-kemudahan dari pemerintah durian Indonesia mampu menguasai pasar dunia.</span></td></tr></tbody></table></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><span style="font-size: 13px; "><strong>11.</strong></span><span style="font-size: 13px; "><strong>STANDAR PRODUKSI</strong></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><table class="isi" width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="0" style="text-align: justify;font-size: 13px; "><tbody><tr class="isitabel" valign="top"><td width="4%"><span style="font-size: 13px; "><strong>11.1.</strong></span></td><td width="96%"><span style="font-size: 13px; "><strong>Ruang Lingkup</strong><br />Standar produksi ini meliputi: klasifikasi dan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, pengemasan dan syarat penandaan.</span></td></tr><tr class="isitabel" valign="top"><td><span style="font-size: 13px; "><strong>11.2.</strong></span></td><td><span style="font-size: 13px; "><strong>Diskripsi</strong><br />Standar mutu buah durian di Indonesia tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI 01-4482-1998.</span></td></tr><tr class="isitabel" valign="top"><td><span style="font-size: 13px; "><strong>11.3.</strong></span></td><td><span style="font-size: 13px; "><strong>Klasifikasi dan Standar Mutu</strong><br />Buah durian diklasifikasikan dalam 3 jenis mutu, yaitu Mutu I, Mutu II dan Mutu III.<br /></span><table width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="2"><tbody><tr valign="top"><td width="3%"><span style="font-size: 13px; ">a)</span></td><td><span style="font-size: 13px; "><span class="underline">Kerusakan: </span><br />mutu I=tidak ada (bebas penyakit dan serangga);<br />mutu II=tidak ada (bebas penyakit dan serangga);<br />mutu III=tidak ada (bebas penyakit dan serangga).</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">b)</span></td><td><span style="font-size: 13px; "><span class="underline">Cacat:</span> mutu I=tidak ada; mutu II=ada; mutu III=ada.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">c)</span></td><td><span style="font-size: 13px; "><span class="underline">Rasa dan aroma</span>: mutu I=baik sesuai kultivar; mutu II=baik sesuai kultivar; mutu III=baik sesuai kultivar.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">d)</span></td><td><span style="font-size: 13px; "><span class="underline">Kekerasan daging</span>: mutu I=keras/sedang; mutu II=keras/sedang; mutu III=keras/sedang.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">e)</span></td><td><span style="font-size: 13px; "><span class="underline">Kesegaran buah</span>: mutu I=segar; mutu II=segar; mutu III=segar.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">f)</span></td><td><span style="font-size: 13px; "><span class="underline">Warna daging buah</span>: mutu I=sesuai kultivar/kuning; mutu II=sesuai kultivar/kuning; mutu III=sesuai kultivar/kuning.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">g)</span></td><td><span style="font-size: 13px; "><span class="underline">Kesegaman Kultivar</span>: mutu I=seragam; mutu II=seragam; mutu III=seragam.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">h)</span></td><td><span style="font-size: 13px; "><span class="underline">Perbandingan berat dengan biji</span>: mutu I >2; mutu II >1; mutu III=boleh <></span></td></tr></tbody></table><span style="font-size: 13px; ">Pengujian buah durian dilakukan berdasarkan pengamatan dari bentuk fisik dan visualisasi dari standar mutu yang ada.</span></td></tr><tr class="isitabel" valign="top"><td><span style="font-size: 13px; "><strong>11.4.</strong></span></td><td><span style="font-size: 13px; "><strong>Pengambilan Contoh</strong><br />Satu partai/lot buah durian segar yang terdiri maksimum 1.000 kemasan atau 1000 buah, contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan atau jumlah buah dengan ketentuan sebagai berikut:<br /><br /></span><table width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="2"><tbody><tr valign="top"><td width="3%"><span style="font-size: 13px; ">1)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 1–5, pengambilan contoh semua.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">2)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 6–100, pengambilan contoh minimum 5.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">3)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 101–300, pengambilan contoh minimum 7.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">4)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 301–500, pengambilan contoh minimum 9.</span></td></tr><tr valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">5)</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 501-1001, pengambilan contoh minimum 10.</span></td></tr></tbody></table><span style="font-size: 13px; ">Dari setiap kemasan yang dipilih secara acak diambil sekurang-kurangnya tiga buah kemudian dicampur. Untuk kemasan dengan isi kurang dari tiga buah diambil satu buah.<br /><br />Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat, yaitu orang yang telah dilatih terlebih dahulu dan diberi wewenang untuk melakukan hal tersebut.</span></td></tr><tr class="isitabel" valign="top"><td><span style="font-size: 13px; "><strong>11.5</strong></span></td><td><p style="line-height: 18px; margin-top: 5px; margin-bottom: 1em; "><span style="font-size: 13px; "><strong>Pengemasan</strong><br />Buah durian seyogyanya dikemas sesuai dengan pasar yang dituju. Untuk Pasar Eropa, Ameriak dan Kanada, disukai buah durian yang beratnya 2,5-3,5 kg/buah dan dikemas dengan kotak karton berkapasitas 10-12 kg. Untuk pasaran Hongkong dipilih buah durian yang beratnya 2-4 kg/buah dan dikemas dalam keranjang bambu berkapasitas 35-50 kg. Sedangkan untuk Malaysia dan Singapura atau pasar lokal dikehendaki buah durian dengan berat 2,0-5,0 kg/buah yang dikemas dalam keranjang bambu atau peti kayu, atau tanpa kemasan langsung ditumpuk ai atas bak truk.</span></p><p style="line-height: 18px; margin-top: 5px; margin-bottom: 1em; "><span style="font-size: 13px; ">Label atau gantungan yang menyertai setiap kemasan harus mudah dilihat dan berisi<br />informasi :<br />a) Dihasilkan di Indonesia.<br />b) Nama perusahaan/eksportir.<br />c) Nama kultivar durian.<br />d) Kelas mutu.<br />e) Jumlah buah dalam kemasan.<br />f) Berat kotor.<br />g) Berat bersih.<br />h) Identitas pembeli di tempat tujuan.<br />i) Tanggal panen.<br />j) Tanggal buah itu enak dimakan.<br />k) Tanggal buah itu tidak enak lagi dimakan.<br />l) Petunjuk cara penanganan (suhu, kelembaban) yang dianjurkan.</span></p></td></tr></tbody></table></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><span style="font-size: 13px; "><strong>12.</strong></span><span style="font-size: 13px; "><strong>DAFTAR PUSTAKA</strong></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; line-height: 18px; -webkit-border-horizontal-spacing: 1px; -webkit-border-vertical-spacing: 1px; "><table class="isi" width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="0" style="text-align: justify;font-size: 13px; "><tbody><tr class="isitabel" valign="top"><td width="4%"><span style="font-size: 13px; ">1.</span></td><td width="96%"><span style="font-size: 13px; ">AAK. Bertanam Pohon Buah-buahan II. Kanisius : Yogyakarta, 1997.</span></td></tr><tr class="isitabel" valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">2.</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">AAK. Budi daya Durian. Kanisius : Yogyakarta, 1997.</span></td></tr><tr class="isitabel" valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">3.</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Rambe, Sri Suryani Maphilindowati. “ Pasca Panen Buah Durian “. Trubus, 1988</span></td></tr><tr class="isitabel" valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">4.</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">Redaksi Trubus. Berkebun Durian Ala Petani Thailand. Jakarta : Penebar<br />Swadaya, 1998.</span></td></tr><tr class="isitabel" valign="top"><td><span style="font-size: 13px; ">5.</span></td><td><span style="font-size: 13px; ">_____________ Mengebunkan Durian Unggul. Jakarta : Penebar Swadaya, 1997</span></td></tr></tbody></table></span></span></div><div></div><div></div><div></div>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-90054756553476065852011-06-07T02:10:00.000-07:002011-06-07T02:16:22.160-07:00BUDIDAYA TANAMAN SAGU<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0zT8kUZaH0ec1cw39XGWg5AHWZTLhZS8V8T_5YW9QFwV7Q-q9xTwd33sYJ214WJDmbQ-SwyGAagiL-V1FZMq497U9cVLPSzgHMq_r6L6LBhp8smWiYLRUUeduxOSBznZzGz9BI1YvWoE/s1600/1.+sagu.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 160px; height: 220px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0zT8kUZaH0ec1cw39XGWg5AHWZTLhZS8V8T_5YW9QFwV7Q-q9xTwd33sYJ214WJDmbQ-SwyGAagiL-V1FZMq497U9cVLPSzgHMq_r6L6LBhp8smWiYLRUUeduxOSBznZzGz9BI1YvWoE/s320/1.+sagu.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5615403870232344770" /></a><br /><span class="Apple-style-span" style="font-family: georgia, century, times, serif; "><span class="Apple-style-span" ><p style="text-align: justify;"><strong>ARTIKEL PERTANIAN :</strong></p><p style="text-align: justify;"><strong>1. Teknik Budidaya Tanaman Sagu</strong></p><ol><li style="text-align: justify;"><strong>Nama Lain dari Tanaman Sagu</strong></li></ol><p style="text-align: justify;"> Sagu (<em>Metroxylon </em>sp.) di duga berasal dari Maluku dan Irian. Hingga saat ini belum ada data yang mengungkapkan sejak kapan awal mula sagu ini dikenal. Di wilayah Indonesia bagian Timur, sagu sejak lama dipergunakan sebagai makanan pokok oleh sebagian penduduknya terutama di Maluku dan Irian Jaya. Teknologi eksploitasi, budidaya dan pengolahan tanaman sagu yang paling maju saat ini adalah di Malaysia.</p><p style="text-align: justify;">Tanaman Sagu dikenal dengan nama <em>Kirai</em> di Jawa Barat, <em>bulung, kresula, bulu, rembulung, </em>atau <em>resula</em> di Jawa Tengah; lapia atau <em>napia</em> di Ambon; <em>tumba</em> di Gorontalo; <em>Pogalu</em> atau <em>tabaro</em> di Toraja; <em>rambiam</em> atau <em>rabi di kepulauan Aru.</em>Tanaman sagu masuk dalam Ordo <em>Spadicflorae</em>, Famili <em>Palmae</em>. Di kawasan Indo Pasifik terdapat 5 marga (genus) Palmae yang zat tepungnya telah dimanfaatkan, yaitu<em>Metroxylon, Arenga, Corypha, Euqeissona, </em>dan <em>Caryota.</em> Genus yang banyak dikenal adalah Metroxylon dan Arenga, karena kandungan acinya cukup tinggi.</p><p style="text-align: justify;"> Sagu dari genus Metroxylon, secara garis besar digolongkan menjadi dua, yaitu : yang berbunga atau berbuah dua kali (Pleonanthic) dan berbunga atau berbuah sekali (Hapaxanthic) yang mempunyai nilai ekonomis penting, karena kandungan karbohidratnya lebih banyak. Golongan ini terdiri dari 5 varietas penting yaitu :</p><ol><li style="text-align: justify;"><em>Metroxylon sagus,</em>Rottbol atau sagu molat</li><li style="text-align: justify;"><em>Metroxylon rumphii, </em>Martius atau sagu Tuni.</li><li style="text-align: justify;"><em>Metroxylon rumphii, </em>Martius varietas Sylvestre Martius atau sagu ihur</li><li style="text-align: justify;"><em>Metroxylon rumphii,</em>Martius varietas Longispinum Martius atau sagu Makanaru</li><li style="text-align: justify;"><em>Metroxylon rumphii,</em>Martius varietas Microcanthum Martius atau sagu Rotan</li></ol><p style="text-align: justify;">Dari kelima varietas tersebut, yang memiliki arti ekonomis penting adalah Ihur, Tuni, dan Molat.</p><p style="text-align: justify;"> Sagu mempunyai peranan sosial, ekonomi dan budaya yang cukup penting di Propinsi Papua karena merupakan bahan makanan pokok bagi masyarakat terutama yang bermukim di daerah pesisir. Pertanaman sagu di Papua cukup luas, namun luas areal yang pasti belum diketahui. Berdasarkan data penelitian dan pengambangan pertanian dapat diperkirakan luas hutan sagu di Papua mencapai 980.000 ha dan kebun sagu 14.000 ha, yang tersebar pada beberapa daerah, yaitu Salawati, Teminabuan, Bintuni, Mimika, Merauke, Wasior, Serui, Waropen, Membramo, Sarmi dan Sentani.</p><p style="text-align: justify;"> Sentra penanaman sagu di dunia adalah Indonesia dan Papua Nugini, yang diperkirakan luasan budi daya penanamannya mencapai luas 114.000 ha dan 20.000 ha. Sedangkan luas penanaman sagu sebagai tanaman liar di Indonesia adalah Irian Jaya, Maluku, Riau, Sulawesi Tengah dan Kalimantan.</p><p style="text-align: justify;"> </p><ol><li style="text-align: justify;"><strong>Syarat Tumbuh</strong></li></ol><p style="text-align: justify;"> Jumlah curah hujan yang optimal bagi pertumbuhan sagu antara 2.000 – 4.000 mm/tahun, yang tersebar merata sepanjang tahun. Sagu dapat tumbuh sampai pada ketinggian 700 m di atas permukaan laut (dpl), namun produksi sagu terbaik ditemukan sampai ketinggian 400 m dpl. Suhu optimal untuk pertumbuhan sagu berkisar antara 24,50 – 29<sup>o</sup>C dan suhu minimal 15<sup>o</sup>C, dengan kelembaban nisbi 90%. Sagu dapat tumbuh baik di daerah 10<sup>0</sup> LS - 15<sup>0</sup> LU dan 90 – 180 darajat BT, yang menerima energi cahaya matahari sepanjang tahun. Sagu dapat ditanam di daerah dengan kelembaban nisbi udara 40%. Kelembaban yang optimal untuk pertumbuhannya adalah 60%.</p><p style="text-align: justify;"> Tanaman sagu membutuhkan air yang cukup, namun penggenangan permanen dapat mengganggu pertumbuhan sagu. Sagu tumbuh di daerah rawa yang berair tawar atau daerah rawa yang bergambut dan di daerah sepanjang aliran sungai, sekitar sumber air, atau di hutan rawa yang kadar garamnya tidak terlalu tinggi dan tanah mineral di rawa-rawa air tawar dengan kandungan tanah liat > 70% dan bahan organik 30%. Pertumbuhan sagu yang paling baik adalah pada tanah liat kuning coklat atau hitam dengan kadar bahan organik tinggi. Sagu dapat tumbuh pada tanah vulkanik, latosol, andosol, podsolik merah kuning, alluvial, hidromorfik kelabu dan tipe-tipe tanah lainnya. Sagu mampu tumbuh pada lahan yang memiliki keasaman tinggi. Pertumbuhan yang paling baik terjadi pada tanah yang kadar bahan organiknya tinggi dan bereaksi sedikit asam pH 5,5 – 6,5.</p><p style="text-align: justify;"> Sagu paling baik bila ditanam pada tanah yang mempunyai pengaruh pasang surut, terutama bila air pasang tersebut merupakan air segar. Lingkungan yang paling baik untuk pertumbuhannya adalah daerah yang berlumpur, dimana akar nafas tidak terendam. Pertumbuhan sagu juga dipengaruhi oleh adanya unsur hara yang disuplai dari air tawar, terutama potasium, fosfat, kalsium, dan magnesium.</p><p style="text-align: justify;"> Pengertian mengenai hutan sagu adalah hutan yang didominasi oleh tanaman sagu. Selain sagu, masih bnyak tanaman lain yang ditemukan dalam kawasan tersebut. Selain itu, dalam satu hamparan hutan sagu tidak hanya tumbuh satu jenis sagu, tetapi terdapat beragam jenis sagu dan struktur tanaman.</p><ol><li style="text-align: justify;"><strong>Teknologi Perbanyakan tanaman sagu</strong></li></ol><p style="text-align: justify;"> Teknologi perbanyakan tanaman sagu dapat dilakuan dengan metode generatif dan vegetatif. Secara generatif yaitu dengan menggunakan biji yang berasal dari buah yang sudah tua dan rontok dari pohonnya. Biji yang digunakan adalah biji yang berasal dari pohon induk yang baik, yang subur dan produksinya tinggi.</p><p style="text-align: justify;"> Perbanyakan tanaman sagu secara vegetatif dapat dilakukan dengan menggunakan bibit berupa anakan yang melekat pada pangkal batang induknya yang disebut dangkel atau abut (jangan yang berasal dari stolon).</p><p style="text-align: justify;"> </p><ol><li style="text-align: justify;"><strong>Persemaian dan Pembibitan</strong></li></ol><p style="text-align: justify;"><strong>D.1. Persyaratan Benih atau Bibit</strong></p><p style="text-align: justify;margin-left: 19.95pt; "> Syarat bibit untuk pembibitan cara generatif adalah biji yang digunakan sudah tua, tidak cacat fisik, besarnya rata-rata dan bertunas. Syarat bibit untuk pembibitan cara vegetatif adalah berasal dari tunas atau anakan yang umurnya kurang dari 1 tahun, dengan diameter 10-13 cm dan berat 2-3 kg. Tinggi anakan <u>+</u>1 meter dan punya pucuk daun 3-4 lembar.</p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;"><strong>D.2. Penyiapan Benih atau Bibit</strong></p><p style="text-align: justify;margin-left: 22.8pt; ">a). Cara generatif</p><p style="text-align: justify;margin-left: 39.9pt; "> Biji yang digunakan berasal dari buah yang sudah tua dan jatuh/rontok dari pohon induk yang baik, yaitu subur dan produksinya tinggi, tumbuh pada lahan yang wajar serta produksi klon rata-rata tinggi. Biji/buah yang diambil tersebut adalah buah yang tidak cacat fisik, besarnya rata-rata, dan bernas.</p><p style="text-align: justify;margin-left: 39.9pt; "> </p><p style="text-align: justify;margin-left: 22.8pt; ">b). Cara Vegetatif</p><p style="text-align: justify;margin-left: 39.9pt; "> Pembiakan secara vegatatif dapat dilakukan dengan menggunakan bibit berupa anakan yang melekat pada pangkal batang induknya. Adapun cara pengadaan adalah sebagai berikut :</p><ol><li style="text-align: justify;">Pengambilan dengkel dipilih yang terletak di permukaan atas.</li><li style="text-align: justify;">Pemotongan dilakukan di sisi kiri dan kanan sedalam 30 cm, tanpa membuang akar serabutnya.</li><li style="text-align: justify;">Dangkel yang telah dipotong, dibersihkan dari daun-daun dan ditempatkan pada tempat yang mendapat cahaya matahari langsung dengan bagian permukaan belahan tepat pada tempat di mana cahaya matahari jatuh, selama 1 jam.</li><li style="text-align: justify;">Luka bekas irisan dangkel yang msih tertanam segera dilumuri dengan zat penutup luka (seperti : TB-1982 atau Acid Free Coalteer) untuk mencegah hama dan penyakit.</li><li style="text-align: justify;">Bibit sagu direndam dalam air aerobic selama 3-4 minggu. Setelah itu bibit ditanam.</li><li style="text-align: justify;">Penyiapan dangkel sebaiknya dilakukan pada waktu menjelang sore hari, kemudian pada sore hari dangkel dikumpulkan dan pada waktu malam hari diangkut ke lahan, untuk menghindari kerusakan dangkel oleh cahaya matahari.</li></ol><p style="text-align: justify;margin-left: 39.9pt; "> </p><p style="text-align: justify;margin-left: -2.85pt; "><strong>D.3. Teknik Penyemaian Benih</strong></p><p style="text-align: justify;margin-left: 22.8pt; ">a) Cara generatif :</p><p style="text-align: justify;margin-left: 34.2pt; "> Secara generatif penyemaian benih tanaman sagu dapat dilakukan dengan cara perkecambahan tidak langsung, penyiapan media, penataan bibit dan pembibitan, sebagai berikut.</p><p style="text-align: justify;margin-left: 34.2pt; "><em>1. Perkecambahan tak langsung</em></p><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><li style="text-align: justify;">Penyiapan media : Wadah atau bak dari bata atau bambu berukuran tinggi 30-40 cm, panjang tidak lebih dari 2 meter dan lebar 1,2 – 1,5 cm. Selanjutnya sepertiga bagian bawah diisi pasir dan atasnya serbuk gergaji basah.</li><li style="text-align: justify;">Penataan Bibit : bibit ditata dengan jarak 10 x 10 cm; 10 x 15 cm; atau 15 x 15 cm dengan posisi miring atau tegak, bagian lembaga diletakkan di bawah, ¾ bagian bibit ditekan dalam serbuk gergaji. Kelembaban media dijaga antara 80-90%. Setelah umur 1-2 bulan dan sudah berdaun 2-3 lembar, bibit dipindah ke bedeng pembibitan.</li></ul><p style="text-align: justify;margin-left: 34.2pt; "><em>2. Pembibitan (Perkecambahan tak langsung di media pembibitan)</em></p><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><li style="text-align: justify;">Penyiapan media : Tanah diolah sedalam 45-60 cm, digemburkan dan ditambah pupuk dasar. Ukuran bedeng tinggi 30 cm; lebar 1,25 m; dan panjang <u>+</u> 8-10 dengan jarak antar bedengan 30-50 cm.</li><li style="text-align: justify;">Pengaturan pembibitan tanpa penjarangan : Bibit ditanam dengan jarak 25 x 25cm sampai dengan 40 x 40 cm. Pengaturan pembibitan dengan penjarangan : Pada mulanya bibit ditanam dengan jarak rapat, yaitu 12,5 x 12,5 cm; 15 x 15 cm; atau 20 x 20 cm.</li></ul><p style="text-align: justify;margin-left: 48.45pt; "> </p><p style="text-align: justify;"><strong>D.4. Pemeliharaan Penyemaian</strong></p><p style="text-align: justify;margin-left: 22.8pt; ">Cara generatif dengan penjarangan :</p><ol><li style="text-align: justify;">Dilakukan setelah satu bulan, yaitu menjadi 25 x 25 cm; atau 40 x 40 cm.</li><li style="text-align: justify;">Selama masa penyemaian kelembaban dipertahankan 80 – 90 %</li><li style="text-align: justify;">Diberi naungan agar tidak kena cahaya matahari langsung.</li><li style="text-align: justify;">Peyiraman dilakukan setiap saat.</li></ol><p style="text-align: justify;margin-left: 25.65pt; "> </p><p style="text-align: justify;"><strong>D.5. Pemindahan Bibit</strong></p><p style="text-align: justify;margin-left: 22.8pt; ">a). Cara generatif :</p><p style="text-align: justify;margin-left: 37.05pt; ">Bibit yang berumur 6 -12 bulan dapat dipindahkan atau ditanam. Cara pengangkatannya ke kebun atau tempat penanaman mudah dan murah.</p><p style="text-align: justify;margin-left: 22.8pt; ">b). Cara Vegetatif</p><p style="text-align: justify;margin-left: 37.05pt; ">Setelah diambil dapat langsung ditanam.</p><p style="text-align: justify;"> </p><ol><li style="text-align: justify;"><strong>Pengolahan Media Tanam</strong></li><li style="text-align: justify;">Persiapan</li></ol><p style="text-align: justify;margin-left: 36pt; ">Lahan dipilih yang sesuai dengan ketentuan. Menurut kebiasaan petani sagu Riau dan Maluku, penanaman sagu dilakukan pada awal musim hujan.</p><ol><li style="text-align: justify;">Pembukaan Lahan</li></ol><p style="text-align: justify;margin-left: 36pt; ">Lahan dibersihkan dari semua vegetasi di bawah diameter 30 cm dekat permukaan tanah dan semua pohon yang tinggal. Vegetasi bawah dan ranting – ranting kecil tersebut dibakar dan abunya untuk pupuk. Pokok – pokok batang yang besar, yang sulit penggaliannya dapat ditinggalkan begitu saja di lahan, kecuali pokok – pokok yang berada pada calon baris tanaman harus dibersihkan.</p><ol><li style="text-align: justify;">Pembentukan bedengan</li></ol><p style="text-align: justify;margin-left: 36pt; ">Dilakukan untuk penanaman dengan cara blok (biasanya dilakukan perusahaan perkebunan sagu). Adapun tata cara pembangunan blok adalah:</p><ol><li style="text-align: justify;">Ukuran blok 400 x 400 m, jadi satu blok luasnya 16 ha. Biasanya di tengah – tengah blok dibangun kanal tersier.</li><li style="text-align: justify;">Kanal yang harus dibangun ada 3 macam, yaitu : kanal utama, kanal sekunder, dan kanal tersier.</li><li style="text-align: justify;">Kanal utama adalah kanal yang digali tegak lurus terhadap sungai, dibangun di setiap dua blok kebun sagu, jaraknya dari kanal utama satu dengan yang lain adalah 800 m. Fungsinya sebagai pengaliran air dari sungai ke dalam blok – blok sagu, dan sebagai jalur transportasi utama dari kebun ke sungai dan sebaliknya, serta untuk penyanggah pengaruh air pasang. Kanal utama ini lebarnya 2,5 m.</li><li style="text-align: justify;">Kanal sekunder adalah kanal yang digali tegak lurus terhadap kanal utama (melintang pada blok dan kanal utama). Kanal ini berfungsi sebagai pembatas antara empat blok sagu disebelahnya; sebagai jalur transportasi sagu dari kebun dan atau kanal tersier ke kanal utama. Lebar kanal sekunder adalah 2 m.</li><li style="text-align: justify;">Kanal tersier adalah kanal yang digali pada pertengahan blok atau di antara dua blok atau melintangi di antara blok – blok yang saling berseberangan dan sebagai jalur transportasi dari kebun sagu bagian dalam, ke sungai atau kanal utama, atau ke kanal sekunder atau juga ke kanal tersier melintang dan sebaliknya. Lebar kanal tersier adalah 1,5 m.</li><li style="text-align: justify;">Saluran drainase lebarnya 0,75 – 1,00 m.</li><li style="text-align: justify;">Lain - lain</li></ol><p style="text-align: justify;margin-left: 36pt; ">Menentukan sistem dan alat transportasi, karena lahan penanaman sagu didominasi oleh lahan yang berupa rawa dan lahan pantai yang sering dipengaruhi pasang surut. Lahan sebagian merupakan daerah berair, maka infrastruktur harus terdiri atas sistem kanal sebagai pengganti jalan darat.</p><p style="text-align: justify;margin-left: 36pt; "> </p><ol><li style="text-align: justify;"><strong>Penanaman dan Penyulaman</strong></li><li style="text-align: justify;">Penentuan Pola tanam</li></ol><p style="text-align: justify;margin-left: 18pt; "> Penanaman dengan sistem blok adalah jarak tanam atau jarak lubang antar bervariasi antara 8-10 meter, sehingga satu hektar hanya menampung <u>+</u> 150 buah. Jarak tanam yang dianggap ideal adalah :</p><ol><li style="text-align: justify;">Sagu Tuni 8 x 8 atau 9 x 9 m, hubungan segitiga sama sisi, sehingga 1 hektar akan memuat 143 tanaman.</li><li style="text-align: justify;">Sagu Ihur 9 x 9 m, hubungan segitiga sama sisi, sehingga 1 hektar akan memuat 143 tanaman.</li><li style="text-align: justify;">Sagu Molat 7 x 7, hubungan segi empat, sehingga 1 hektar akan memuat 2043 tanaman</li><li style="text-align: justify;">Jika ketiga varietas ditanam secara bersama – sama, maka ditanam secara terpisah menurut blok.</li><li style="text-align: justify;">Pembuatan Lubang tanam</li></ol><p style="text-align: justify;margin-left: 18pt; "> Lubang tanam digali sebulan/selambat-lambatnya 1 minggu sebelum penanaman dengan ukuran lubang 30x30x30 cm. Hasil galian tanah bagian atas dipisahkan dari tanah lapisan bawah dan dibiarkan beberapa hari. Pada lubang tanaman itu ditempatkan pancang – pancang bambu, tiap lubang 2 pacang.</p><ol><li style="text-align: justify;">Cara Penanaman</li></ol><p style="text-align: justify;margin-left: 18pt; "> Cara penanaman dilakukan dengan membenamkan dangkel ke dalam lubang tanaman. Bagian pangkal dangkel ditutup dengan tanah remah bercampur gambut. Tanah penutup jangan ditekan tapi dangkel jangan sampai bergerak. Tanah lapisan atas dimasukkan sampai separuh lubang apabila mungkin di campur puing – puing. Akar – akar dibenamkan pada tanah penutup lubang dan pangkalnya agak ditekan sedikit ke dalam tanah.</p><p style="text-align: justify;margin-left: 18pt; "> </p><ol><li style="text-align: justify;"><strong>Penyiangan (pengendalian gulma)</strong></li></ol><p style="text-align: justify;margin-left: 19.95pt; "> Penyiangan dilakukan terhadap gulma dan dilakukan pada sagu muda (3 – 4 tahun), sebab rawan terhadap serangan hama. Gulma juga akan memperbesar peluang kebun dilanda kebakaran. Proses penyiangan dapat dilakukan dengan menggunakan tangan, sabit, parang, cangkul dan sebagainya. Hasil dari penyiangan dipendam/dikomposkan. Bila gulma mengandung hama/vektor dan kayu, dibakar dan abunya dijadikan pupuk.</p><p style="text-align: justify;margin-left: 19.95pt; "> </p><ol><li style="text-align: justify;"><strong>Pengendalian Hama dan Penyakit</strong></li></ol><p style="text-align: justify;margin-left: 18pt; ">Pada tanaman sagu terdapat hama dan penyakit yang dapat mengurangi hasil panen. Beberapa jenis hama dan penyakit adalah sebagai berikut.</p><p style="margin-left: 18pt; "></p><div style="text-align: justify;"><strong>Hama</strong></div><div style="text-align: justify;">a. Kumbang (<em>Oryctes rhinoceros </em>sp.)</div><p></p><p style="text-align: justify;margin-left: 18pt; ">Gejala dari serangan hama ini adalah terdapat lubang pada pucuk daun bekas gerekan kumbang, setelah berkembang tampak terpotong seperti di gunting dalam bentuk segitiga. Pengendalian dapat dilakukan secara mekanis dan bilogis. Pengendalian secara mekanis adalah dengan cara pohon – pohon sagu yang mendapat serangan ditebang dan dibakar. Pengendalian secara biologis dapat dengan menggunakan musuh alami.</p><p style="text-align: justify;margin-left: 18pt; ">b. Kumbang sagu (<em>Rhynchophorus</em> sp)</p><p style="text-align: justify;margin-left: 18pt; ">Ciri dari serangan hama ini adalah, serangan sekunder setelah kumbang oryctes biasanya meletakkan telur di luka bekas oryctes. Bila serangan terjadi pada titik tumbuh dapat menyebabkan kematian pohon. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara mekanik dan biologis.</p><p style="text-align: justify;margin-left: 18pt; ">c. Ulat daun Artona (<em>Artona catoxantha, </em>Hamps. Atau <em>Brachartona catoxantha</em>)</p><p style="text-align: justify;margin-left: 18pt; ">Ulat daun selain merusak daun pada sagu, juga menyerang pada daging buah, ulat daun ini menyerang jaringan dalam daun. Pengendalian pada ulat daun dapat dilakukan secara mekanik dan biologis.</p><p style="text-align: justify;margin-left: 18pt; ">d. Babi hutan</p><p style="text-align: justify;margin-left: 18pt; ">Binatang ini merusak sagu tingkat semai dan sapihan (umur 1-3 tahun), memakan umbut (pucuk batang yang masih muda). Pengendalian hama binatang ini adalah dengan cara memburu dan membunuhnya agar populasi terkendali.</p><p style="text-align: justify;margin-left: 18pt; ">e. Kera (<em>Macaca irus)</em></p><p style="text-align: justify;margin-left: 18pt; ">Binatang ini mempunyai potensi untuk merusak bagian sagu muda dan selalu merusak lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Pengendalian untuk binatang ini sama dengan pengendalian binatang babi hutan.</p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;"><strong>Penyakit</strong></p><p style="text-align: justify;margin-left: 19.95pt; ">Penyakit yang biasanya terdapat pada tanaman sagu adalah bercak kuning yang disebabkan oleh cendawan <em>Cercospora.</em> Gejala dari penyakit ini adalah daun berbercak – bercak coklat.</p><p style="text-align: justify;"> </p><ol><li style="text-align: justify;"><strong>Pemupukan</strong></li></ol><p style="text-align: justify;margin-left: 19.95pt; "> Unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman sagu, antara lain kalsium, kalium dan magnesium. Pada hutan sagu liar, pemeliharaan tanaman berupa pemupukan jarang dilakukan. Berbeda dengan hutan budidaya sagu yang mengejar produktivitas yang optimal, maka akan dilakukan pemupukan. Beberapa jenis pupuk dan dosis pemupukan disajikan pada Tabel 65.</p><p style="text-align: justify;margin-left: 19.95pt; "> Pemupukan dilakukan dengan membenamkan pupuk dalam tanah, agar tidak terbawa air sebelum terabsorbsi oleh akar tanaman lahan yang berada di daerah rawa/dataran rendah dan pasang surut yang sering yang terjadi luapan air. Pemupukan dilaksanakan secara melingkar di sekeliling rumpun atau secara lokal di daun sisi rumpun pada jarak sejauh pertengahan antara ujung tajuk dengan pohon/rumpun sagu. Waktu pemupukan untuk tanaman sagu muda adalah sampai 1 tahun menjelang panen, pemupukan dilakukan 1-2 kali setahun. Pemupukan sekali setahun, dilakukan pada awal musim hujan. Sedangkan untuk pemupukan dua kali setahun dilakukan pada awal dan akhir musim hujan, masing – masing dengan ½ dosis.</p><p style="text-align: justify;">Tabel 65. Dosis pupuk pada budidaya sagu (per pohon)</p><p style="text-align: justify;"> </p><table align="center" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="text-align: justify;border-collapse: collapse; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; "><tbody style="border-top-width: 0px; border-top-style: solid; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; "><tr><td style="width: 122px; "><p align="center"><strong>Umur Tanaman (tahun)</strong></p></td><td style="width: 72px; "><p align="center"><strong>Urea (g)</strong></p></td><td style="width: 78px; "><p align="center"><strong>Phosphat Alam (g)</strong></p></td><td style="width: 67px; "><p align="center"><strong>TSP (g)</strong></p></td><td style="width: 68px; "><p align="center"><strong>KCL (g)</strong></p></td><td style="width: 72px; "><p align="center"><strong>Kieserite (mg)</strong></p></td></tr><tr><td style="width: 122px; "><p align="center">0</p></td><td style="width: 72px; "><p align="center">0</p></td><td style="width: 78px; "><p align="center">300</p></td><td style="width: 67px; "><p align="center">0</p></td><td style="width: 68px; "><p align="center">0</p></td><td style="width: 72px; "><p align="center">0</p></td></tr><tr><td style="width: 122px; "><p align="center">1</p></td><td style="width: 72px; "><p align="center">100</p></td><td style="width: 78px; "><p align="center">0</p></td><td style="width: 67px; "><p align="center">100</p></td><td style="width: 68px; "><p align="center">50</p></td><td style="width: 72px; "><p align="center">0</p></td></tr><tr><td style="width: 122px; "><p align="center">2</p></td><td style="width: 72px; "><p align="center">150</p></td><td style="width: 78px; "><p align="center">0</p></td><td style="width: 67px; "><p align="center">150</p></td><td style="width: 68px; "><p align="center">100</p></td><td style="width: 72px; "><p align="center">0</p></td></tr><tr><td style="width: 122px; "><p align="center">3</p></td><td style="width: 72px; "><p align="center">200</p></td><td style="width: 78px; "><p align="center">0</p></td><td style="width: 67px; "><p align="center">200</p></td><td style="width: 68px; "><p align="center">150</p></td><td style="width: 72px; "><p align="center">30</p></td></tr><tr><td style="width: 122px; "><p align="center">4</p></td><td style="width: 72px; "><p align="center">250</p></td><td style="width: 78px; "><p align="center">250</p></td><td style="width: 67px; "><p align="center">0</p></td><td style="width: 68px; "><p align="center">250</p></td><td style="width: 72px; "><p align="center">40</p></td></tr><tr><td style="width: 122px; "><p align="center">5</p></td><td style="width: 72px; "><p align="center">300</p></td><td style="width: 78px; "><p align="center">0</p></td><td style="width: 67px; "><p align="center">300</p></td><td style="width: 68px; "><p align="center">250</p></td><td style="width: 72px; "><p align="center">50</p></td></tr><tr><td style="width: 122px; "><p align="center">6</p></td><td style="width: 72px; "><p align="center">400</p></td><td style="width: 78px; "><p align="center">400</p></td><td style="width: 67px; "><p align="center">0</p></td><td style="width: 68px; "><p align="center">400</p></td><td style="width: 72px; "><p align="center">80</p></td></tr><tr><td style="width: 122px; "><p align="center">7</p></td><td style="width: 72px; "><p align="center">500</p></td><td style="width: 78px; "><p align="center">0</p></td><td style="width: 67px; "><p align="center">500</p></td><td style="width: 68px; "><p align="center">500</p></td><td style="width: 72px; "><p align="center">100</p></td></tr><tr><td style="width: 122px; "><p align="center">8</p></td><td style="width: 72px; "><p align="center">500</p></td><td style="width: 78px; "><p align="center">500</p></td><td style="width: 67px; "><p align="center">0</p></td><td style="width: 68px; "><p align="center">600</p></td><td style="width: 72px; "><p align="center">120</p></td></tr><tr><td style="width: 122px; "><p align="center"><u>></u>9</p></td><td style="width: 72px; "><p align="center">500</p></td><td style="width: 78px; "><p align="center">0</p></td><td style="width: 67px; "><p align="center">. 500</p></td><td style="width: 68px; "><p align="center">700</p></td><td style="width: 72px; "><p align="center">140</p></td></tr></tbody></table><div style="text-align: justify;clear: both; "> </div><p style="text-align: justify;margin-left: 36pt; "> </p><ol><li style="text-align: justify;"><strong>Panen</strong></li></ol><p style="text-align: justify;margin-left: 18pt; "><strong><em>Ciri dan umur panen</em></strong></p><p style="text-align: justify;margin-left: 17.1pt; "> Panen dapat dilakukan umur 6 -7 tahun, atau bila ujung batang mulai membengkak disusul keluarnya selubung bunga dan pelepah daun berwarna putih terutama pada bagian luarnya. Tinggi pohon 10 – 15 m, diameter 60 – 70 cm, tebal kulit luar 10 cm, dan tebal batang yang mengandung sagu 50 – 60 cm. Ciri pohon sagu siap panen pada umumnya dapat dilihat dari perubahan yang terjadi pada daun, duri, pucuk dan batang. Cara penentuan pohon sagu yang siap panen di Maluku adalah sebagai berikut :</p><ol><li style="text-align: justify;">Tingkat Wela/putus duri, yaitu suatu fase dimana sebagian duri pada pelepah daun telah lenyap. Kematangannya belum sempurna dan kandungan acinya masih rendah, tetapi dalam keadaan terpaksa pohon ini dapat di panen.</li><li style="text-align: justify;">Tingkat Maputih, ditandai dengan menguningnya pelepah daun, duri yang terdapat pada pelepah daun hampir seluruhnya lenyap, kecuali pada bagian pangkal pelepah masih tertinggal sedikit. Daun muda yang terbentuk ukurannya semakin pandek dan kecil. Pada tingkat ini sagu jenis <em>Metroxylon rumphii Martius</em> sudah siap dipanen, karena kandungan acinya sangat tinggi.</li><li style="text-align: justify;">Tingkat Maputih masa/masa jantung, yaitu fase dimana semua pelepah daun telah menguning dan kuncup bunga mulai muncul. Kandungan acinya telah padat mulai dari pangkal batang sampai ujung batang merupakan fase yang tepat untuk panen sagu ihur (<em>Metroxylon sylvester Martius</em>)</li><li style="text-align: justify;">Tingkat siri buah, merupakan tingkat kematangan terakhir, di mana kuncup bunga sagu telah mekar dan bercabang menyerupai tanduk rusa dan buahnya mulai terbentuk. Fase ini merupakan saat yang paling tepat untuk memanen sagu jenis <em>Metroxylon longisipium Martius</em></li></ol><p style="text-align: justify;margin-left: 18pt; "><strong><em>Cara Panen</em></strong></p><p style="text-align: justify;margin-left: 18pt; ">Langkah-langkah pemanenan sagu adalah sebagai berikut :</p><ol><li style="text-align: justify;">Pembersihan untuk membuat jalan masuk ke rumpun dan pembersihan batang yang akan di potong untuk memudahkan penebangan dan pengangkutan hasil tebangan.</li><li style="text-align: justify;">Sagu dipotong sedekat mungkin dengan akarnya. Pemotongan menggunakan kampak/mesin pemotong (gergaji mesin).</li><li style="text-align: justify;">Batang dibersihkan dari pelepah dan sebagian ujung batangnya karena acinya rendah, sehingga tinggal gelondongan batang sagu sepanjang 6 – 15 meter. Gelondongan dipotong – potong menjadi 1-2 meter untuk memudahkan pengangkutan. Berat 1 gelondongan adalah <u>+</u> 120 kg dengan diameter 45 cm dan tebal kulit 3,1 cm.</li></ol><p style="text-align: justify;margin-left: 18pt; "><strong><em>Periode Panen dan Perkiraan Produksi</em></strong></p><p style="text-align: justify;margin-left: 17.1pt; "> Pemanenan kedua dilakukan dengan jangka waktu <u>+</u> 2 tahun. Perkiraan produksi hasil yang paling mendekati kenyataan pada kondisi liar dengan produksi 40 – 60 batang/ha/tahun, jumlah empulur 1 ton/batang, kandungan aci sagu 18,5 %, dapat diperkirakan hasil per hektar per tahun adalah 7 – 11 ton aci sagu kering. Secara teoritis, dari satu batang pohon sagu dapat dihasilkan 100 -600 Kg aci sagu kering. Rendemen total untuk pengolahan yang ideal adalah 15%.</p><p align="center" style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;"><strong>2. Teknik Produksi Bioethanol Sagu</strong></p><p style="text-align: justify;"> Bagian terpenting dalam tanaman sagu adalah batang sagu karena merupakan tempat penyimpanan cadangan makanan (karbohidrat) yang dapat menghasilkan pati sagu. Tinggi batang sagu dewasa mencapai 10 m . Ukuran dari batang sagu dan kandungan patinya tergantung pada jenis sagu, umur dan habitatnya. Pada umur panen sekitar 11 tahun ke atas empulur sagu mengandung pati sekitar 15-20 persen. Setiap pohon sagu dapat menghasilkan tepung sagu berkisar antara 50-450 kg tepung sagu basah.</p><p style="text-align: justify;"> Kandungan pati maksimal terjadi pada waktu sagu sebelum berbunga. Munculnya primordia bunga biasanya menunjukkan kandungan pati menurun. Kandungan pati menurun karena digunakan sebagai energi untuk pembentukan bunga dan buah. Setelah pembungaan dan pembentukan buah, batang akan menjadi kosong dan tanaman sagu mati. Keadaan tersebut mempermudah petani dalam mengetahui kandungan pati sagu secara maksimal.</p><p style="text-align: justify;"> Sagu merupakan salah satu sumber karbohidrat potensial disamping beras, khususnya bagi sebagian besar masyarakat di kawasan Timur Indonesia seperti Irian Jaya dan Maluku. Beberapa produk olahan dari pati sagu antara lain papeda, soun, dan ongol-ongol. Diperkirakan hampir 90% areal sagu Indonesia berada di Irian Jaya dan saat ini arealnya menyusut akibat esksploitasi yang berlebihan. Sistem pengolahan sagu di Indonesia masih sangat rendah yang ditandai dengan kapasitas dan produktivitas pengolahan yang masih rendah.</p><p style="text-align: justify;"> Di pasaran internasional tepung sagu digunakan sebagai bahan substitusi tepung terigu untuk pembuatan biskuit, mie, sirup berkadar fruktosa tinggi, industri perekat, dan industri farmasi. Pemanfaatan dan nilai tambah sagu pada tingkat petani masih sangat sederhana. Hal ini karena sebagian besar tujuan pengolahan sagu hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Cara sederhana tersebut menghasilkan rendemen yang rendah dan kurang efisien.</p><p style="text-align: justify;"> Sagu memiliki kandungan karbohidrat, protein, lemak, kalsium, dan zat besi yang tinggi. Dengan kandungan tersebut, sagu berpotensi dijadikan sebagai bahan baku sirup glukosa yang dapat meningkatkan nilai tambah sagu. Pati sagu mengandung 27% amilosa dan 73% amilopektin. Perbandingan komposisi kadar amilosa dan amilopektin akan mempengaruhi sifat pati. Semakin tinggi kadar amilosa maka pati bersifat kurang kering, kurang lekat dan mudah menyerap air (higroskopis).</p><p style="text-align: justify;"> Pati sagu memiliki granula yang berbentuk elips agak terpotong dengan ukuran granula sebesar 20-60 mm dan suhu gelatinisasinya berkisar 60-72<sup>o</sup>C. Sedangkan menurut Wirakartakusumah <em>et al., </em>(1986) suhu gelatinisasi pati sekitar 72-90<sup>o</sup>C.</p><p style="text-align: justify;margin-left: 28.05pt; "> </p><ol><li style="text-align: justify;"><strong>Hidrolisis Pati</strong></li></ol><p style="text-align: justify;"> Sebagai bahan baku bioetanol, pati sagu akan dihidrolisis untuk mendapatkan glukosa, kemudian dilakukan fermentasi untuk mendapatkan bioetanol. Hidrolisis pati sagu akan menghasilkan hidrolisat pati yang merupakan cairan kental dengan komponen utamanya glukosa. Hidrolisis pati menjadi glukosa dapat dilakukan dengan bantuan asam atau enzim pada waktu, suhu dan pH tertentu. Berbagai cara hidrolisis pati telah banyak dikembangkan diantaranya yaitu hidrolisis asam, hidrolisis enzim dan kombinasi asam dan enzim.</p><p style="text-align: justify;"> Hidrolisis pati menggunakan asam memiliki diagram proses yang sederhana, namun memerlukan persyaratan peralatan yang rumit (tahan panas, tekanan tinggi). Berbeda dengan hidrolisis enzimatis, selain kondisi proses yang tidak ekstrim, pemakaian enzim dapat menghasilkan rendemen dan mutu larutan glukosa yang lebih tinggi dibandingkan hidrolisis secara asam. Pada hidrolisis secara enzimatis ikatan pati dipotong sesuai dengan jenis enzim yang digunakan, sedangkan apabila menggunakan asam pemotongan dilakukan secara acak.</p><p style="text-align: justify;"> Pada proses hidrolisis pati sagu terdapat tiga tahapan dalam mengkonversi pati yaitu tahap gelatinisasi, likuifikasi dan sakarifikasi. Tahap gelatinisasi merupakan pembentukan suspensi kental dari granula pati, tahap likuifikasi yaitu proses hidrolisis pati parsial yang ditandai dengan menurunnya viskositas dan sakarifikasi yaitu proses lebih lanjut dari hidrolisis untuk menghasilkan glukosa.</p><p style="text-align: justify;"> Pada tahap likuifikasi terjadi pemecahan ikatan a-1,4 glikosidik oleh enzim a-amilase pada bagian dalam rantai polisakarida secara acak sehingga dihasilkan glukosa, maltosa, maltodekstrin dan a-limit dekstrin. Enzim. a-amilase merupakan enzim yang menghidrolisis secara khas melalui bagian dalam dengan memproduksi oligosakarida dari konfigurasi alfa yang memutus ikatan a-(1,4) glikosidik pada amilosa, amilopektin, dan glikogen. Ikatan a-(1,6) glikosidik tidak dapat diputus oleh a-amilase, tetapi dapat dibuat menjadi cabang-cabang yang lebih pendek (Nikolov dan Reilly, 1991). Enzim a-amilase umumnya diisolasi dari <em>Bacillus amyloquefaciens, B. licheniformis, Aspergillus oryzae, </em>dan <em>A. niger. </em>pH optimum untuk enzim ini sekitar 6 dengan suhu optimum 60<sup>o</sup>C. Jika suhu semakin ditingkatkan maka pH optimum pun semakin meningkat sampai sekitar tujuh.</p><p style="text-align: justify;">Pada likuifikasi pati biasanya a-amilase yang digunakan adalah yang memiliki aktivitas tinggi, sehingga dosis enzim yang digunakan sekitar 0,5-0,6 kg/ton pati atau 1500 U/kg substrat kering. Enzim a-amilase komersial dibuat oleh Novo Industri A/S antara lain dengan nama Termamyl yang memiliki ketahanan terhadap suhu sekitar 95-110<sup>o</sup>C. Stabilitas Termamyl tergantung pada suhu, konsentrasi Ca<sup>2+</sup>, kandungan ion dan ekuivalen dekstrosa. Dosis a-amilase yang biasa digunakan antara 0.5 sampai 0.6 kg Termamyl 102 L per ton pati kering. Satu kNU (kilo Novo a-amilase Unit) adalah jumlah enzim yang dapat menghidrolisis 5,26 pati (gram standar) per jam suhu 37<sup>o</sup>C, pH 5,6 pada kondisi standar.</p><p style="text-align: justify;">Setelah terjadi likuifikasi, selanjutnya bahan akan mengalami proses sakarafikasi oleh enzim amiloglukosidase. Amiloglukosidase merupakan eksoenzim yang terutama memecah ikatan a-(1,4) dengan melepaskan unit-unit glukosa dari ujung non reduksi molekul amilosa dan amilopektin untuk memproduksi b-D-Glukosa. Nama trivial yang sering digunakan pada enzim ini adalah amiloglukosidase (AMG), glukoamilase, dan gamma-amilase (Kulp, 1975). Amiloglukosidase ditemukan pada tahun 1950-an dan digunakan secara luas pada teknologi bioproses pati dan industri makanan. Kegunaan yang luas dan spesifik menyebabkan amiloglukosidase digunakan pada produksi gula cair.</p><p style="text-align: justify;">Amiloglukosidase diproduksi dalam jumlah besar dari kapang dan khamir, tetapi hanya<em>Aspergillus </em>dan <em>Rhizopus </em>yang digunakan secara komersial. Suhu optimum untuk enzim amiloglukosidase berkisar 40-60<sup>o</sup>C dengan pH optimum 3-8.</p><p style="text-align: justify;">Amiloglukosidase yang umumnya digunakan pada tahap likuifikasi berasal dari<em>Aspergillus niger</em>. Pada kondisi yang sesuai, enzim amiloglukosidase ditambahkan dengan dosis berkisar 1,65-0,80 liter enzim per ton pati dengan dosis sebesar 200 U/kg pati (Chaplin dan Buckle, 1990). Amiloglukosidae yang berasal dari Novo yaitu AMG tersedia dalam bentuk cair dengan aktivitas 200, 300 atau 4000 AGU g<sup>-1</sup>. Satu AGU (Amiloglukosidase Unit) adalah jumlah enzim yang menghidrolisis 1 mmol maltosa per menit pada suhu 25<sup>o</sup>C dan kondisi standar.</p><p style="text-align: justify;"> </p><ol><li style="text-align: justify;"><strong>Fermentasi Etanol</strong></li></ol><p style="text-align: justify;margin-left: 2.85pt; ">Hasil hidrolisis pati selanjutnya difermentasi dengan bantuan mikroorganisme. Mikroorganisme yang dipakai dalam fermentasi etanol adalah khamir. Khamir yang biasa digunakan untuk menghasilkan etanol adalah <em>Saccharomyces cerviseae</em>.<em>Saccharomyces cerviseae</em> sering dipakai pada fermentasi etanol karena menghasilkan etanol yang tinggi, toleran terhadap kadar etanol yang tinggi, mampu hidup pada temperatur tinggi, tetap stabil selama kondisi fermentasi dan dapat bertahan hidup pada pH rendah.</p><p style="text-align: justify;"><em>Saccharomyces cerviseae </em>bisa didapatkan dalam bentuk kultur murni maupun terkandung dalam ragi. <em>Saccharomyces cerviseae</em> bisa diproduksi menjadi ragi, baik untuk pembuatan roti (roti (<em>baker’s yeast</em>) ataupun pada pembuatan minuman beralkohol (<em>brewing yeast</em> dan <em>wine yeast</em>). Dalam pembuatan ragi digunakan strain<em>Saccharomyces cerviseae</em> yang berbeda. Strain <em>Saccharomyces cerviseae</em> yang berbeda memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda. Pada pembuatan ragi roti digunakan <em>Saccharomyces cerviseae </em>yang memiliki sifat antara lain menghasilkan karbondioksida yang tinggi serta mampu memberikan tekstur dan rasa yang baik. Sementara <em>Saccharomyces cerviseae </em>yang digunakan untuk produksi alkohol memiliki sifat antara lain mampu menghasilkan etanol yang tinggi.</p><p style="text-align: justify;">Ragi roti mengandung sel hidup (<em>viable cell</em>) <em>Saccharomyces cerviseae</em> yang mengalami asimilasi sel karena terdapat dalam kondisi aerobik (Retledge, 2001). Ragi roti biasanya berbentuk kering dengan berat kering 95% atau bentuk basah dengan berat kering 25-29%. Ragi roti biasanya digunakan sebagai zat pegembang adonan dan untuk memberikan tekstur serta rasa yang khas pada roti. Sementara itu ragi pada minuman beralkohol (<em>brewing yeast</em> dan <em>wine yeast</em>) digunakan sebagai inokulum pada pembuatan minuman beralkohol. Ragi yang paling banyak digunakan dan tersedia banyak di pasaran adalah ragi roti. Strain <em>Saccharomyces cerviseae</em> yang digunakan berbeda antara ragi roti dan ragi untuk industri alkohol.</p><p style="text-align: justify;">Khamir memerlukan medium dan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembang biakannya. Unsur-unsur dasar yang dibutuhkan adalah karbon, hidrogen, oksigen, fosfor, zat besi dan magnesium. Unsur karbon banyak diperoleh dari dari gula, sumber nitrogen didapatkan dari amonia, asam amino, peptida, pepton, nitrat atau urea tergantung pada jenis khamir. Fosfor merupakan unsur penting dalam kehidupan khamir terutama dari pembentukan alkohol dari gula.</p><p style="text-align: justify;">Pada permulaan proses fermentasi, khamir memerlukan oksigen untuk pertumbuhannya sehingga fermentasi terjadi secara aerob. Setelah terbentuk CO<sub>2</sub>, reaksi akan berubah menjadi anaerob. Alkohol yang terbentuk akan menghalangi fermentasi lebih lanjut setelah tercapai konsentrasi antara 13-15% volume. Konsentrasi alkohol akan menghalangi fermentasi tergantung pada temperatur dan jenis khamir yang digunakan.</p><p style="text-align: justify;">Khamir tumbuh terbaik pada kondisi aerobik, walaupun demikian beberapa khamir dapat tumbuh pada kondisi anaerobik. Proses respirasi pada kondisi aerobik digantikan proses fermentasi pada proses anaerobik. Khamir akan selalu berespirasi pada setiap keadaan yang memungkinkan karena energi yang dihasilkan pada respirasi jauh lebih besar dibandingkan energi yang dihasilkan pada fermentasi (Barnett <em>et al</em>., 2000). Bila terdapat udara pada proses fermentasi maka etanol yang dihasilkan lebih sedikit karena terdapat proses respirasi sehingga terjadi konversi gula menjadi karbondioksida dan air.</p><p style="text-align: justify;">Suhu optimum pertumbuhan khamir adalah pada suhu 25<sup>o</sup>-30<sup>o</sup>C dan maksimum pada 35<sup>o</sup>C-47<sup>o</sup>C. Sedangkan pH optimum adalah 4-5. Batas minimal a<sub>w </sub>untuk khamir biasa adalah 0,88-0,94 sedangkan untuk khamir osmofilik dapat tumbuh pada a<sub>w</sub> yang lebih rendah yaitu sekitar 0,32-0,65. Namun demikian banyak juga khamir osmofilik yang pertumbuhannya terhenti pada a<sub>w</sub> 0,78 seperti pada larutan garam ataupun sirup (Frazier dan Westhoff, 1978).</p><p style="text-align: justify;">Menurut Casida (1968) pH pertumbuhan khamir yang baik adalah rentang antara 3-6. Perubahan pH dapat mempengaruhi pembentukan hasil samping fermentasi. pH pertumbuhan berhubungan positif dengan pembentukan asam piruvat. Pada pH tinggi maka lag fase akan berkurang dan aktifitas fermentasi akan naik. Pengaruh pH pada pertumbuhan khamir juga tergantung pada konsentrasi gula dan etanol. Untuk menurunkan pH dapat digunakan asam sitrat sedangkan untuk menaikkan pH dapat digunakan natrium benzoat.</p><p style="text-align: justify;">Amerine dan Cruess (1960) menyatakan bahwa proses pemecahan gula menjadi etanol dan CO<sub>2</sub> dihasilkan oleh sel khamir. Enzim yang berperan dalam pembuatan etanol dari glukosa adalah heksosinase, fospoheksoisomerase, fosfofruktokinase, aldose, triosefospate isomerase, gliseraldehid 3 fosfat dehydrogenase, phosphoglycerokinase, piruvat karboksilase dan alkohol dehidrogenase.</p><p style="text-align: justify;margin-left: 18.7pt; ">Secara teoritis konversi molekul gula menjadi 2 molekul etanol dan 2 molekul CO<sub>2</sub>menururt persamaan Gay Lussac:</p><p style="text-align: justify;margin-left: 28.05pt; "> </p><p style="text-align: justify;margin-left: 28.05pt; ">C<sub>6</sub>H<sub>12</sub>O<sub>6</sub> 2 C<sub>2</sub>H<sub>5</sub>OH + 2 CO<sub>2</sub></p><p style="text-align: justify;margin-left: 28.05pt; ">(gula) (etanol) (karbondioksida)</p><p style="text-align: justify;margin-left: 28.05pt; "> </p><p style="text-align: justify;">Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa 51,1% gula diubah menjadi etanol dan 49,9% diubah menjadi karbondioksida. Akan tetapi hasil ini kebanyakan tidak dapat dicapai karena adanya hasil sampingan. Pada kenyataannya hanya 90-95% dari nilai ini yang dapat dicapai. Konsentrasi alkohol yang dihasilkan dalam fermentasi tergantung pada jenis khamir yang dipakai dan kadar gula. Sedangkan konsentrasi produk samping dipengaruhi oleh temperatur, aerasi, kadar gula dan keasaman (Underkofler dan Hickey, 1954).</p><p style="text-align: justify;">Penambahan inokulum khamir dapat dilakukan dengan berbagai bentuk diantaranya dalam bentuk suspensi atau dalam bentuk kering. Banyaknya khamir yang ditambahkan dalam fermentasi skala besar sekitar 1-3 % (Prescott dan Dunn, 1959). Menurut Undekofler dan Hickey (1954) paling sedikit penambahan starter aktif pada pembuatan anggur adalah sekitar 1% kalau substrat yang digunakan bersih dan bebas dari khamir yang tidak diinginkan.</p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;"><strong>3. </strong><strong>Analisis Ekonomi Investasi Bioenergi dari Sagu</strong></p><p style="text-align: justify;"><strong>A. Analisis finansial budidaya sagu</strong></p><p style="text-align: justify;">Budidaya sagu yang dilengkapi dengan unit pengolahan pati sagu menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut. </p><ul style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 1.5em; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><li style="text-align: justify;">Luas lahan budidaya adalah 96 ha, yang terbagi dalam 6 blok tanam, masing-masing 16 ha. </li><li style="text-align: justify;">Populasi kebun 143 pohon/ha</li><li style="text-align: justify;">Jumlah bibit cadangan 30% dari total kebutuhan bibit</li><li style="text-align: justify;">Sagu mulai dipanen pada tahun ke 6, rotasi pemanenan 2 tahun dan berproduksi hingga tahun ke 25.</li><li style="text-align: justify;">Biaya tenaga kerja per hari Rp.20.000,-, atau Rp.600.000,- perbulan.</li><li style="text-align: justify;">Kebutuhan bibit siap tanam 13.728 bibit</li><li style="text-align: justify;">Produktivitas lahan adalah 50 batang sagu/ha/tahun setara dengan 10 ton sagu/ha/tahun.</li><li style="text-align: justify;">Harga jual pati sagu Rp.2.200,-/kg.</li></ul><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;"><strong>BIAYA</strong></p><p style="text-align: justify;">Pendirian kebun budidaya sagu seluas 96 ha memerlukan biaya investasi dan biaya operasional yang dikeluarkan selama umur proyek (25 tahun). Biaya investasi terdiri dari biaya pembelian peralatan, dan biaya pengadaan sarana penunjang antara lain lahan, bangunan, unit pengolahan sagu, peralatan kantor serta sarana transportasi. Biaya sarana penunjang yang dikeluarkan adalah Rp. 5,729,350,000,- sedangkan biaya pembelian peralatan adalah Rp. 76,470,000,-. Investasi untuk peralatan dilakukan setiap tahun dengan nilai investasi yang berbeda-beda. Komponen biaya investasi pendirian kebun budidaya kelapa sawit 6.000 ha untuk tahun pertama disajikan pada Tabel 66. Secara rinci, biaya investasi pendirian kebun dan unit pengolahan sagu disajikan pada Lampiran 20.</p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;">Tabel 66. Kebutuhan investasi kebun budidaya 96 ha</p><p style="text-align: justify;"> </p><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" width="397" style="text-align: justify;border-collapse: collapse; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; width: 397px; "><tbody style="border-top-width: 0px; border-top-style: solid; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; "><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 24px; height: 17px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 229px; height: 17px; "><p align="center"><strong>Uraian Investasi</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 144px; height: 17px; "><p align="center"><strong>Total Biaya (Rp)</strong></p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 24px; height: 17px; "><p>A</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 229px; height: 17px; "><p>Fasilitas penunjang</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 144px; height: 17px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 24px; height: 17px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 229px; height: 17px; "><p>1. Kantor dan unit pengolahan</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 144px; height: 17px; "><p align="right">5,300,000,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 24px; height: 17px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 229px; height: 17px; "><p>2. Kendaraan, infrastruktur kebun</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 144px; height: 17px; "><p align="right">412,500,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 24px; height: 17px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 229px; height: 17px; "><p>3. Fasilitas penunjang kantor</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 144px; height: 17px; "><p align="right">16,850,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 24px; height: 17px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 229px; height: 17px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 144px; height: 17px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 24px; height: 17px; "><p>B</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 229px; height: 17px; "><p>Peralatan budidaya</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 144px; height: 17px; "><p align="right">76,470,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 24px; height: 17px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 229px; height: 17px; "><p><strong>Total Investasi</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 144px; height: 17px; "><p align="right"><strong>5,805,820,000</strong></p></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;">Biaya operasional untuk penanaman dan persiapan lahan adalah sebesar Rp. 134,182,320,- untuk biaya tenaga kerja dan Rp. 33,600,653,- untuk pembelian bahan. Rincian biaya operasional tersebut disajikan pada Tabel 67.</p><p style="text-align: justify;">Tabel 67 . Rincian biaya operasional pendirian hutan budidaya sagu</p><p style="text-align: justify;"> </p><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" width="577" style="text-align: justify;border-collapse: collapse; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; width: 577px; "><tbody style="border-top-width: 0px; border-top-style: solid; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; "><tr><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 26px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="3" nowrap="nowrap" style="width: 241px; height: 17px; "><p><strong>Tenaga Kerja</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 62px; height: 17px; "><p><strong>Jumlah</strong></p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p><strong>Satuan</strong></p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 99px; height: 17px; "><p><strong>Harga/satuan</strong></p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p><strong>Total</strong></p></td><td><p> </p></td></tr><tr><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 26px; height: 17px; "><p>I</p></td><td colspan="3" nowrap="nowrap" style="width: 241px; height: 17px; "><p>Persiapan Lahan</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 62px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 99px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p> </p></td><td><p> </p></td></tr><tr><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 26px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p align="right">1</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 220px; height: 17px; "><p>Pembersihan lahan</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 62px; height: 17px; "><p align="right">1440</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p>HOK</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 99px; height: 17px; "><p align="right">20,000</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right">28,800,000</p></td><td><p> </p></td></tr><tr><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 26px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p align="right">2</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 220px; height: 17px; "><p>Pengolahan tanah</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 62px; height: 17px; "><p align="right">1440</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p>HOK</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 99px; height: 17px; "><p align="right">20,000</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right">28,800,000</p></td><td><p> </p></td></tr><tr><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 26px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p align="right">3</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 220px; height: 17px; "><p>Pemancangan bambu</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 62px; height: 17px; "><p align="right">576</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p>HOK</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 99px; height: 17px; "><p align="right">20,000</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right">11,520,000</p></td><td><p> </p></td></tr><tr><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 26px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p align="right">4</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 220px; height: 17px; "><p>Pembuatan lubang tanam</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 62px; height: 17px; "><p align="right">1440</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p>HOK</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 99px; height: 17px; "><p align="right">20,000</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right">28,800,000</p></td><td><p> </p></td></tr><tr><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 26px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 220px; height: 17px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 62px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 99px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p> </p></td><td><p> </p></td></tr><tr><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 26px; height: 17px; "><p>II</p></td><td colspan="3" nowrap="nowrap" style="width: 241px; height: 17px; "><p>Persemaian dan Pembibitan</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 62px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 99px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p> </p></td><td><p> </p></td></tr><tr><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 26px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p align="right">1</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 220px; height: 17px; "><p>Pengolahan tanah dan pembuatan bedengan</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 62px; height: 17px; "><p align="right">23</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p>HOK</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 99px; height: 17px; "><p align="right">20,000</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right">450,000</p></td><td><p> </p></td></tr><tr><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 26px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p align="right">2</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 220px; height: 17px; "><p>Penanaman bibit</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 62px; height: 17px; "><p align="right">45</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p>HOK</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 99px; height: 17px; "><p align="right">20,000</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right">892,320</p></td><td><p> </p></td></tr><tr><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 26px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p align="right">3</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 220px; height: 17px; "><p>Pemeliharaan</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 62px; height: 17px; "><p align="right">18</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p>HOK</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 99px; height: 17px; "><p align="right">20,000</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right">360,000</p></td><td><p> </p></td></tr><tr><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 26px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 220px; height: 17px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 62px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 99px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p> </p></td><td><p> </p></td></tr><tr><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 26px; height: 17px; "><p>III</p></td><td colspan="3" nowrap="nowrap" style="width: 241px; height: 17px; "><p>Penanaman</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 62px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 99px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p> </p></td><td><p> </p></td></tr><tr><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 26px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p align="right">2</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 220px; height: 17px; "><p>Pemberian pupuk</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 62px; height: 17px; "><p align="right">768</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p>HOK</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 99px; height: 17px; "><p align="right">20,000</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right">15,360,000</p></td><td><p> </p></td></tr><tr><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 26px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p align="right">3</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 220px; height: 17px; "><p>Penanaman</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 62px; height: 17px; "><p align="right">960</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p>HOK</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 99px; height: 17px; "><p align="right">20,000</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right">19,200,000</p></td><td><p> </p></td></tr><tr><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 26px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p align="right"> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 220px; height: 17px; "><p><strong>Total Biaya TK</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 62px; height: 17px; "><p align="right"> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 99px; height: 17px; "><p align="right"> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right"><strong>134,182,320</strong></p></td><td><p> </p></td></tr><tr><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 26px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p align="right"> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 220px; height: 17px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 62px; height: 17px; "><p align="right"> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 99px; height: 17px; "><p align="right"> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right"> </p></td><td><p> </p></td></tr><tr><td colspan="5" nowrap="nowrap" style="width: 267px; height: 17px; "><p><strong>BAHAN</strong></p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 63px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 98px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 16px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p align="right">1</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 229px; height: 17px; "><p>Bambu</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 63px; height: 17px; "><p align="right">27,456</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p>buah</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 98px; height: 17px; "><p align="right">300</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right">8,236,800</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 16px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p align="right">2</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 229px; height: 17px; "><p>Pupuk pd pembibitan</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 63px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 98px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 16px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 229px; height: 17px; "><p> Urea</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 63px; height: 17px; "><p align="right">178.464</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p>kg</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 98px; height: 17px; "><p align="right">1,400</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right">249,850</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 16px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 229px; height: 17px; "><p> SP-36</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 63px; height: 17px; "><p align="right">178.464</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p>kg</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 98px; height: 17px; "><p align="right">1,600</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right">285,542</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 16px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 229px; height: 17px; "><p> KCL</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 63px; height: 17px; "><p align="right">178.464</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p>kg</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 98px; height: 17px; "><p align="right">2,200</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right">392,621</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 16px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p align="right">3</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 229px; height: 17px; "><p>Pemupukan pd penanaman</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 63px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 98px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 16px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 229px; height: 17px; "><p> Urea</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 63px; height: 17px; "><p align="right">0</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p>kg</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 98px; height: 17px; "><p align="right">2,600</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right">0</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 16px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 229px; height: 17px; "><p> PA/SP-36</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 63px; height: 17px; "><p align="right">4118.4</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p>kg</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 98px; height: 17px; "><p align="right">1,600</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right">6,589,440</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 16px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 229px; height: 17px; "><p> TSP</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 63px; height: 17px; "><p align="right">0</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p>kg</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 98px; height: 17px; "><p align="right">1,800</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right">0</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 16px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 229px; height: 17px; "><p> KCl</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 63px; height: 17px; "><p align="right">0</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p>kg</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 98px; height: 17px; "><p align="right">3,500</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right">0</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 16px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 229px; height: 17px; "><p> Kieserite</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 63px; height: 17px; "><p align="right">0</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 98px; height: 17px; "><p align="right">1,200</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right">0</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 16px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p align="right">4</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 229px; height: 17px; "><p>Pestisida</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 63px; height: 17px; "><p align="right">384</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p>l</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 98px; height: 17px; "><p align="right">50,000</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right">19,200,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 16px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p align="right">5</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 229px; height: 17px; "><p>Bibit sagu</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 63px; height: 17px; "><p align="right">17,846</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p>buah</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 98px; height: 17px; "><p align="right">1,000</p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right">17,846,400</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 16px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 22px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 229px; height: 17px; "><p><strong>Total Biaya Bahan</strong></p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 63px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 59px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 98px; height: 17px; "><p> </p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 89px; height: 17px; "><p align="right"><strong>52,800,653</strong></p></td></tr><tr height="0"><td> </td><td> </td><td> </td><td> </td><td> </td><td> </td><td> </td><td> </td><td> </td><td> </td><td> </td><td> </td><td> </td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;">Pada tahun ke-6 , biaya tenaga kerja bertambah dengan adanya biaya untuk panen dan pengolahan pati sagu begitu juga adanya penambahan biaya operasional untuk pengolahan berupa listrik air dan bahan bakar. Biaya operasional untuk tahun pertama dan seterusnya secara lengkap disajikan pada Lampiran 21.</p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;"><strong>PENDAPATAN</strong></p><p style="text-align: justify;">Pendapatan kebun dan unit pengolahan sagu dihasilkan dari penjualan pati sagu. Dengan asumsi harga pati Rp. 2.200.000,- per ton dan produktivitas lahan 10 ton pati sagu/ha/tahun maka perusahaan akan mendapatkan pemasukan sebesar Rp. 2,112,000,000,- yang diperoleh setiap dua tahun sekali. </p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;"><strong>PROYEKSI ARUS KAS DAN KRITERIA KELAYAKAN USAHA</strong></p><p style="text-align: justify;">Kelayakan usaha budidaya sagu dianalisis menggunakan proyeksi arus kas dan perhitungan kriteria kelayakan yang terdiri dari NPV, IRR, Net B/C serta PBP. Usaha dikatakan layak jika dapat memenuhi kewajiban finansial serta dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Proyeksi arus kas secara lengkap disajikan pada Lampiran 22, adapun hasil perhitungan kriteria kelayakan disajikan pada Tabel 68.</p><p style="text-align: justify;">Tabel 68. Kriteria kelayakan usaha budidaya dan pengolahan sagu</p><p style="text-align: justify;"> </p><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" width="261" style="text-align: justify;border-collapse: collapse; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; width: 261px; "><tbody style="border-top-width: 0px; border-top-style: solid; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; "><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 155px; height: 17px; "><p align="center"><strong>Kriteria investasi</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 17px; "><p align="center"><strong>Nilai</strong></p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 155px; height: 17px; "><p>NPV</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 17px; "><p align="center">143,201,144.82</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 155px; height: 17px; "><p>IRR</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 17px; "><p align="center">20%</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 155px; height: 17px; "><p>B/C Ratio</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 17px; "><p align="center">1.421587641</p></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;">Dari perhitungan kriteria tersebut, terlihat bahwa usaha pendirian kebun budidaya kelapa sawit layak dilakukan dan menguntungkan secara finansial. Dengan umur proyek 25 tahun, nilai NPV adalah positif, nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank (20% > 15%) dan B/C ratio lebih besar dari 1. </p><p style="text-align: justify;"><strong>B. Analisis Finansial Bioetanol Sagu</strong></p><p style="text-align: justify;"><strong>1. Asumsi perhitungan</strong></p><p style="text-align: justify;">Dalam perhitungan analisis finansial bioetanol sagu digunakan beberapa asumsi yaitu umur ekonomi proyek 20 tahun, kapasitas produksi 33 ribu KL/tahun serta beberapa parameter lainnya yang disajikan pada Tabel 69.</p><p style="text-align: justify;">Tabel 69. Asumsi perhitungan finansial industri bioetanol sagu</p><p style="text-align: justify;"> </p><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" width="492" style="text-align: justify;border-collapse: collapse; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; width: 492px; "><tbody style="border-top-width: 0px; border-top-style: solid; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; "><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 15px; "><p><strong>Asumsi</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 15px; "><p align="center"><strong>Satuan</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 15px; "><p align="center"><strong>Nilai</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 15px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p align="right"><strong>1</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p><strong>Kapasitas produksi</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center"> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>bioetanol</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">kilo liters/tahun</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">33,000</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p align="right"><strong>2</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p><strong>Pembiayaan</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center"> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Debt Equity Ratio</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center"> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">65%</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p align="right">35%</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Bunga</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center"> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p> - Investasi</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">p.a.</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">10%</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p> - Modal kerja</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">p.a.</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">10%</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Pengembalian</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center"> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p> - investasi</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">tahun</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">5</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p> - Modal kerja</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">tahun</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">2</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Depresiasi</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">tahun(straight line)</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">12</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p align="right"><strong>3</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p><strong>UTILITIES</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center"> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Uap panas</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">Rp/Ton</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">80,000.00</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Air</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">Rp/M3</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">285.00</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Listrik</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">Rp/KWh</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">570.00</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p align="right"><strong>4</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p><strong>Bahan baku</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center"> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Sagu</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">Rp/Ton</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">2,000,000</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Total kebutuhan</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">Ton/ hari</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">183.33</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Faktor konversi</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">%</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">60%</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p align="right"><strong>5</strong></p></td><td colspan="2" nowrap="nowrap" style="width: 321px; height: 16px; "><p><strong>Bahan kimia dan bahan tambahan</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Asam sulfat</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">Rp/Kg</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">2,450.00</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Asam phospat</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">Rp/Kg</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">5,250.00</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>NaOH</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">Rp/Kg</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">1,750.00</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Amonia cair</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">Rp/Kg</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">4,375.00</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Anti busa</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">Rp/Kg</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">21,000.00</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Alfa Amylase</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">Rp/Kg</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">70,000.00</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Gluco Amylase</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">Rp/Kg</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">87,500.00</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Urea</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">Rp/Kg</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">2,600.00</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p align="right"><strong>6</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p><strong>Lain-lain</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center"> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Tenaga kerja</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">Rp/TOK</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">54,000,000</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p align="right">88</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Pemeliharaan</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">equip. cost/year</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">2%</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Administrasi perusahaan</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">dr biaya TK</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">60%</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Asuransi</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">equip. cost/year</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">0.7%</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Pemasaran</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">dr penjualan</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">0.5%</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Laboratorium dan R&D</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">dr penjualan</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">0.5%</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p align="right"><strong>7</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p><strong>Harga Jual</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center"> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p>Bioetanol</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">Rp/KL</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">5,500,000</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 16px; "><p align="right"><strong>8</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 16px; "><p><strong>Hari kerja/tahun</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 16px; "><p align="center">hari</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 16px; "><p align="right">300</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 16px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 28px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 195px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 127px; height: 15px; "><p align="center"> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 79px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 64px; height: 15px; "><p> </p></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;"><strong>2. Investasi</strong></p><p style="text-align: justify;">Biaya investasi untuk pendirian pabrik bioetanol sagu terdiri dari biaya proyek, dan modal kerja. Biaya proyek merupakan seluruh modal awal yang diperlukan untuk pengadaan tanah, bangunan dan peralatan juga biaya IDC (Interest during construction). IDC adalah biaya bunga yang dihasilkan selama pendirian pabrik (perhitungan disajikan pada Lampiran 23). Sedangkan modal kerja adalah modal yang dikeluarkan untuk keperluan pengadaan bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja dan biaya operasional untuk menjalankan usaha.</p><p style="text-align: justify;">Total investasi yang diperlukan sebesar Rp.188,793,307,153,- dimana modal tersebut diperoleh dari pinjaman dan modal sendiri dengan Debt Equity Ratio (65:35). Rincian biaya investasi disajikan pada Tabel 70.</p><p style="text-align: justify;">Tabel 70. Investasi pendirian pabrik bioetanol sagu</p><p style="text-align: justify;"> </p><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" width="570" style="text-align: justify;border-collapse: collapse; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; width: 570px; "><tbody style="border-top-width: 0px; border-top-style: solid; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; "><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 27px; height: 15px; "><p align="right"><strong>1</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 214px; height: 15px; "><p><strong>Investasi tetap</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p align="center"><strong>OSBL</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p align="center"><strong>ISBL</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 115px; height: 15px; "><p align="center"><strong>TOTAL</strong></p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 27px; height: 15px; "><p align="right"> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 214px; height: 15px; "><p>Pengeluaran pra proyek</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p align="right">950,000,000</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 115px; height: 15px; "><p align="right">950,000,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 27px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 214px; height: 15px; "><p>Boiler</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p align="right">9,120,000,000</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 115px; height: 15px; "><p align="right">9,120,000,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 27px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 214px; height: 15px; "><p>Pengolahan air limbah, Cooling System & WTP</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p align="right">33,250,000,000</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 115px; height: 15px; "><p align="right">33,250,000,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 27px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 214px; height: 15px; "><p>Utilitas</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p align="right">9,927,500,000</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 115px; height: 15px; "><p align="right">9,927,500,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 27px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 214px; height: 15px; "><p>Tangki</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p align="right">14,250,000,000</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 115px; height: 15px; "><p align="right">14,250,000,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 27px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 214px; height: 15px; "><p>Biaya tambahan, Infrastruktur</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p align="right">9,053,500,000</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 115px; height: 15px; "><p align="right">9,053,500,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 27px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 214px; height: 15px; "><p>Pengeluaran team proyek</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p align="right">4,750,000,000</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 115px; height: 15px; "><p align="right">4,750,000,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 27px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 214px; height: 15px; "><p>Pabrik</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p align="right">71,250,000,000</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 115px; height: 15px; "><p align="right">71,250,000,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 27px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 214px; height: 15px; "><p>Pajak</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 115px; height: 15px; "><p align="right">0</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 27px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 214px; height: 15px; "><p><strong>Biaya proyek</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p align="right"><strong>81,301,000,000</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p align="right"><strong>71,250,000,000</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 115px; height: 15px; "><p align="right"><strong>152,551,000,000</strong></p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 27px; height: 15px; "><p align="right"> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 214px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 115px; height: 15px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 27px; height: 15px; "><p align="right"><strong>2</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 214px; height: 15px; "><p><strong>IDC</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 115px; height: 15px; "><p align="right"><strong>10,788,406,720</strong></p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 27px; height: 15px; "><p align="right"> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 214px; height: 15px; "><p><strong>Total biaya proyek</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 115px; height: 15px; "><p align="right"><strong>163,339,406,720</strong></p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 27px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 214px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 115px; height: 15px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 27px; height: 15px; "><p align="right"><strong>3</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 214px; height: 15px; "><p><strong>Modal kerja</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 115px; height: 15px; "><p align="right"><strong>14,665,493,713</strong></p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 27px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 214px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 115px; height: 15px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 27px; height: 15px; "><p align="right"> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 214px; height: 15px; "><p><strong>Total Investasi</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 115px; height: 15px; "><p align="right"><strong>188,793,307,153</strong></p></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;">Modal kerja terdiri dari biaya variabel yang jumlahnya tergantung pada jumlah bioetanol yang dihasilkan dan biaya tetap yang nilainya tidak dipengaruhi oleh kapasitas produksi. Modal kerja yang digunakan adalah modal kerja tertinggi yaitu pada saat pabrik telah beroperasi maksimal (100%) yaitu sebesar Rp. 14,665,493,713,-, yang merupakan biaya operasional bahan baku selama 30 hari dan inventory 15 hari. Rincian perhitungan modal kerja disajikan pada Lampiran 24.</p><p style="text-align: justify;">Biaya variabel terdiri dari biaya bahan baku dan bahan tambahan, utilitas dan konsumsi serta transportasi produk. Rincian biaya operasional dengan kapasitas pabrik maksimal (100%) disajikan pada Tabel 71.</p><p style="text-align: justify;">Tabel 71. Biaya operasional pabrik bioetanol sagu kapasitas 110 KL/hari</p><p style="text-align: justify;"> </p><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" width="580" style="text-align: justify;border-collapse: collapse; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; width: 580px; "><tbody style="border-top-width: 0px; border-top-style: solid; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; "><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p align="center"><strong>DESKRIPSI</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p>Konsumsi</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p align="center">Satuan</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p align="center">Harga</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p>Total</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p><strong>BIAYA VARIABEL</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p align="center"> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p align="center"> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p><strong>Biaya Bahan Baku</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p>Singkong</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p align="right">1.67</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p align="center">mt/kl product</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p align="right">2,000,000</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right">110,000,000,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p> </p></td><td colspan="3" nowrap="nowrap" style="width: 239px; height: 15px; "><p><strong>SUB TOTAL</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right"><strong>110,000,000,000</strong></p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p><strong>Bahan Kimia Dan Tambahan</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p>Asam sulfat</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p align="center">3.12</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p align="center">kg/kl product</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p align="right">2,450.00</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right">252,252,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p>NaOH 50%</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p align="center">1.08</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p align="center">kg/kl product</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p align="right">1,750.00</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right">62,370,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p>Ammonia cair 30%</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p align="center">12.25</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p align="center">kg/kl product</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p align="right">4,375.00</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right">1,768,593,750</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p>Urea</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p align="center">5.18</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p align="center">kg/kl product</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p align="right">2,600.00</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right">444,444,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p>Alpha Ammylase</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p align="center">0.91</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p align="center">kg/kl product</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p align="right">70,000.00</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right">2,102,100,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p>Gluco Ammylase</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p align="center">1.1</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p align="center">kg/kl product</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p align="right">87,500.00</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right">3,176,250,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p> </p></td><td colspan="3" nowrap="nowrap" style="width: 239px; height: 15px; "><p><strong>SUB TOTAL</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right"><strong>7,806,009,750</strong></p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p><strong>Biaya Utilitas</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p align="center"> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p align="center"> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p align="center"> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p>Steam</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p align="center">2.1</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p align="center">Ton/kl product</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p align="right">80,000.00</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right">5,544,000,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p>Air</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p align="center">2.5</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p align="center">m3/kl product</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p align="right">285.00</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right">23,512,500</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p>Listrik</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p align="center">165</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p align="center">KWh/kl product</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p align="right">570.00</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right">3,103,650,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p> </p></td><td colspan="3" nowrap="nowrap" style="width: 239px; height: 15px; "><p><strong>SUB TOTAL</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right"><strong>8,671,162,500</strong></p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p><strong>TOTAL VARIABLE COST</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right"><strong>126,477,172,250</strong></p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p><strong>BIAYA TETAP</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p>Tenaga kerja</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p align="right">88</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p align="center">person</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p align="right">54,000,000</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right">4,752,000,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p>Pemeliharaan</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p align="right">2%</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p align="center">equip. cost/year</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right">3,051,020,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p>Asuransi</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p align="right">0.7%</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p align="center">equip. cost/year</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right">1,067,857,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p>Pemasaran</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p align="right">0.5%</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p align="center">Sales</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right">907,500,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p>Biaya penunjang dan administrasi</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p align="right">60%</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p align="center">of Manpower cost</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right">2,851,200,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p>Laboratorium dan R&D</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p align="right">0.5%</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p align="center">of sales</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right">907,500,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p>Depresiasi</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p align="right">12</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p align="center">year (straight line)</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right">10,295,625,000</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p>Bunga</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p align="center">Rp/Year</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right">6,596,793,403</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p> </p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p><strong>TOTAL BIAYA TETAP</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right">30,429,495,403</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 247px; height: 15px; "><p><strong>TOTAL BIAYA PRODUKSI</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 74px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 97px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 68px; height: 15px; "><p> </p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 95px; height: 15px; "><p align="right">156,906,667,653</p></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;"><strong>Produksi dan Pendapatan Usaha</strong></p><p style="text-align: justify;">Dengan kapasitas produksi 110 KL bioetanol per hari, dan harga jual Rp.5.500,- per liter maka akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 605.000.000,- per hari atau Rp. 15,125,000,000,-. Secara lengkap produksi dan pendapatan usaha bioetanol sagu disajikan pada Lampiran 25. </p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;"><strong>Arus kas dan kriteria kelayakan usaha</strong></p><p style="text-align: justify;">Kelayakan industri bioetanol berbahan baku sagu dianalisis menggunakan proyeksi arus kas dan perhitungan kriteria kelayakan yang terdiri dari NPV dan IRR. Usaha dikatakan layak jika dapat memenuhi kewajiban finansial serta dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Proyeksi arus kas secara lengkap disajikan pada Lampiran 26. Adapun hasil perhitungan kriteria kelayakan disajikan pada Tabel 72.</p><p style="text-align: justify;">Tabel 72. Kriteria Investasi industri bioetanol sagu</p><p style="text-align: justify;"> </p><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" width="267" style="text-align: justify;border-collapse: collapse; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; width: 267px; "><tbody style="border-top-width: 0px; border-top-style: solid; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; "><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 160px; height: 15px; "><p align="center"><strong>Kriteria Investasi</strong></p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p align="center"><strong>Nilai</strong></p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 160px; height: 15px; "><p>IRR</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p align="right">15.38%</p></td></tr><tr><td nowrap="nowrap" style="width: 160px; height: 15px; "><p>NPV</p></td><td nowrap="nowrap" style="width: 107px; height: 15px; "><p align="right">71,242,631,102</p></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;">Dari perhitungan kriteria tersebut, terlihat bahwa usaha pendirian industri bioetanol sagu layak dilakukan dan menguntungkan secara finansial. Dengan umur proyek 20 tahun, nilai NPV positif dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank (15.38% > 10%).</p><p style="text-align: justify;">sumber:<cite>pphp.deptan.go.id</cite></p></span></span>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-91236043772384172102011-05-30T02:51:00.000-07:002011-05-30T03:06:25.922-07:00BUDIDAYA JERUK PURUT<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3gOKgqP-Sfwy8is1jflHFCsGnzUBeDwVHc0qNYhINNBMioxlSXhb0b4ajj77ydWwB0gr7LB4tgHSkPSOLWZGAACkIoomjfxPkT2w7KrxwktgpS9yqm34rjma-kGWo31EjXcbVlMib2pQ/s1600/1.+66ff50158b32b644b01203f79a6adf98.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 206px; height: 203px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3gOKgqP-Sfwy8is1jflHFCsGnzUBeDwVHc0qNYhINNBMioxlSXhb0b4ajj77ydWwB0gr7LB4tgHSkPSOLWZGAACkIoomjfxPkT2w7KrxwktgpS9yqm34rjma-kGWo31EjXcbVlMib2pQ/s320/1.+66ff50158b32b644b01203f79a6adf98.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5612447378941819010" /><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><b>Artikel Pertanian :</b><br /></span></span></a><p style="font-family: Verdana, Tahoma, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px; margin-top: 1em; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Budidaya jeruk purut ternyata dapat menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Namun, fenomena ini tak dibaca dengan baik oleh kebanyakan orang.</span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px; margin-top: 1em; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">“Dalam negeri saja, kita masih kesulitan mencari jeruk purut. Padahal permintaan tak hanya datang dari dalam negeri. Terlebih, untuk perusahaan yang bahan produksinya berbahan dasar jeruk purut,” kata Pembudidaya Jeruk Purut di Batu – Malang, Prambudi.<br /><br />Sedikitnya pembudidaya jeruk purut di Tanah Air, karena kurangnya informasi tentang peluang dan manfaatnya secara umum. Melakukan budidaya jeruk purut, kata Prambudi, tidaklah sesulit yang dibayangkan. Bahkan ia mengawali budidaya jeruk purut ini, hanya bermodal dengkul alias tak banyak modal.<br /><br /><strong>PERAWATAN DASAR JERUK PURUT</strong></span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px; margin-top: 1em; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Dalam proses budidaya jeruk purut, menurut Prambudi, pada dasarnya tak banyak perbedaan dengan perlakuan jeruk pada umumnya. Penerapan beberapa treatment yang dapat dilakukan, diantaranya adalah:<br /><br /><strong>1. Pemangkasan Cabang Jeruk Purut</strong></span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px; margin-top: 1em; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Selama proses pemangkasan, ada beberapa faktor yang diperhatikan. Misalnya, perhitungan keuntungan yang meliputi stabilitas produktifitas tanaman, kemampuan hidup dan kualitas buah, perkembangan hama dan penyakit terhambat serta perawatan kebun.<br /><br />Hal ini dibarengi juga dengan teknik pemangkasan, yaitu pangkas dasar dan pangkas pemeliharaan. Untuk pangkas dasar, merupakan pemangkasan yang dilakukan setelah tinggi tanaman telah melebihi 60 cm. Ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan percabangan dan bentuk pohon yang lebih baik, agar selanjutnya dapat berproduksi optimal dan memudahkan perawatan kebun.<br /><br />Pemotongan batang utama, pemeliharaan tunas, kemudian pemilihan dan pemeliharaan cabang utama merupakan tahapan pemangkasan dasar. Sedangkan untuk pangkas pemeliharaan, dilakukan bersamaan atau setelah panen.</span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px; margin-top: 1em; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Tujuannya, untuk menjaga kesehatan, kestabilan produksi dan kualitas buah, serta untuk peremajaan dan pembentukan profil pohon.<br /><br /><strong>2. Penjarangan Buah</strong> <strong>Jeruk Purut</strong></span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px; margin-top: 1em; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Penjarangan pada pohon yang mempunyai buah lebat bertujuan untuk memperbaiki kualitas buah dan kestabilan pada musim panen berikutnya. Artinya, waktu yang ideal untuk proses penjarangan dilakukan pada saat diameter buah mencapai 1-2 cm.</span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px; margin-top: 1em; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><strong>3. Syarat Tumbuh</strong> <strong>Jeruk Purut</strong></span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px; margin-top: 1em; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Mengingat, kelangsungan hidup dan optimalnya produktifitas tanaman bergantung pada perlakuan tumbuhnya, maka terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Misalnya kondisi iklim, media tanam, dan ketinggian tempat.</span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px; margin-top: 1em; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Untuk iklim, misalnya. Kecepatan angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah, sehingga alternatif untuk daerah dengan intensitas dan kecepatan anginnya lebih dari tingkat standar, sebaiknya tinggi tanaman penahan angin ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin.<br /><br />Demikan halnya dengan penerapan media tanam. Idealnya untuk jeruk purut, tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan cukup humus, tata air, dan udara baik. Jenis tanah Andosol dan Latosol juga merupakan alternatif lain yang cocok untuk budidaya jeruk.<br /><br />Itu didukung pula dengan kadar air tanah yang optimal ada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan tanah, dimana tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.</span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px; margin-top: 1em; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan sekitar 30°. Dalam hal ketinggian tempat, untuk tanaman jenis jeruk purut ini akan dapat tumbuh baik di ketinggian 1–400 m dpl.</span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px; text-align: justify; margin-top: 1em; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><span class="Apple-style-span"><img src="http://wartapedia.com/images/Tanaman-Hias/jeruk-purut-galih.jpg" border="0" width="540" height="358" style="border-top-style: none; border-right-style: none; border-bottom-style: none; border-left-style: none; border-width: initial; border-color: initial; " /></span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px; margin-top: 1em; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><strong>PROSES TANAM JERUK PURUT</strong></span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px; margin-top: 1em; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Sebagai persyaratan benih bibit jeruk purut yang biasa ditanam berasal dari perbanyakan vegetatif, yaitu berupa penyambungan tunas pucuk, dimana sistem pembibitan ini biasa ditanam di area pesawahan dan lahan berlereng. Namun jika ditanam di area perbukitan, dapat menggunakan alternatif tanam dengan membuat sengkedan.<br /><br />Sedangkan untuk lahan yang akan ditanami, sebaiknya dibersihkan dari tanaman lain atau sisa-sisa tanaman. Untuk ukuran jarak tanam idealnya 6×7 m, disesuaikan dengan karakter pertumbuhan jeruk purut.</span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px; margin-top: 1em; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Dalam pembuatan lubang tanam pun membutuhkan teknik khusus, yaitu hanya dapat diterapkan pada tanah yang belum diolah dalam jangka waktu 2 minggu, dimana tanah bagian dalam dipisahkan dari lapisan atas (setinggi 25 cm).<br /><br />“Dengan aplikasi tanah yang berasal dari lapisan atas dan dicampur pupuk kandang. Setelah penanaman, tanah dikembalikan lagi ke tempat asalnya. Demikian halnya dengan bedengan berukuran 1x1x1 m hanya dibuat jika jeruk purut ditanam di area tanah sawah,” ungkap Prambudi.<br /><br />Berbeda dengan tanaman jenis lain, teknik penanaman bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau. Tapi, menurut Prambudi, sebaiknya ditanam di awal musim hujan.</span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px; margin-top: 1em; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Setelah bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yang bebas penyakit di sekitarnya. Letakkan mulsa sedemikian rupa, agar tidak menyentuh batang untuk menghindari kebusukan batang.<br /><br />Sebagai alternatif tumpang sari – sebelum tanaman berproduksi – dapat ditanam tanaman sela, seperti kacang-kacangan atau sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela diganti oleh rumput atau tanaman legum penutup tanah yang sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk. [santi]<br /><br /><strong>ANALISA USAHA BUDIDAYA</strong></span></p><p style="font-family: Verdana, Tahoma, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px; margin-top: 1em; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Biaya produksi</span></p><ul style="font-family: Verdana, Tahoma, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px; margin-top: 1em; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; list-style-type: none; list-style-position: initial; list-style-image: initial; "><li style="text-align: justify;padding-left: 10px; background-image: url(http://wartapedia.com/templates/newspedia/images/bullet.png); background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-position: 0px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; "><span class="Apple-style-span">Sewa lahan 15 tahun @ Rp 1.000.000 = Rp 15.000.000</span></li><li style="text-align: justify;padding-left: 10px; background-image: url(http://wartapedia.com/templates/newspedia/images/bullet.png); background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-position: 0px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; "><span class="Apple-style-span">Bibit 400 tanaman @ Rp 5.000 = Rp 2.000.000</span></li><li style="text-align: justify;padding-left: 10px; background-image: url(http://wartapedia.com/templates/newspedia/images/bullet.png); background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-position: 0px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; "><span class="Apple-style-span">Pupuk Kandang 67 m2 @ Rp 15.000 = Rp 1.005.000</span></li><li style="text-align: justify;padding-left: 10px; background-image: url(http://wartapedia.com/templates/newspedia/images/bullet.png); background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-position: 0px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; "><span class="Apple-style-span">Pupuk Urea 80 kg @ Rp 5.000 = Rp 400.000</span></li><li style="text-align: justify;padding-left: 10px; background-image: url(http://wartapedia.com/templates/newspedia/images/bullet.png); background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-position: 0px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; "><span class="Apple-style-span">Pupuk SP 65 kg @ Rp 5.000 = Rp 325.000</span></li><li style="text-align: justify;padding-left: 10px; background-image: url(http://wartapedia.com/templates/newspedia/images/bullet.png); background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-position: 0px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; "><span class="Apple-style-span">Pupuk ZK 26 kg @ Rp 5.000 = Rp 130.000</span></li><li style="text-align: justify;padding-left: 10px; background-image: url(http://wartapedia.com/templates/newspedia/images/bullet.png); background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-position: 0px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; "><span class="Apple-style-span">Pupuk Daun 3 liter @ Rp 54.000 = Rp 162.000</span></li><li style="text-align: justify;padding-left: 10px; background-image: url(http://wartapedia.com/templates/newspedia/images/bullet.png); background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-position: 0px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; "><span class="Apple-style-span">Obat dan Pestisida = Rp 3.000.000</span></li><li style="text-align: justify;padding-left: 10px; background-image: url(http://wartapedia.com/templates/newspedia/images/bullet.png); background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-position: 0px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; "><span class="Apple-style-span">Peralatan Rp 500.000 (+)</span></li></ul><p style="font-family: Verdana, Tahoma, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px; margin-top: 1em; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><strong>Jumlah Total Produksi Rp 41.382.000</strong><br /><br /><strong>KETERANGAN MASA PANEN JERUK PURUT</strong></span></p><ol style="font-family: Verdana, Tahoma, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px; margin-top: 1em; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><li style="text-align: justify;margin-left: 21px; "><span class="Apple-style-span">Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal. Biasanya berumur antara 28–36 minggu dan panen optimal pada tahun ke-3.</span></li><li style="text-align: justify;margin-left: 21px; "><span class="Apple-style-span">Perkiraan Produksi, rata-rata tiap pohon dapat menghasilkan 300-400 buah per tahun, kadang-kadang sampai 500 buah per tahun.</span></li><li style="text-align: justify;margin-left: 21px; "><span class="Apple-style-span">Perhitungan produksi belum termasuk daun yang juga dapat dimanfaatkan.</span></li></ol><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(0, 0, 153); font-family: Verdana, Tahoma, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px; font-size: medium; ">Sumber : <a href="http://wartapedia.com/edukasi/panduan/2741-panduan-budidaya-jerut-purut.html">Click Here</a> </span></div>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-41939882218641695992011-05-10T21:03:00.000-07:002011-05-10T21:21:58.202-07:00BUDIDAYA TIKUS PUTIH<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" style="line-height: 15px; "><b>Referensi Budidaya Peternakan :</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 15px; "><span class="Apple-style-span" ><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 15px; "><span class="Apple-style-span" >Tikus putih adalah binatang asli Asia, India, dan Eropa Barat, termasuk dalam keluarga rodentia, sehingga masih termasuk kerabat dengan hamster, gerbil, tupai, dan mahluk pengerat lainnya. Tikus (mus musculus) merupakan makanan yang paling digemari oleh reptilia karena kandungan gizinya lebih banyak dari pada katak. Makanan tikus putih adalah biji-bijian, akar berdaging, daun, batang dan serangga. Tikus putih sering digunakan sebagai sarana penelitian biomedis, pengujian dan pendidikan. Kaitannya dengan biomedis, tikus putih digunakan sebagai model penyakit manusia dalam hal genetika.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 15px; "><span class="Apple-style-span" ><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 15px; "><span class="Apple-style-span" >Hal tersebut karena kelengkapan organ, kebutuhan nutrisi, metabolisme, dan bio-kimia-nya cukup dekat dengan manusia. Tikus putih yang dimaksud adalah seekor tikus dengan seluruh tubuh dari ujung kepala sampai ekor serba putih, sedangkan matanya berwarna merah jambu. Selain tikus putih, jenis tikus yang sering digunakan untuk penelitian tikus putih besar (rattus norvegicus). Dilihat dari struktur anatomisnya, tikus putih memiliki lima pasang kelenjar susu. Distribusi jaringan mammae menyebar, membentang dari garis tengah ventral atas panggul, dada dan leher. paru-paru kiri terdiri dari satu lobus, sedangkan paru kanan terdiri dari empat lobus.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 15px; "><span class="Apple-style-span" ><br /></span></span></div><div style="line-height: 15px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" >Sekarang ini, usaha untuk mengembangbiakkan tikus putih sudah mulai marah. Hal ini dikarenakan fungsi tikus putih yang beraneka ragam, serta harganya yang semakin mahal. Usaha untuk mengembangbiakkan tikus putih bisa melalui perusahaan besar yang bertugas mensuplai kebutuhan laboratorium sebuah institusi pendidikan, serta dari usaha perorangan yang melihat bisnis budidaya tikus putih adalah sebuah bisnis yang menjanjikan. Langkah pertama dalam budidaya tikus putih adalah menyiapkan indukan. Indukan yang baik dan sehat, kemungkinan besar akan menghasilkan keturunan yang baik dan sehat. </span></div><div style="line-height: 15px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="line-height: 15px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" >Untuk membudidayakan tikus putih tidak perlu menggunakan tempat khusus. Tikus putih hanya perlu ditempatkan di bak-bak plastik sederhana, dengan tetap memperhatikan sirkulasi udaranya. Tidak ada makanan khusus yang harus disediakan untuk budidaya tikus putih. Tetapi ada sebuah pengalaman dari seorang pakar yang telah berhasil membudidayakan tikus putih selama bertahun-tahun bahwa : taoge merupakan makanan yang bisa dikonsumsi oleh tikus putih untuk memperbanyak anakan tikus. Indukan yang diberi makanan taoge biasanya akan menghasilkan anakan yang sangat banyak. Rata-rata periode kehamilan tikus putih adalah duapuluh hari. Pada masa itu, tikus putih yang sedang hamil harus dipisahkan dari tikus yang lain. Tujuannya adalah menghindari terjadinya stress pada tikus yang sedang hamil. </span></div><div style="line-height: 15px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="line-height: 15px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" >Setelah beberapa hari, indukan tikus akan segera melahirkan anaknya yang berwarna merah. Untuk tikus muda, sekali melahirkan bisa menghasilkan empat ekor anakan, dan untuk tikus dewasa bisa menghasilkan sepuluh ekor anakan. Pada masa-masa itu, seorang peternak tikus putih harus selalu memperhatikan makanan bagi indukan tikus supaya gizinya terpenuhi. Bisa dibayangkan jika seekor tikus untuk sekali melahirkan mampu menghasilkan empat sampai dengan sepuluh ekor anakan, serta hanya memerlukan waktu duapuluh hari untuk masa kehamilannya, usaha budidaya tikus putih akan berkembang dengan sangat cepat. Dan dengan pertimbangan kebutuhan tikus putih yang semakin lama semakin meningkat, menjadikan peternak tikus putih semakin antusias untuk mengembangkan usahanya.</span></div><span style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" style="line-height: 15px; "><br /></span></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" style="line-height: 15px; ">Sumber: <a href="http://id.shvoong.com/business-management/business-ideas-and-opportunities/2101924-budidaya-tikus-putih-mudah-dan/#ixzz1M0sntr4S">Klik here</a></span></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" style="line-height: 23px; "><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><span class="Apple-style-span" >Awalnya hanya untuk iseng saja. Dia memelihara hanya untuk ‘<a href="http://isroi.wordpress.com/2009/10/18/tikus-tikus-eksotik-untuk-klangenan/" style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">kelangenan</a>‘ (klanengan kok tikus…???).</span></p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><a href="http://isroi.wordpress.com/2010/01/22/gambar-animasi-gratis-untuk-presentasi-power-point-bagian-6/" style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><span class="Apple-style-span" ><img src="http://isroi.files.wordpress.com/2010/01/mouse_runs.gif?w=500" alt="tikus mabok" align="" width="" style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; " /></span></a></p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><span class="Apple-style-span" ><img src="http://isroi.files.wordpress.com/2009/07/mencit01.jpg?w=350" alt="mencit01" title="mencit01" width="350" /><br />Mencit (<em style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: italic; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Mus musculus</em>)</span></p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><span class="Apple-style-span" >Memelihara tikus ternyata sangat mudah. Makanannya apa saja dan mudah perawatannya. Setelah beberapa lama dipelihara, tikusnya mulai beranak pinak. Awalnya cuma lahir beberapa ekor ‘cindil’ (anak tikus). Lama kelamaan satu induk bisa melahirkan sampai 10 ekor cindil.</span></p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><span class="Apple-style-span" ><img src="http://isroi.files.wordpress.com/2009/07/mencit02.jpg?w=500" alt="mencit01" title="mencit01" /><br /><span id="more-2382" style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "></span><br />Lama kelamaan jumlah tikus putihnya semakin banyak. Tikus yang banyak ini mau di kemanakan…??? Kemudian dicoba untuk menawarkan pada beberapa toko yang menjual binatang-binatang hias. Ternyata laku. Satu tikus dihargai antara Rp. 3000 – 5000. Memang tidak mahal karena oleh pedagannya mau dijual lagi untuk pakan reptil. Harga tikus putih/mencit untuk pakan di pet shop bisa mencapai Rp. 8-10 rb/ekor.</span></p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><span class="Apple-style-span" ><img src="http://isroi.files.wordpress.com/2009/07/mencit03.jpg?w=500" alt="mencit01" title="mencit01" /></span></p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><span class="Apple-style-span" >Memelihara tikus sangat mudah sekali. Tikus putih hanya perlu ditempatkan di bak-bak plastik sederhana. Bak-bak ini bisa ditempatkan di rak-rak sederhana. Makanannya pun dari sisa-sisa dapur. Tidak perlu tambahan makanan macam-macam dan tidak perlu membeli.</span></p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><span class="Apple-style-span" >Tikus beranak pinak dengan cepat. Tikus muda sekali melahirkan bisa 4 ekor cindil. Yang dewasa bisa sampai 10 ekor cindil sekali melahirkan. Kalau punya beberapa induk bisa dihasilkan ratusan cindil setiap bulannya. Sebagai contoh dalam sebulan bisa menjual 500 ekor saja, bearti omzetnya sudah rp. 2.5jt. Kalau mau lebih tinggal dikalikan saja.</span></p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><span class="Apple-style-span" ><img src="http://isroi.files.wordpress.com/2009/07/mencit04.jpg?w=350" alt="mencit01" title="mencit01" width="350" /><br />Mencit (<em style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: italic; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Mus musculus</em>)</span></p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><span class="Apple-style-span" ><img src="http://photos-g.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs295.ash1/22255_1312404258537_1483567224_840207_4317538_n.jpg" alt="Rattus norvegicus strain Wistar" /><br /><em style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: italic; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Rattus norvegicus</em></span></p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><span class="Apple-style-span" >Ternyata tikus putih alias mencit ini tidak hanya untuk pakan reptil saja. Tikus yang untuk pakan reptil adalah tikus putih biasa atau tikus afkiran. Tikus putih juga biasa digunakan untuk penelitian. Banyak mahasiswa STIKES atau mahasiswa Kedokteran dan Farmasi yang memanfaatkan tikus putih sebagai objek penelitian.</span></p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><span class="Apple-style-span" >Harga tikus putih untuk penelitian tentu saja jauh lebih tinggi daripada tikus untuk pakan. Karena tikus-tikus untuk penelitian biasanya memerlukan persyaratan khusus. Misalnya: keseragaman galur, umur, dan bobot tubuh. Cara pemeliharaannya pun juga sedikit berbeda, lebih diperhatikan masalah kebersihan dan pakannya.</span></p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><span class="Apple-style-span" >Permintaan tikus putih untuk penelitian ada spesifikasinya. Jenis tikus yang biasa untuk penelitian selain mencit (<em style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: italic; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Mus musculus</em>) adalah tikus putih besar (Rat) dari spesies <em style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: italic; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Rattus norvegicus</em>. Tetapi sekali lagi bukan sembarang <em style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: italic; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Rattus norvegicus </em>yang diminta untuk penelitian. Galur/strain <em style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: italic; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Rattus norvegicus </em>yang biasa diminta untuk penelitian dari galur Wistar dan Sprague Dawley (SD). Umunnya penelitian mahasiswa di Indonesia menggunakan galur Wistar.</span></p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><span class="Apple-style-span" ><a href="http://isroi.files.wordpress.com/2009/07/rattus2.jpg" style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><img src="http://isroi.files.wordpress.com/2009/07/rattus2.jpg?w=350&h=364" alt="Rattus norvegicus" title="rattus" width="350" height="364" class="alignnone size-full wp-image-5066" style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; max-width: 100%; width: auto; height: auto; " /></a><br />Stok Rat untuk penelitian, tersedia segala umur dan bobot tubuh. Melayani semua kebutuhan penelitian.</span></p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><span class="Apple-style-span" ><em style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: italic; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Rattus norvegicus </em>galur Wistar dikembangkan oleh Wistar Institute. Tikus putih ini adalah tikus <em style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: italic; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Rattus norvegicus </em>Albino (putih) yang matanya merah. Jadi sudah berbeda dengan ‘tetuanya’ yang liar. Warna asli <em style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: italic; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Rattus norvegicus</em>adalah coklat, atau sering juga disebut dengan tikus coklat (<em style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: italic; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Brown Rat</em>).</span></p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><span class="Apple-style-span" >Harga tikus putih besar (Rat) untuk penelitian cukup tinggi. Harga Rat yang tidak memiliki surat keterangan galur/sertifikat bisa mencapai Rp. 30.000-40.000/ekor. Apabila disertai dengan surat keterangan galur, harganya bisa lebih tinggi lagi. Surat keterangan ini juga menjadi jaminan kualitas tikus untuk penelitian.</span></p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><span class="Apple-style-span" >Bisnis tikut putih memang sangat mengiurkan, apalagi saat ini pasar masih terbuka sangat lebar. Pintar-pintar cari pasar, bisa dapat duit dari si Tikus Putih ini.</span></p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "></p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "></p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "></p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><span class="Apple-style-span" ><a href="http://isroi.wordpress.com/2009/10/18/tikus-tikus-eksotik-untuk-klangenan/" style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><img src="http://isroi.files.wordpress.com/2009/10/tikusemas01.jpg?w=500" alt="tikus emas, mencit, mus musculus, tikus putih" style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; " /></a><br /><strong style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: bold; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><a href="http://isroi.wordpress.com/2009/10/18/foto-foto-tikus-emas/" style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; ">Tikus/mencit emas </a>yang sangat unik dan langka. Warna bulunya kuning keemasan dan yang lebih istimewa lagi adalah warna matanya yang merah menyaladan warna bulunya yang mengkilat . Tikus ini adalah lambang kejayaan, kekayaan, dan keberuntungan. (Sumber : <a href="http://isroi.wordpress.com/2009/07/20/bisnis-tikus-putih/">klik here</a>)</strong></span></p><p style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1.7em; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><a href="http://isroi.wordpress.com/2010/01/23/tikus-hias-yang-lucu-cantik-dan-mengemaskan/" style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><span class="Apple-style-span" ><img src="http://isroi.files.wordpress.com/2010/01/quad.jpg?w=400" alt="tikus belang eksotik" width="400" style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; " /></span></a></p><div class="snap_nopreview sharing robots-nocontent" style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; vertical-align: baseline; "><ul style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-top: 0px !important; margin-right: 0px !important; margin-bottom: 0px !important; margin-left: 0px !important; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; padding-top: 0px !important; padding-right: 0px !important; padding-bottom: 0px !important; padding-left: 0px !important; vertical-align: baseline; list-style-type: none !important; list-style-position: outside !important; list-style-image: none !important; float: left; text-indent: 0px !important; "></ul></div></span></div></span></span>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-68743661153276245952011-05-10T19:51:00.000-07:002011-05-10T19:59:19.960-07:00BUDIDAYA SALAK<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiedpf09CuN5J6g73_WH6FQTBv-WIQp0-at6-8rG3RG4ME-lRcVoTI1BbsYjkmjZ0SfqkAJ3r0wsCTfFzAjmbMvl2txWSwhWwJL97BgM2rAtPLfxKiJLk5s4HcqApnVmzqWXe9LD7m0OEI/s1600/2a22c.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 244px; height: 209px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiedpf09CuN5J6g73_WH6FQTBv-WIQp0-at6-8rG3RG4ME-lRcVoTI1BbsYjkmjZ0SfqkAJ3r0wsCTfFzAjmbMvl2txWSwhWwJL97BgM2rAtPLfxKiJLk5s4HcqApnVmzqWXe9LD7m0OEI/s320/2a22c.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5605287600883365218" /></a><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px; "><span class="Apple-style-span" ><div align="center"><div style="text-align: center; "><strong><div style="text-align: justify; display: inline !important; "><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; "><strong>S A L A K</strong></span></div></strong></div><div style="text-align: center; ">( Salacca edulis )</div><div style="text-align: justify; "><br /></div></div><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;"><strong>1. SEJARAH SINGKAT</strong></div><div style="text-align: justify;">Tanaman salak merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan mempunyai prospek baik untuk diusahakan. Daerah asal nya tidak jelas, tetapi diduga dari Thailand, Malaysia dan Indonesia. Ada pula yang mengatakan bahwa tanaman salak (Salacca edulis) berasal dari Pulau Jawa. Pada masa penjajahan biji-biji salak dibawa oleh para saudagar hingga menyebar ke seluruh Indonesia, bahkan sampai ke Filipina, Malaysia, Brunei dan Muangthai.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><strong><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; "><strong>2. JENIS TANAMAN</strong></span></div></strong><div style="text-align: justify;">Di dunia ini dikenal salak liar, seperti Salacca dransfieldiana JP Mo-gea; S. magnifera JP Mogea; S. minuta; S. multiflora dan S. romosiana. Selain salak liar itu, masih dikenal salak liar lainnya seperti Salacca rumphili Wallich ex. Blume yang juga disebut S. wallichiana, C. Martus yang disebut rakum/kumbar (populer di Thailand) sebagai pembuat masam segar pada masakan. Kumbar ini tidak berduri, bunganya berumah 2 (dioeciious). Salak termasuk famili: Palmae (palem-paleman),monokotil, daun-daunnya panjang dengan urat utama kuat seperti pada kelapa yang disebut lidi. Seluruh bagian daunnya berduri tajam Batangnya pendek, lamakelamaan meninggi sampai 3 m atau lebih, akhirnya roboh tidak mampu membawa beban mahkota daun terlalu berat (tidak sebanding dengan batangnya yang kecil).</div><p></p><p style="text-align: justify; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Banyak varietas salak yang bisa tumbuh di Indonesi. Ada yang masih muda sudah terasa manis, Varietas unggul yang telah dilepas oleh pemerintah untuk dikembangkan ialah: salak pondoh, swaru, nglumut, enrekang, gula batu (Bali), dan lain-lain. Sebenarnya jenis salak yang ada di Indonesia ada 3 perbedaan yang menyolok, yakni: salak Jawa Salacca zalacca (Gaertner) Voss yang berbiji 2-3 butir, salak Bali Slacca amboinensis (Becc) Mogea yang berbiji 1- 2 butir, dan salak Padang Sidempuan Salacca sumatrana (Becc) yang berdaging merah. Jenis salak itu mempunyai nilai komersial yang tinggi.</p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;"><strong>3. MANFAAT TANAMAN</strong></div><div style="text-align: justify;">Buah salak hanya dimakan segar atau dibuat manisan dan asinan. Pada saat ini manisan salak dibuat beserta kulitnya, tanpa dikupas. Batangnya tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan atau kayu bakar. Buah matang disajikan sebagai buah meja. Buah segar yang diperdagangkan biasanya masih dalam tandan atau telah dilepas (petilan). Buah salak yang dipetik pada bulan ke 4 atau ke 5 biasanya untuk dibuat manisan.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;"><strong>4. SENTRA PENANAMAN</strong></div><div style="text-align: justify;">Tanaman salak banyak terdapat di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Bali, NTB dan Kalimantan Barat.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;"><strong>5. SYARAT PETUMBUHAN</strong></div><div style="text-align: justify;">5.1. Iklim</div><div style="text-align: justify;">1. Tanaman ssalak sesuai bila ditanam di daerah berzona iklim Aa bcd, Babc dan Cbc. A berarti jumlah bulan basah tinggi (11-12 bulan/tahun), B: 8-10 bulan/tahun dan C : 5-7 bulan/tahun.</div><div style="text-align: justify;">2. Salak akan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan rata-rata per tahun 200-400 mm/bulan. Curah hujan rata-rata bulanan lebih dari 100 mm sudah tergolong dalam bulan basah. Berarti salak membutuhkan tingkat kebasahan atau kelembaban yang tinggi.</div><div style="text-align: justify;">3. Tanaman salak tidak tahan terhadap sinar matahari penuh (100%), tetapi cukup 50-70%, karena itu diperlukan adanya tanaman peneduh.</div><div style="text-align: justify;">4. Suhu yang paling baik antara 20-30°C. Salak membutuhkan kelembaban tinggi, tetapi tidak tahan genangan air.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">5.2. Tanah</div><div style="text-align: justify;">1. Tanaman salak menyukai tanah yang subur, gembur dan lembab.</div><div style="text-align: justify;">2. Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk budidaya salak adalah 4,5 – 7,5. Kebun salak tidak tahan dengan genangan air. Untuk pertumbuhannya membutuhkan kelembaban tinggi.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">5.3. Ketinggian Tempat</div><div style="text-align: justify;">Tanaman salak tumbuh pada ketinggian tempat 100-500 m dpl.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;"><strong>6. PEDOMAN BUDIDAYA</strong></div><div style="text-align: justify;">6.1. Pembibitan</div><div style="text-align: justify;">Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman salak adalah penggunaan bibit unggul dan bermutu. Tanaman salak merupakan tanaman tahunan, karena itu kesalahan dalam pemakaian bibit akan berakibat buruk dalam pengusahaannya, walaupun diberi perlakuan kultur teknis yang baik tidak akan memberikan hasil yang diinginkan, sehingga modal yang dikeluarkan tidak akan kembali karena adanya kerugian dalam usaha tani. Untuk menghindari masalah tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan salak yang baik. Pembibitan salak dapat berasal dari biji (generatif) atau dari anakan (vegetatif).</div><p></p><p style="text-align: justify; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Pembibitan secara generatif adalah pembibitan dengan menggunakan biji yang baik diperoleh dari pohon induk yang mempunyai sifat-sifat baik, yaitu: cepat berbuah, berbuah sepanjang tahun, hasil buah banyak dan seragam, pertumbuhan tanaman baik, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh lingkungan yang kurang menguntungkan.</p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">Keuntungan perbanyakan bibit secara generatif:</div><div style="text-align: justify;">a) dapat dikerjakan dengan mudah dan murah</div><div style="text-align: justify;">b) diperoleh bibit yang banyak</div><div style="text-align: justify;">c) tanaman yang dihasilkan tumbuh lebih sehat dan hidup lebih lama</div><div style="text-align: justify;">d) untuk transportasi biji dan penyimpanan benih lebih mudah</div><div style="text-align: justify;">e) tanaman yang dihasilkan mempunyai perakaran kuat sehingga tahan rebah dan kekeringan</div><div style="text-align: justify;">f) memungkinkan diadakan perbaikan sifat dalam bentuk persilangan.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">Kekurangan perbanyakan secara generatif:</div><div style="text-align: justify;">a) kualitas buah yang dihasilkan tidak persis sama dengan pohon induk karena mungkin terjadi penyerbukan silang</div><div style="text-align: justify;">b) agak sulit diketahui apakah bibit yang dihasilkan jantan atau betina.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">1) Persyaratan Bibit</div><div style="text-align: justify;">Untuk mendapatkan bibit yang baik harus dilakukan seleksi terhadap biji yang akan dijadikan benih. Syarat-syarat biji yang akan dijadikan benih :</div><div style="text-align: justify;">a) Biji berasal dari pohon induk yang memenuhi syarat.</div><div style="text-align: justify;">b) Buah yang akan diambil bijinya harus di petik pada waktu cukup umur.</div><div style="text-align: justify;">c) Mempunyai daya tumbuh minimal 85 %.</div><div style="text-align: justify;">d) Besar ukuran biji seragam dan tidak cacat.</div><div style="text-align: justify;">e) Biji sehat tidak terserang hama dan penyakit.</div><div style="text-align: justify;">f) Benih murni dan tidak tercampur dengan kotoran lain.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">2)Penyiapan Bibit</div><div style="text-align: justify;">a) Bibit dari Biji:</div><div style="text-align: justify;">1. Biji salak dibersihkan dari sisa-sisa daging buah yang masih melekat.</div><div style="text-align: justify;">2. Rendam dalam air bersih selama 24 jam, kemudian dicuci.</div><div style="text-align: justify;">b) Bibit dari Anakan</div><div style="text-align: justify;">1. Pilih anakan yang baik dan berasal dari induk yang baik</div><div style="text-align: justify;">2. Siapkan potongan bambu, kemudian diisi dengan media tanah</div><div style="text-align: justify;">3) Teknik Penyemaian Bibit</div><div style="text-align: justify;">a) Bibit dari Biji</div><div style="text-align: justify;">1. Biji salak yang telah direndam dan dicuci, masukkan kedalam kantong plastik yang sudah dilubangi (karung goni basah), lalu diletakkan di tempat teduh dan lembab sampai kecambah berumur 20-30 hari</div><div style="text-align: justify;">2. Satu bulan kemudian diberi pupuk Urea, TSP dan KCl, masing-masing 5 gram, tiap 2-3 minggu sekali</div><div style="text-align: justify;">3. Agar kelembabannya terjaga, lakukan penyiraman setiap hari</div><div style="text-align: justify;">b) Bibit dari Anakan dengan pesemaian bak kayu:</div><div style="text-align: justify;">1. Buat bak kayu dengan ukuran tinggi 25 cm, lebar dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan</div><div style="text-align: justify;">2. Diisi dengan tanah subur dan gembur setebal 15-20 cm</div><div style="text-align: justify;">3. Diatas tanah diiisi pasir setebal 5-10 cm</div><div style="text-align: justify;">4. Arah pesemaian Utara Selatan dan diberi naungan menghadap ke Timur</div><div style="text-align: justify;">5. Benih direndam dalam larutan hormon seperti Atonik selama 1 jam, konsentrasi larutan 0,01-0,02 cc/liter air</div><div style="text-align: justify;">6. Tanam biji pada bak pesemaian dengan jarak 10 x 10 cm</div><div style="text-align: justify;">7. Arah biji dibenamkan dengan posisi tegak, miring/rebah dengan mata tunas berada dibawah.</div><div style="text-align: justify;">Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian</div><div style="text-align: justify;">Untuk pembibitan dari biji, media pembibitan adalah polybag dengan ukuran 20 x 25 cm yang diisi dengan tanah campur pupuk kandang dengan perbandingan 2:1. Setelah bibit atau kecambah berumur 20-30 hari baru bibit dipindahkan ke polibag.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">Pembibitan dengan sistem anakan, bambu diletakkan tepat di bawah anakan salak, kemudian disiram setiap hari. Setelah 1 bulan akar telah tumbuh dan anakan dipisahkan dari induknya, kemudian ditanam dalam polybag. Pupuk Urea, TSP, KCl diberikan 1 bulan sekali sebanyak 1 sendok</div><div style="text-align: justify;">5) Pemindahan Bibit</div><div style="text-align: justify;">Untuk bibit dari biji, setelah bibit salak berumur 4 bulan baru dipindahkan ke lahan pertanian. Untuk persemaian dari anakan, setelah 6 bulan bibit baru bisa dipindahkan ke lapangan.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">Pengolahan Lahan</div><div style="text-align: justify;">1) Persiapan</div><div style="text-align: justify;">Penetapan areal untuk perkebunan salak harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan sumber air.</div><div style="text-align: justify;">2) Pembukaan Lahan</div><div style="text-align: justify;">a) Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.</div><div style="text-align: justify;">b) Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">6.3. Teknik Penanaman</div><div style="text-align: justify;">1) Pembuatan Lubang Taman</div><div style="text-align: justify;">Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 1 x 4 m; 2 x 2 m atau 1,5 x 2,5 m. Ukuran lubang dapat juga dibuat 50 x 50 x 40 cm, dengan jarak antar 2 x 4 m atau 3 x 4 m. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 10 kg.</div><div style="text-align: justify;">2) Cara Penanaman</div><div style="text-align: justify;">Biji ditanam langsung dalam lubang sebanyak 3- 4 biji per lubang. Sebulan kemudian biji mulai tumbuh</div><div style="text-align: justify;">3) Lain-lain</div><div style="text-align: justify;">Untuk menghindari sinar matahari penuh, tanaman salak ditanam di bawah tanaman peneduh seperti tanaman kelapa, durian, lamptoro dan sebagainya. Apabila lahan masih belum ada tanaman peneduh, dapat ditanam tanaman peneduh sementara seperti tanaman pisang. Jarak tanam pohon peneduh disesuaikan menurut ukuran luas tajuk misalnya kelapa ditanam dengan jarak 10 x 10 m, durian 12 x 12 m dan lamtoro 12 x 12 m.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">6.4. Pemeliharaan Tanaman</div><div style="text-align: justify;">Untuk menghindari sinar matahari penuh, tanaman salak ditanam di bawah tanaman peneduh seperti tanaman kelapa, durian, lamptoro dan sebagainya. Apabila lahan masih belum ada tanaman peneduh, dapat ditanam tanaman peneduh sementara seperti tanaman pisang. Jarak tanam pohon peneduh disesuaikan menurut ukuran luas tajuk misalnya kelapa ditanam dengan jarak 10 x 10 m, durian 12 x 12 m dan lamtoro 12 x 12 m.</div><div style="text-align: justify;">1.</div><div style="text-align: justify;">Penjarangan dan Penyulaman</div><div style="text-align: justify;">Untuk memperoleh buah yang berukuran besar, maka bila tandan sudah mulai rapat perlu dilakukan penjarangan. Biasanya penjarangan dilakukan pada bulan ke 4 atau ke 5.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">Penyulaman dilakukan pada tanaman muda atau yang baru ditanam, tetapi mati atau pertumbuhannya kurang bagus atau kerdil, atau misalnya terlalu banyak tanaman betinanya. Untuk keperluan penyulaman kita perlu tanaman cadangan (biasanya perlu disediakan 10%) dari jumlah keseluruhan, yang seumur dengan tanaman lainnya. Awal musim hujan sangat tepat untuk melakukan penyulaman. Tanaman cadangan dipindahkan dengan cara putaran, yaitu mengikutsertakan sebagian tanah yang menutupi daerah perakarannya. Sewaktu membongkar tanaman, bagian pangkal serta tanahnya kita bungkus dengan plastik agar aka-akar di bagian dalam terlindung dari kerusakan, dilakukan dengan hati-hati.</div><div style="text-align: justify;">2. Penyiangan</div><div style="text-align: justify;">Penyiangan adalah membuang dan memebersihan rumput-rumput atau tanaman pengganggu lainnya yang tumbuh di kebun salak. Tanaman pengganggu yang lazim di sebut gulma ini bila tidak diberantas akan menjadi pesaing bagi tanaman salak dalam memperebutkan unsur hara dan air.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan setelah bibit ditanam, penyiangan berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali sampai tanaman berumur setahun. Setelah itu penyiangan cukup dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam satu tahun, dilakukan pada awal dan akhir musim penghujan.</div><div style="text-align: justify;">3. Pembubunan</div><div style="text-align: justify;">Sambil melakukan penyiangan, dilakukan pula penggemburan dan pembumbunan tanah ke pokok tanaman salak. Hal ini dilakukan untuk menghemat ongkos kerja juga untuk efisiensi perawatan. Tanah yang digemburkan dicangkul membentuk gundukan atau bumbunan yang berfungsi untuk menguatkan akar dan batang tanaman salak pada tempatnya. Bumbunan jangan sampai merusak parit yang ada.</div><div style="text-align: justify;">4. Perempalan/Pemangkasan</div><div style="text-align: justify;">Daun-daun yang sudah tua dan tidak bermanfaat harus dipangkas. Juga daun yang terlalu rimbun atau rusak diserang hama. Tunas-tunas yang terlalu banyak harus dijarangkan, terutama mendekati saat-saat tanaman berbuah (perempalan). Dengan pemangkasan, rumpun tanaman salak tidak terlalu rimbun sehingga kebun yang lembab serta pengap akibat sirkulasi udara yang kurang lancar diperbaiki. Pemangkasan juga membantu penyebaran makanan agar tidak hanya ke daun atau bagian vegetatif saja, melainkan juga ke bunga, buah atau bagian generatif secara seimbang.</div><p></p><p style="text-align: justify; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Pemangkasan dilakukan setiap 2 bulan sekali, tetapi pada saat mendekati masa berbunga atau berbuah pemangkasan kita lakukan lebih sering, yaitu 1 bulan 1 kali.</p><p style="text-align: justify; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Apabila dalam rumpun salak terdapat beberapa anakan, lakukanlah pengurangan anakan menjelang tanaman berbuah. Satu rumpun salak cukup kita sisakan 1 atau 2 anakan. Jumlah anakan maksimal 3-4 buah pada 1 rumpun. Bila lebih dari itu anakan akan mengganggu produktivitas tanaman.</p><p style="text-align: justify; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Pemangkasan daun salak sebaiknya sampai pada pangkal pelepahnya. Jangan hanya memotong setengah atau sebagian daun, sebab bagian yang disisakan sebenarnya sudah tidak ada gunanya bagi tanaman.</p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">Pemangkasan pada saat lewat panen harus tetap dilakuakan. Alat pangkas sebaiknya menggunakan golok atau gergaji yang tajam. Pemangkasan yang dilaksanakan pada waktu dan cara yang tepat akan membantu tanaman tumbuh baik dan optimal.</div><div style="text-align: justify;">5. Pemupukan</div><div style="text-align: justify;">Semua bahan yang diberikan pada tanaman dengan tujuan memberi tambahan unsur hara untuk memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman disebut pupuk. Ada pupuk yang diberikan melalui daerah perakaran tanaman (pupuk akar). Pupuk yang diberikan dengan cara penyemprotan lewat daun tanaman (pupuk daun). Jenis pupuk ada 2 macam: pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, abu tanaman, tepung darah dan sebagainya. Pupuk anorganik adalah: Ure, TSP, Kcl, ZA, NPK Hidrasil, Gandasil, Super Fosfat, Bay folan, Green Zit, dan sebagainya. Pupuk organik yang sering diberikan ke tanaman salak adalah pupuk kandang.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">Umur tanaman :</div><div style="text-align: justify;">a) 0-12 bulan (1 x sebulan): Pupuk kandang 1000, Urea 5 gram, TSP 5 gram, KCl 5 gram.</div><div style="text-align: justify;">b) 12-24 bulan (1 x 2 bulan): Urea 10 gram, TSP 10 gram, KCl 10 gram.</div><div style="text-align: justify;">c) 24-36 bulan (1 x 3 bulan): Urea 15 gram, TSP 15 gram, KCl 15 gram.</div><div style="text-align: justify;">d) 36–dst (1 x 6 bulan): Urea 20 gram, TSP 20 gram, KCl 20 gram.</div><div style="text-align: justify;">6. Pengairan dan Penyiraman</div><div style="text-align: justify;">Air hujan adalah siraman alami bagi tanaman, tetapi sulit untuk mengatur air hujan agar sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Air hujan sebagian besar akan hilang lewat penguapan, perkolasi dan aliran permukaan. Sebagian kecil saja yang tertahan di daerah perakaran, air yang tersisa ini sering tidak memenuhi kebutuhan tanaman. Dalam budidaya salak, selama pertumbuhan, kebutuhan akan air harus tercukupi, untuk itu kita perlu memberi air dengan waktu, cara dan jumlah yang sesuai.</div><div style="text-align: justify;">7. Pemeliharaan Lain</div><div style="text-align: justify;">Setelah ditanam di kebun kita buatkan penopang dari bambu atau kayu untuk menjaga agar tanaman tidak roboh.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;"><strong>7. HAMA DAN PENYAKIT</strong></div><div style="text-align: justify;">7.1. Hama</div><div style="text-align: justify;">1. Kutu wol /putih (Cerataphis sp.)</div><div style="text-align: justify;">Hama ini bersembunyi di sela-sela buah.</div><div style="text-align: justify;">2. Kumbang penggerek tunas (Omotemnus sp..)</div><div style="text-align: justify;">3. Kumbang penggerek batang</div><div style="text-align: justify;">Menyerang ujung daun yang masih muda (paling muda), kemudian akan masuk ke dalam batang. Hal ini tidak menyebabkan kematian tanaman, tetapi akan tumbuh anakan yang banyak di dalam batang tersebut.</div><div style="text-align: justify;">Pengendalian: dimatikan atau dengan cara meneteskan larutan insektisida (Diazenon) dengan dosis 2 cc per liter pada ujung daun yang terserang atau dengan cara menyemprot. Dalam hal ini diusahakan insektisida dapat masuk ke dalam bekas lubang yang digerek.</div><div style="text-align: justify;">Memasukkan kawat yang ujungnya lancip ke dalam lubang yang dibuat kumbang hingga mengenai hama.</div><div style="text-align: justify;">4. Babi hutan, tupai, tikus dan luwak</div><div style="text-align: justify;">Pengendalian: (1) untuk memberantas babi hutan, dilaksanakan dengan penembakan khusus, atau memagari kebun salak dengan salak-salak jantan yang rapat. Akan lebih baik lagi kalau memagari kebun salak dengan kawat berduri; (2) untuk memberantas Tikus, digunakan Zink phosphit, klerat dan lainlain; (3) untuk memberantas Luwak dan Tupai, dapat digunakan umpan buah pisang yang dimasuki Furadan 3 G. Caranya: buah pisang dibelah, kurang lebih 0,5 gram Furadan dimasukkan ke dalamnya, kemudian buah pisang tersebut dijahit dan dijadikan umpan.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">7.2. Penyakit</div><div style="text-align: justify;">1. Penyakit yang sering menyerang salak adalah sebangsa cendawan putih,</div><div style="text-align: justify;">Gejala: busuknya buah. Buah yang terserang penyakit ini kualitasnya jadi menurun, karena warna kulit salak jadi tidak menarik.</div><div style="text-align: justify;">Pengendalian: mengurangi kelembaban tanah, yaitu mengurangi pohon-pohon pelindung.</div><div style="text-align: justify;">2. Noda hitam</div><div style="text-align: justify;">Penyebab: cendawan Pestalotia sp.</div><div style="text-align: justify;">Gejala: adanya bercak-bercakhitam pada daun salak.</div><div style="text-align: justify;">3. Busuk merah (pink)</div><div style="text-align: justify;">Penyebab:cendawan Corticium salmonicolor.</div><div style="text-align: justify;">Gejala:adanya pembusukan pada buah dan batang.</div><div style="text-align: justify;">Pengendalian: tanaman yang sakit dan daun yang terserang harus dipotong dan dibakar di tempat tertentu.</div><p></p><p style="text-align: justify; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; ">7.3. Gulma</p><p style="text-align: justify; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Di beberapa tempat di Pulau Jawa, lahan salak dibangun di bekas persawahan. Sehingga otomatis gulma yang merajai kebun adalah gulma-gulma yang biasa terdapat di sawah. Karena lahan sawah yang biasa tergenang air dikeringkan dan dibumbun tanahnya maka gulma yang mampu bertahan adalah gulma berdaun sempit dan tumbuh menjalar yang sedikit sekali terdapat di sawah. Gulma yang berbatang kurus tegak, berdaun panjang yang umumnya di persawahan kurang mampu bertahan. Itulah sebabnya mengapa gulma di lahan bekas persawahan relatif lebih sedikit. Pengendalian secara manual dengan dikored atau dicangkul pun sudah memadai.</p><p style="text-align: justify; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Pemberantasan gulma secara kimia di kebun-kebun salak belum lazim dilaksanakan. Untuk lahan yang tidak seberapa luas, para petani masih menggunakan cara manual (mencabuti rumput-rumputan dengan tangan, dikored atau dicangkul). Bila lahan salak cukup luas, serta baru dibuka, gulma yang terdapat tentu banyak sekali dan sulit diberantas hanya dengan cara manual. Untuk situasi seperti ini perlu menggunakan herbisida, sebab biaya tenaga kerja relatif murah dan hasilnya lebih cepat. Reaksi bahan kimia dalam membunuh tanaman liar juga sangat cepat. Herbisida memiliki pengruh negatif, sebab racun yang dikandungnya dapat membahayakan mahluk hidup lain termasuk ternak dan manusia. Herbisida yang akan digunakan perlu sesuai dengan jenis gulma yang akan diberantas. Pilihan yang kurang tepat akan memboroskan biaya. Gulma dari golongan rumput-rumputan dapat dibasmi dengan herbisida Gramoxone, Gesapas, Basta atau Diuron. Dari golongan teki-tekian dapat diberantas dengan Goal. Alang-alang dapat dibasmi dengan Round-up atau Sun-up. Sedangkan tanaman yang berdaun lebar dapat diatasi dengan Fernimine. Ada juga herbisida yang dapat memberantas beberapa jenis gulma.</p><p style="text-align: justify; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "><strong>8. P A N E N</strong></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">Mutu buah salak yang baik diperoleh bila pemanenan dilakukan pada tingkat kemasakan yang baik. Buah salak yang belum masak, bila dipungut akan terasa sepet dan tidak manis. Maka pemanenan dilakukan dengancara petik pilih, disinilah letak kesukarannya. Jadi kita harus benar-benar tahu buah salak yang sudah tua tetapi belum masak.</div><div style="text-align: justify;">8.1. Ciri dan Umur Panen</div><div style="text-align: justify;">PBuah salak dapat dipanen setelah matang benar di pohon, biasanya berumur 6 bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal ditandai oleh sisik yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua, dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang meruncing) terasa lunak bila ditekan. Tanda buah yang sudah tua, menurut sumber lain adalah: warnanya mengkilat (klimis), bila dipetik mudah terlepas dari tangkai buah dan beraroma salak.</div><div style="text-align: justify;">8.2. Cara Panen</div><div style="text-align: justify;">Cara memanen: karena buah salak masaknya tidak serempak, maka dilakukan petik pilih. Yang perlu diperhatikan dalam pemetikan apakah buah salak tersebut akan disimpan lama atau segera dimakan. Bila akan disimpan lama pemetikan dilakukan pada saat buah salak tua (Jawa: gemadung), jadi jangan terlalu tua dipohon. Buah salak yang masir tidak tahan lama disimpan. Pemanenan buah dilakukan dengan cara memotong tangkai tandannya.</div><div style="text-align: justify;">8.3. Periode Panen</div><div style="text-align: justify;">Tanaman salak dalam masa panennya terdapat 4 musim:</div><div style="text-align: justify;">1) Panen raya pada bulan Nopember, Desember dan Januari</div><div style="text-align: justify;">2) Panen sedang pada bulan Mei, Juni dan Juli</div><div style="text-align: justify;">3) Panen kecil pada bulan-bulan Pebruari, Maret dan April.</div><div style="text-align: justify;">4) Masa kosong/istirahat pada bulan-bulan Agustus, September dan Oktober. Bila pada bulan-bulan ini ada buah salak maka dinamakan buah slandren. Menurut sumber lain panen besar buah salak adalah antara bulan Oktober – Januari.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">8.3. Perkiraan Produksi</div><div style="text-align: justify;">Dalam budidaya tanaman salak, hasil yang dapat dicapai dalam satu musim tanam adalah 15 ton per hektar.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;"><strong>9. PASCA PANEN</strong></div><div style="text-align: justify;">Seperti buah-buahan lainnya, buah salak mudah rusak dan tidak tahan lama. Kerusakan ditandai dengan bau busuk dan daging buah menjadi lembek serta berwarna kecoklat-coklatan. Setelah dipetik buah salak masih meneruskan proses hidupnya berupa proses fisiologi (perubahan warna, pernafasan, proses biokimia dan perombakan fungsional dengan adanya pembusukan oleh jasad renik). Sehingga buah salak tidak dapat disimpan lama dalam keadaan segar, maka diperlukan penanganan pascapanen.</div><div style="text-align: justify;">9.1. Pengumpulan</div><div style="text-align: justify;">Gudang pengumpulan berfungsi sebagai tempat penerima buah salak yang berasal dari petani atau kebun. Dalam gudang pengumpulan ini dilakukan: sortasi, grading dan pengemasan.</div><div style="text-align: justify;">9.2. Penyortiran dan Penggolongan</div><div style="text-align: justify;">Sortasi/pemilihan bertujuan untuk memilih buah yang baik, tidak cacat, dan layak ekspor. uga bertujuan untuk membersihkan buah-buah dari berbagai bahan yang tidak berguna seperti tangkai, ranting dan kotoran. Bahan-bahan tersebut dipotong dengan pisau, sabit, gunting pangkas tajam tidak berkarat sehinga tidak menimbulkan kerusakan pada buah.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">Grading/penggolongan bertujuan untuk:</div><div style="text-align: justify;">a) mendapat hasil buah yang seragam (ukuran dan kualitas)</div><div style="text-align: justify;">b) mempermudah penyusunan dalam wadah/peti/alat kemas</div><div style="text-align: justify;">c) mendapatkan harga yang lebih tinggi</div><div style="text-align: justify;">d) merangsang minat untuk membeli</div><div style="text-align: justify;">e) agar perhitungannya lebih mudah</div><div style="text-align: justify;">f) untuk menaksir pendapatan sementara.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">Penggolongan ini dapat berdasarkan pada : berat, besar, bentuk, rupa, warna, corak, bebas dari penyakit dan ada tidaknya cacat/luka. Semua itu dimasukkan kedalam kelas dan golongan sendiri-sendiri.</div><div style="text-align: justify;">a) Salak mutu AA (betul-betul super, kekuningan, 1kg= 12 buah)</div><div style="text-align: justify;">b) Salak mutu AB (tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil, dan sehat)</div><div style="text-align: justify;">c) Salak mutu C (untuk manisan, 1kg = 25 – 30 buah)</div><div style="text-align: justify;">d) Salak mutu BS (busuk atau 1/2 pecah), tidak dijual.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">9.3. Pengemasan dan Pengangkutan</div><div style="text-align: justify;">Tujuan pengemasan adalah untuk melindungi buah salak dari kerusakan, mempermudah dalam penyusunan, baik dalam pengangkutan maupun dalam gudang penyimpanan dan untuk mempermudah perhitungan. Ada pengemasan untuk buah segar dan untuk manisan salak.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">Pengemasan untuk buah segar:</div><div style="text-align: justify;">a) alat pengemas harus berlubang</div><div style="text-align: justify;">b) harus kuat, agar buah salak terlindung tekanan dari luar</div><div style="text-align: justify;">c) dapat diangkut dengan mudah</div><div style="text-align: justify;">d) ukuran pengemas harus disesuaikan dengan jumlah buah.</div><p></p><p style="text-align: justify; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Pengemasan untuk manisan salak: dikemas dalam kaleng yang ditutup rapat yang telah dipastursasi sehingga semua mikroba seperti jamur, ragi, bakteri dan enzim dapat mati dan tidak akan menimbulkan proses pembusukan. Untuk manisan yang dikeringkan, umumnya dikemas dalam plastik.</p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">Pengangkutan merupakan mata rantai penting dalam penanganan, penyimpanan dan distribusi buah-buahan. Syarat-syarat pengangkutan untuk buah-buahan:</div><div style="text-align: justify;">a) Pengangkutan harus dilakukan dengan cepat dan tepat.</div><div style="text-align: justify;">b) Pengemasan dan kondisi pengangkutan yang tepat untuk menjamin terjaganya mutu yang tinggi.</div><div style="text-align: justify;">c) Harapan adanya keuntungan yang cukup dengan menggunakan fasilitas pengangkutan yang memadai.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;"><strong>10. STANDAR PRODUKSI</strong></div><div style="text-align: justify;">10.1. Ruang Lingkup</div><div style="text-align: justify;">Standar ini meliputi syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan contoh dan cara pengemasan salak.</div><div style="text-align: justify;">10.2. Diskripsi</div><div style="text-align: justify;">Salak adalah buah dari tanamn salak (Salacca adulia Reinw) dalam keadaan cukup tua, utuh, segar dan bersih. Standar mutu salak di Indonesia tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI 01-3167-1992.</div><div style="text-align: justify;">10.3. Klasifikasi dan Standar Mutu</div><div style="text-align: justify;">Jenis mutu salak dalam tiga ukuran, yaitu ukuran besar, sedang dan kecil. Berdasarkan berat, masing-masing digolongkan menjadi dua jenis mutu yaitu Mutu I dan Mutu II, ukuran besar, berat 61 gram atau lebih per buah, ukuran sedang, berat 33 – 60 gram per buah dan ukuran kecil, berat 32 gram atau kurang per buah.</div><div style="text-align: justify;">a) Tingkat Ketuaan: mutu I seragam tua, mutu II tidak terlalu matang, cara uji organoleptik</div><div style="text-align: justify;">b) Kekerasan: mutu I keras, mutu II keras, cara uji organoleptik</div><div style="text-align: justify;">c) Kerusakan Kulit Buah: mutu I kulit buah utuh, mutu II utuh , cara uji Organoleptik</div><div style="text-align: justify;">d) Ukuran: mutu I seragam, mutu II seragam, cara uji SP-SMP-310-1981</div><div style="text-align: justify;">e) Busuk (bobot/bobot) : mutu I 1%, mutu II 1 %, cara uji SP-SMP-311-1981</div><div style="text-align: justify;">f) Kotoran: mutu I bebas, mutu II bebas, cara uji organoleptik</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">10.4. Pengambilan Contoh</div><div style="text-align: justify;">1) Salak Dalam Kemasan</div><div style="text-align: justify;">Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti terlihat d bawah ini. Dari setiap kemasan diambil contoh sebanyak 2 kg dari bagian atas,tengah dan bawah. Contoh tersebut diacak bertingkat (stratified random sampling) sampai diperoleh minimum 2 kg untuk dianalisa.</div><div style="text-align: justify;">1. Jumlah kemasan dalam partai (lot): s/d100, contoh yang diambil 5.</div><div style="text-align: justify;">2. Jumlah kemasan dalam partai (lot): 101-300 contoh yang diambil 7.</div><div style="text-align: justify;">3. Jumlah kemasan dalam partai (lot): 301-500 contoh yang diambil 9.</div><div style="text-align: justify;">4. Jumlah kemasan dalam partai (lot): 501-1000 contoh yang diambil 10.</div><div style="text-align: justify;">5. Jumlah kemasan dalam partai (lot) >1000 contoh yang diambil min 15.</div><div style="text-align: justify;">2) Salak dalam Curah (in bulk)</div><div style="text-align: justify;">Contoh diambil secara acak sesuai dengqan jumlah berat total seperti terlihat di bawah ini. Contoh-contoh tersebut yang diambil bagian atas, tengah, bawah serta berbagai sudut dicampur, kemudian diacak bertingkat (stratified random sampling) sampai diperoleh minimum 2 kg untuk dianalisa.</div><div style="text-align: justify;">1. Jumlah berat lot (kg): < 200, contoh yang diambil <10.</div><div style="text-align: justify;">2. Jumlah berat lot (kg): 201–500, contoh yang diambil 20.</div><div style="text-align: justify;">3. Jumlah berat lot (kg): 501–1000, contoh yang diambil 30.</div><div style="text-align: justify;">4. Jumlah berat lot (kg): 1.001–5.000, contoh yang diambil 60.</div><div style="text-align: justify;">5. Jumlah berat lot (kg): > 5.000, contoh yang diambil min. 100.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">10.5 Pengemasan</div><div style="text-align: justify;">Salak dikemas dalam besek, keranjang bambu, peti kayu ataupun kemasan lain yang sesuai dengan berat bersih maksimum 40 kg. Daun kering, kertas atau bahan lain dapat dipakai sebagai penyekat. Isi dari kemasan tidak melebihi tutupnya.</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;">Dibagian luar keranjang/kemasan diberi label yang bertuliskan antara lain :</div><div style="text-align: justify;">a) Nama barang</div><div style="text-align: justify;">b) Jenis mutu</div><div style="text-align: justify;">c) Nama/kode perusahaan/eksportir</div><div style="text-align: justify;">d) Golongan ukuran</div><div style="text-align: justify;">e) Berat bersih</div><div style="text-align: justify;">f) Produksi Indonesia</div><div style="text-align: justify;">g) Negara/tempat tujuan</div><div style="text-align: justify;">h) Daerah asal</div><p></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p><div style="text-align: justify;"><strong>11. DAFTAR PUSTAKA</strong></div><div style="text-align: justify;">1. Balai Informasi Pertanian. (1992). Budidaya Tanaman Salak. LIPTAN Lembar Informasi Pertanian. Palangkaraya-Kalimantan Tengah. Nopember.</div><div style="text-align: justify;">2. Balai Informasi Pertanian (1994-1995). Pembibitan Tanaman Salak. LIPTAN. Lembar Informasi Pertanian. Sumatera Barat.</div><div style="text-align: justify;">3. Departemen Pertanian. (1995). Salak Pondoh. Proyek Informasi Pertanian. Daerah Istimewa Yogyakarta.</div><div style="text-align: justify;">4. Sunarjono, Hendro. (1998). Prospek Berkebun Buah. Jakarta, Penebar Swadaya.</div><div style="text-align: justify;">5. Tim Penulis Penebar Swadaya. (1998). 18 Varietas Salak: Budidaya, Prospek Bisnis, Pemasaran. Jakarta, Penebar Swadaya.</div><p></p><p style="text-align: justify; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; line-height: 1.5em; "><span>Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS</span></p></span></span>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-77018978949177873562011-05-06T20:12:00.000-07:002011-05-06T20:22:58.006-07:00BUDIDAYA DUKU PALEMBANG<span class="Apple-style-span"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf5wMxXzc0VlpuXqwTleQv-8CdWzcH6nDkbwbrkqIxBZDRlKKy9zvXGXqynR2Rd2dMhxC4sWtXzIWR-AQuD6gLVYi4kD8bFOTu2ICPJVdXmFrKJljuxJQ27IXamCBoYs2sJcCXokMbBGU/s1600/duku_palembang.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 165px; height: 143px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf5wMxXzc0VlpuXqwTleQv-8CdWzcH6nDkbwbrkqIxBZDRlKKy9zvXGXqynR2Rd2dMhxC4sWtXzIWR-AQuD6gLVYi4kD8bFOTu2ICPJVdXmFrKJljuxJQ27IXamCBoYs2sJcCXokMbBGU/s320/duku_palembang.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5603808739674519954" /></a><span class="Apple-style-span" style="line-height: 19px; "><span class="Apple-style-span" ><p style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><b>DUKU PALEMBANG<br />Family Meliaceae</b></p><p style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><b>Deskripsi</b></p><p style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; ">Merupakan salah satu duku unggul dari Sumatera Selatan. Bentuk buahnya bulat atau bulat lonjong. Kulit buahnya tipis, halus, berwarna kuning agak kecokelatan, dan sedikit mengandung getah. Daging buahnya bening dan rasanya manis. Persentase daging buahnya antara 64-77%. Keistimewaannya, duku ini jarang sekali berbiji. Dari sekitar 10-15 buah, biasanya hanya dijumpai sebuah duku yang berbiji. Produktivitas tanaman yang mulai berbuah rata-rata 12 kg/pohon/tahun, sedangkan tanaman yang sudah dewasa dapat menghasilkan 800-900 kg/pohon/tahun.</p><p style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><b>Manfaat</b></p><p style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; ">Buah duku pada prakteknya selalu dimakan dalam keadaan segar setelah dikupas dengan tangan, tetapi buahnya yang tanpa biji dapat dibotolkan dalam sirop. Kayunya yang berwarna coklat muda keras dan tahan lama, serta digunakan untuk tiang rumah, gagang perabotan, dan sebagainya. Kulit buahnya yang dikeringkan di Filipina dibakar untuk rnengusir nyamuk. Kulit buah itu juga dimanfaatkan sebagai obat anti diare, berkat kandungan oleoresinnya. Bagian tanaman lainnya yang digunakan sebagai obat adalah bijinya yang ditumbuk digunakan oleh penduduk setempat di Malaysia untuk menyembuhkan demam, dan kulit kayunya yang rasanya sepet digunakan untuk mengobati disentri dan malaria; tepung kulit kayu juga digunakan sebagai tapal untuk menyembuhkan bekas gigitan kalajengking.</p><p style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><b>Syarat Tumbuh</b></p><p style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; ">Duku dapat tumbuh dan berbuah baik di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl. Duku dapat tumbuh dan be’rbuah baik pada tipe tanah latosol, podsolik kuning, dan aluvial. Curah hujan 1.500-2.500 mm per tahun. Tanah yang sesuai mempunyai pH antara 6-7.</p><p style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; ">Tanaman lebih senang ditanam di tempat yang terlindung. Oleh karena itu, tanaman ini biasanya ditanam di pekarangan atau tegalan, bersama dengan tanaman tahunan lainnya seperti durian, jengkol, atau petai. Duku toleran terhadap kadar garam tinggi, asalkan tanahnya mengandung banyak bahan organik. </p><p style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; ">Duku juga toleran terhadap tanah masam atau lahan bergambut. Tanaman ini toleran terhadap iklim kering, asalkan kandar air tanahnya kurang dari 150 cm. Tanah yang terlalu sarang, seperti pada tanah pasir, kurang baik untuk tanaman duku. Namun, tanah berpasir yang mengandung banyak bahan organik dapat digunakan untuk tanaman duku, asalkan diberi pengairan yang cukup.</p><p style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><b>Pedoman Budidaya</b></p><p style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; ">Tanaman diperbanyak dengan biji. Biji ini dibersihkan dari daging yang melekat pada biji (arilus), kemudian disemaikan langsung karena biji duku tidak dapat disimpan lama. Biji duku bersifat poliembrioni sebesar l0-50%. Perbanyakan secara vegetatif dilakukan dengan sambung pucuk. Batang bawah berasal dari semai biji duku berumur setahun lebih. </p><p style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; ">Perbanyakan dengan penyusuan berhasil baik, tetapi dapat dipisahkan dari pohon induknya setelah 4-5 bulan kemudian. Sementara, cara okulasi jarang dilakukan karena kesulitan mengambil mata tempelnya. Cara cangkok juga jarang dilakukan karena pertumbuhan bibitnya lemah meskipun dapat berakar. Bibit dari biji mempunyai masa remaja (juvenil) panjang, antara 8-17 tahun. </p><p style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; ">Umur mulai berbuah untuk bibit vegetatif belum jelas, tetapi di Thailand bibit sambungan mulai berbuah pada umur 5-6 tahun. Cabang entres diambil dari varietas unggul yang daunnya masih muda, tetapi sudah mulai menua, biasanya menjelang musim hujan. Untuk memperoleh hasil sambungan tinggi sebaiknya daun cabang entres dirompes dua minggu sebelum cabang dipotong. Di Filipina, sebagai batang bawah yang kompatibel digunakan semai Dysoxylum altisimum Merr. dan Dysoxlum floribundum Merr. </p><p style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; ">Duku ditanam pada jarak tanam 6-8 m dalam lubang berukuran 6o cm x 6o cm x 50 cm. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 20 kg/lubang. Bibit ditanam pada umur 1-2 tahun atau setelah mencapai tinggi 75 cm lebih. Pupuk buatan berupa campuran 100 g urea, 50 g P2O5, dan 50 g KCl per tanaman diberikan empat kali dengan selang tiga bulan sekali. Setelah ditanam, bibit harus diberi naungan dengan atap daun kelapa atau jerami kering. Kondisi lahan di sekitar bibit harus dij aga agar tetap lembap.</p><p style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><b>Pemeliharaan</b></p><p style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; ">Pohon muda hendaknya dinaungi dengan baik dan disirami selama beberapa tahun pertama. Pucuk utama langsat yang bertipe tegak harus dipenggal, dan cabang-cabang lateral yang tumbuh diikat supaya tumbuh mendatar, agar perawakannya lebih memencar. Pada pohon yang lebih tua, hanya pucuk pucuk air dan cabang-cabang yang kena penyakit yang perlu dipangkas. Pemberian mulsa yang banyak dianjurkan. </p><p style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; ">Persyaratan kebutuhan haranya barangkali rendah, berkat pertumbuhannya yang lambat dan hasilnya yang rendah, tetapi pemupukan yang ringan di awal musim hujan dan setelah panen mungkin bermanfaat, terutama jika ingin diproduksi hasil yang besar. Pengairan dapat digunakan untuk mempercepat pembungaan satu atau dua bulan, asalkan calon bunga telah muncul selama periode kering sebelumnya. Perbungaan mulai tumbuh 7-10 hari setelah penyiraman. Suatu masa kering yang pendek, yang terjadi ketika buah masih menempel di pohonnya akan menimbulkan bahaya turunnya panen secara serius, disebabkan oleh pecahnya buah jika kekurangan air itu tiba-tiba dipulihkan.</p><p style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><b>Hama dan Penyakit</b></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Penyakit busuk akar dan antraknosa merupakan 2 macam penyakit yang berbahaya, yang masing-masing menyerang pohon dan buah duku. Belum jelas betul patogen mana yang menyebabkan busuk akar, sebab belum ada bukti bahwa Phytophthora spp. terlibat dalam hal ini. Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides) tampak berupa bintik kecoklatan yang berukuran kecil sampai besar pada rangkaian buah; serangan ini menyebabkan buah berguguran lebih awal, dan juga menyebabkan kerugian pasca-panen. </span></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Penggerek kulit kayu, merupakan hama yang umum, terutama pada langsat yang bertipe tegak, yang seringkali menyebabkan jeleknya penampilan ranting-rantingnya yang mati oleh ulat-ulat ngengat ‘carpenter’ (Cossus sp.) dan ngengat hijau (Prassinoxema sp.). Ulatnya menjadi pupa di dalam lorong. Hama-hama ini aktif sepanjang musim hujan; sebagian kerusakan disebabkan oleh rusaknya kuncup bunga: Petani duku mencolek kulit kayu yang lepas dari cabang yang terserang, membunuh penggerek penggerek yang muncul, dan mengecat dengan insektisida cabang yang telah dibersihkan terlebih dahulu. </span></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Penggerek-penggerek lain menyerang batang, ranting, dan buah. Di Malaysia, ulat penggerek buah dapat menyebabkan banyak sekali buah rontok; buah-buah yang terserang itu hendaknya dikumpulkan dan dikubur untuk memotong daur hidup hama ini: Di Indonesia, larva kumbang ‘weevil’ dijumpai di dalam buah duku. Kutu perisai dan kutu kecil (mites) dapat pula menimbulkan kerusakan yang hebat. Kelelawar, burung, dan tikus suka sekali memakan buah duku; pemberantasannya yang efektif adalah menyinari dengan baterai pada rnalam hari dan membungkus tandan-tandan buah dengan kantung-kantung nilon. Daunnya dirusak oleh binatang pengebor daun, penggulung daun, kumbang, dan kutu.</span></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span"><b>Panen dan Pasca Panen</b></span></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Buah duku dipanen dengan jalan dipanjat pohonnya dan dipotongi tandan-tandan buahnya yang matarig dengan pisau atau gunting pangkas. Hendaklah hati-hati agar tidak melukai bagian batang tempat menempelnya gagang tandan, sebab perbungaan berikutnpa akan muncul dari situ juga. Kenyataannya, daripada memanjat pohonnya Iebih baik menggunakan tangga, sebab tindakan demikian akan mengurangi kerusalcan kuncup-kuncup bunga yang masih dorman. Diperlukan empat atau lima kali pemanenan sampai semua buah habis dipetik dari pohon. </span></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Hanya pemetikan buah yang matang, yang ditaksir dari perubahan warna, yang akan sangat memperbaiki kualitas buah. Umumnya buah yang berada dalam satu tandan akan matang hampir bersamaan, tetapi jika pematangan tidak bersamaan, akan sangat menqulirkan pemanenan. Buah duku harus dipanen dalam kondisi kering, sebab buah yang basah akan berjamur jika dikemas. Penanganan pasca panen Duku merupakan buah yang sangat mudah rusak, kulit buahnya berubah menjadi coklat dalam 4 atau 5 hari setelah dipanen. </span></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span">Buah dapat dibiarkan di pohonnya selama beberapa hari menunggu sampai tandan-tandan lainnya juga matang, tetapi walau masih berada di pohonnya buah-buah itu tetap akan berubah menjadi coklat, dan dalam waktu yang pendek tidak akan laku dijual di pasar. Penyimpanan dalam kamar pendingin dengan suhu 15° C dan kelembapan nisbi 85-90% dapat memungkinkan buah bertahan sampai 2 minggu, jika buah-buah itu direndam dahulu dalam larutan benomil (4 g/1). Buah duku dipasarkan dalam keranjang-keranjang bambu yang dialasi koran bekas atau daun pisang kering. Seringkali buah-buah itu dipilah-pilah dahulu sebelum dijual.</span></p><p style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; ">sumber: <a href="http://www.iptek.net.id/" style="text-decoration: none; ">http://www.iptek.net.id</a></p></span></span></span>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-11808167740974048372011-05-02T03:11:00.000-07:002011-05-02T03:21:26.766-07:00PROSES PEMBUATAN IKAN ASIN_2<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio9c0NBaQ1MTgnFCZsXJ8obRHCRcGatjeFLwuRDE1JTdaPEmWROSFgiRuFxp24ym1v2yIF8Dp2MSnKI10Ppg02ltRwruRaOukq3OHjOd-StwTvqE3LnBOEk9uNfAdyVHcF9E_2qmHbAAo/s1600/ikan-asin2-ts-dlm.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio9c0NBaQ1MTgnFCZsXJ8obRHCRcGatjeFLwuRDE1JTdaPEmWROSFgiRuFxp24ym1v2yIF8Dp2MSnKI10Ppg02ltRwruRaOukq3OHjOd-StwTvqE3LnBOEk9uNfAdyVHcF9E_2qmHbAAo/s320/ikan-asin2-ts-dlm.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5602061847192829234" /></a><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" ><b>ARTIKEL PERIKANAN</b></span></span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" ><br /></span></span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" ><b>1. PENDAHULUAN</b></span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri dan perubahan kimiawi</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >pada ikan mati menyebabkan pembusukan. Mutu olahan ikan sangat</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >tergantung pada mutu bahan mentahnya.</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >Tanda ikan yang sudah busuk:</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >- mata suram dan tenggelam;</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >- sisik suram dan mudah lepas;</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >- warna kulit suram dengan lendir tebal;</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >- insang berwarna kelabu dengan lendir tebal;</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >- dinding perut lembek;</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >- warna keseluruhan suram dan berbau busuk.</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >Tanda ikan yang masih segar:</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >- daging kenyal;</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >- mata jernih menonjol;</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >- sisik kuat dan mengkilat;</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >- sirip kuat;</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >- warna keseluruhan termasuk kulit cemerlang;</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >- insang berwarna merah;</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >- dinding perut kuat;</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >- bau ikan segar.</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan cepat</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >mengalami proses pembusukan. Oleh sebab itu pengawetan ikan perlu</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >diketahui semua lapisan masyarakat. Pengawetan ikan secara tradisional</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, sehingga tidak</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak. Untuk</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi diperlukan perlakukan yang</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >baik selama proses pengawetan seperti : menjaga kebersihan bahan dan alat</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >yang digunakan, menggunakan ikan yang masih segar, serta garam yang</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >bersih. Ada bermacam-macam pengawetan ikan, antara lain dengan cara:</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >penggaraman, pengeringan, pemindangan, perasapan, peragian, dan</span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" >pendinginan ikan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">Tabel 1. Komposisi Ikan Segar per 100 gram Bahan</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">KOMPONEN .....................................KADAR (%)</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">Kandungan air ...................................76,00</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">Protein................................................. 17,00</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">Lemak................................................. 4,50</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">Mineral dan vitamin .........................2,52-4,50</span></div></span></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa ikan mempunyai nilai protein tinggi, dan</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">kandungan lemaknya rendah sehingga banyak memberikan manfaat kesehatan</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">bagi tubuh manusia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; "><br /></span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">Manfaat makan ikan sudah banyak diketahui orang, seperti di negara Jepang</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">dan Taiwanikan merupakan makanan utama dalam lauk sehari-hari yang</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">memberikan efek awet muda dan harapan hidup lebih tinggi dari negara</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">lainnya. Penggolahan ikan dengan berbagai cara dan rasa menyebabkan orang</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">mengkonsumsi ikan lebih banyak.</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">Ikan asin adalah makanan awetan yang diolah dengan cara penggaraman dan</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">pengeringan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; "><br /></span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">Ada 3 cara pembuatan :</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; "><br /></span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">1) Penggaraman kering dengan pengeringan;</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">2) Penggaraman basah (perebusan dalam air garam) dengan pengneringan;</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">3) Penggaraman yang dikombinasikan dengan peragian (pembuatan ikan</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">peda).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; "><br /></span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; "><b>2. BAHAN</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; "><br /></span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">1) Ikan laut (ikan tawar) 10 kg</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">2) Garam dapur 3 kg</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; "><br /></span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; "><b>3. ALAT</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; "><br /></span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">1) Bak (tong kayu) tempat penggaraman</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">2) Pisau</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">3) Tampah (nyiru)</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">4) Peti Kayu (keranjang bambu)</span></div></span></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; "><b>CARA PEMBUATAN</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; "><br /></span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">1) Buang isi perut ikan (jangan sampai empedunya pecah);</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">2) Sayat-sayat (untuk ikan yang ukuran besar) dengan tebal 2~3 cm, belah dari</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">punggungnya (untuk ikan sedang atau kecil);</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">3) Cuci, masukkan ke dalam bejana (tong kayu) dan taburi garam;</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">4) Susun dalam bak (tong kayu) yang diselang-silang dengan lapisan garam</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">kemudian tutup dengan kayu;</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">5) Simpan dalam ruangan yang tidak mendapat sinar matahari langsung</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">selama 3 hari;</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">6) Jemur sampai kering kurang lebih selama 3 hari;</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">7) Masukkan dalam keranjang bambu atau peti kayu.</span></div></span></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">5. DIAGRAM ALIR PEMBUATAN IKAN ASIN CARA</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 20px; ">PENGGARAMAN KERING</span></div></span></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWsd_m5XimN5O1M4uJwqE8HIXN33CndT-o_uirJ8KFmqpZbxgD8Si7qJCoYvWCXGF-gKS5d7UrHVTNI86fL00G8JB_A5QPsWl-OHrEjjzU-ZVc9cbD7HP8yvsA5n0ZZVCvPDg4EVRsfRtc/s1600-h/1.JPG" style="text-decoration: none; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 20px; "><span class="Apple-style-span" ><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWsd_m5XimN5O1M4uJwqE8HIXN33CndT-o_uirJ8KFmqpZbxgD8Si7qJCoYvWCXGF-gKS5d7UrHVTNI86fL00G8JB_A5QPsWl-OHrEjjzU-ZVc9cbD7HP8yvsA5n0ZZVCvPDg4EVRsfRtc/s320/1.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5258284510713497890" border="0" style="text-align: justify;border-top-style: none; border-right-style: none; border-bottom-style: none; border-left-style: none; border-width: initial; border-color: initial; border-width: initial; border-color: initial; position: relative; margin-top: 0px; margin-right: auto; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; display: block; cursor: pointer; " /></span></a><br /><div><span class="Apple-style-span" >Sumber Dokumentasi : <a href="http://hobiikan.blogspot.com/2008/10/ikan-asin-cara-penggaraman-kering.html">Click Here</a></span></div><div><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div><span class="Apple-style-span" ><b>ANJURAN MENGKONSUMSI IKAN ASIN :</b></span></div><div><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium; color: rgb(0, 0, 153); line-height: 16px; ">Pemerintah Indonesia menargetkan produksi ikan nasional mencapai 12,26 juta ton, naik 13% dibandingkan tahun lalu yang sebesar 10,85 juta ton. Namun ini harus diikuti dengan peningkatan konsumsi ikan untuk peningkatan kesejahteraan nelayan dan petani budidaya ikan. </span></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" style="line-height: 16px;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 16px; ">Ini disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Statistik, dan Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan Yulistyo Mudho dalam siaran pers, Senin (7/2/2011).</div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" style="line-height: 16px;"><br /></span></span></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 16px; ">"Dukungan konsumsi dalam negeri sangat diperlukan untuk membangun alur pemasaran produk yang kuat, yang bisa membangun kepercayaan diri pelaku usaha sektor perikanan dari hulu sampai ke hilir. Peningkatan tingkat konsumsi ikan diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya pelaku usaha perikanan," tuturnya.</span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 16px; ">Yulistyo mengatakan, Menteri Kelautan dan Perikanan menargetkan tahun ini kegiatan perikanan budidaya difokuskan pada enam indikator, yaitu:</span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><ul style="padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; clear: both; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 16px; "><li style="text-align: justify;padding-top: 2px; padding-right: 2px; padding-bottom: 2px; padding-left: 2px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 33px; list-style-type: square; list-style-position: outside; clear: both; ">Volume produksi perikanan budidaya sebesar 6.847.500 ton</li><li style="text-align: justify;padding-top: 2px; padding-right: 2px; padding-bottom: 2px; padding-left: 2px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 33px; list-style-type: square; list-style-position: outside; clear: both; ">Jumlah benih dengan mutu terjamin sebesar 42,2 milyar ekor benih ikan dan 350.420 ton bibit rumput laut</li><li style="text-align: justify;padding-top: 2px; padding-right: 2px; padding-bottom: 2px; padding-left: 2px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 33px; list-style-type: square; list-style-position: outside; clear: both; ">Jumlah kawasan perikanan budidaya yang memiliki prasarana dan sarana yang sesuai kebutuhan sebanyak 116 kab/kota (70 kawasan payau, 116 kawasan tawar, dan 81 kawasan laut)</li><li style="text-align: justify;padding-top: 2px; padding-right: 2px; padding-bottom: 2px; padding-left: 2px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 33px; list-style-type: square; list-style-position: outside; clear: both; ">Jumlah kawasan perikanan budidaya (sama dengan point ketiga) yang memiliki usaha yang bankable 116 kab/kota (70 kawasan payau, 116 kawasan tawar, dan 81 kawasan laut)</li><li style="text-align: justify;padding-top: 2px; padding-right: 2px; padding-bottom: 2px; padding-left: 2px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 33px; list-style-type: square; list-style-position: outside; clear: both; ">Jumlah kawasan perikanan budidaya yang memiliki lingkungan yang sehat sebanyak 116 kab/kota (70 kawasan payau, 116 kawasan tawar, dan 81 kawasan laut)</li><li style="text-align: justify;padding-top: 2px; padding-right: 2px; padding-bottom: 2px; padding-left: 2px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 33px; list-style-type: square; list-style-position: outside; clear: both; ">Persentase perencanaan, pengendalian dan pelaporan terintegrasi, akuntabel dan tepat waktu di lingkungan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.</li></ul><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 16px; ">Yulistyo mengatakan, masyarakat harus meningkatkan konsumsi ikan karena banyak manfaat dan keunggulan dibandingkan dengan protein hewani lainnya. </span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 16px; ">"Ikan memiliki kandungan nutrisi yang relatif aman untuk balita hingga manula. Kandungan omega 3, 6, dan 9 pada ikan memberikan beberapa manfaat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 16px; "><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 16px; ">Sumber : <a href="http://hileud.com/hileudnews?title=Pemerintah+Minta+Masyarakat+Rajin+Makan+Ikan+demi+Nelayan+dan+Petani&id=548905">Click Here</a></span></div></span></span><br /></div>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-89171182792246340202011-04-28T23:28:00.000-07:002011-04-28T23:40:24.929-07:00BUDIDAYA BURUNG PUYUH PETELUR<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgisoa4aWvn4io20jwvQxKXTaqZqelvIzp50k-mHSU1MWN7sgaP2xzzfzLSIcz2g8HnFbPqNm7BDc6BX0CP4SZHdhE5VTao9lVfHI9t_dN2iS5CqDaaWG5kY2wjoPeyywqDuTgUUhvZi8I/s1600/1.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgisoa4aWvn4io20jwvQxKXTaqZqelvIzp50k-mHSU1MWN7sgaP2xzzfzLSIcz2g8HnFbPqNm7BDc6BX0CP4SZHdhE5VTao9lVfHI9t_dN2iS5CqDaaWG5kY2wjoPeyywqDuTgUUhvZi8I/s320/1.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5600891419251053698" /></a><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>ARTIKEL PETERNAKAN :</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Keluarga didaerah tropis, seperti di indonesia, pada umumnya harus mampu berperan untuk menyediakan kebutuhan pangan bagi diri mereka sendiri. Musababnya, pendapatan keluarga pada umumnya sedikit namun kebutuhan yang harus dipenuhi demikian banyak. Sementara pemerintah tidak memiliki cukup sumber daya guna memenuhi kebutuhan minimum pangan bagi seluruh warganya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Pada umumnya keluarga di pinggiran kota sering hidup ditempat yang sempit tanpa tanah yang dapat ditanami apalagi digunakan untuk memelihara hewan. Sebaliknya dipedesaan, justru banyak ruang kosong tak terpakai disekitar rumah. Lahan tersebut sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk membangun sebuah sistem usaha berskala kecil yang selaras dengan sumber daya yang ada tetapi dapat membantu memenuhi kebutuhan dasar mereka, minimal pangan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Beternak puyuh petelur merupakan jawaban untuk dua kondisi diatas. Puyuh mulai terkenal untuk diternakan karen dapat dilakukan dimana saja. tidak membutuhkan tanah yang luas, dapat diternakan dilokasi yang sempit dan terbatas. Modal relatif tidak perlu besar, tergantung skala usahanya. Dapat dikerjakan oleh siapa saja, muda maupun tua. Dalam skala lebih besar, beternak puyuh dapat menjadi sumber penghasilan tambahan, bahkan penghasilan pokok. Bibit mudah diperoleh dan mudah dikembangbiakan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>PERSYARATAN PEMELIHARAAN :</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Syarat-syarat dalam memelihara burung puyuh ini bukan merupakan syarat teknis. Namun tidak apa-apa lah sekedar untuk mengetahui. Sebab syarat-syarat non teknis ini hanya rekaan penulis yang jelas tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah apakah ada hubungan antara syarat-syarat ini dengan maju mundurnya usaha budidaya puyuh petelur.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Bagi yang berkeinginan terjun dalam usaha budidaya burung puyuh petelur, sebaiknya memperhatikan syarat-syarat berikut:</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Syarat pertama adalah kasih sayang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Bagaimanapun mereka tetap hewan. Secara logika burung-burung puyuh itu tidak akan mengerti biarpun kita bilang beribu-ribu kata sayang. Apakah sayang itu berbentuk selalu mengelus-elus mereka atau ikut tidur di dalam kandang ?</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Bukan sayang seperti itu yang mereka inginkan. Tapi rasa sayang yang diwujudkan dengan memberi perhatian.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Tak kenal maka tak sayang, benar juga untuk diterapkan dalam budidaya beternak burung puyuh. Mengenal apa saja yang burung puyuh butuhkan, kemudian memberi perhatian. Di sini lah ada semacam ikatan batin antara kita dan burung puyuh; bahwa mereka bukan sekedar mesin pencetak uang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Syarat kedua adalah adalah disiplin.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Seperti halnya beternak ayam pedaging, apabila terlambat memberi pakan biasanya bobot akan menyusut. Demikian juga dengan burung puyuh petelur, terlalu lama terlambat memberi pakan dan minum berarti siap-siap saja akan berkurang jumlah telur yang dikeluarkan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Syarat ketiga adalah teliti dan cermat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Ini penting. Dalam satu tingkat kandang ada 100 ekor. Bisa dibayangkan bagaimana mereka berdesak-desakan. Maka ketelitian memeriksa dan mengawasi sangat diperlukan. Adakah yang bertingkah aneh-aneh atau yang kelihatan pucat, lesu, tembolok kosong, atau kepalanya menunduk-nunduk dan muter-muter. Maka sempatkan untuk meneliti kondisi mereka. Dan keluarkan dari dalam kandang apabila ada yang tidak beres atau yang sudah mati.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Syarat keempat adalah jangan terlalu pelupa.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Terutama dalam memberi makan dan minum. Jangan ada yang terlewatkan. Sepele tapi bisa fatal akibatnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Syarat ke lima adalah ketekunan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Saat burung puyuh dalam kondisi baik produksinya tentu kita akan senang dan semangat. Itu juga harus diterapkan apabila datang suatu masa produksi burung puyuh sedang tidak baik. Harus tetap senang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Syarat keenam adalah menjaga kebersihan dan kenyamanan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" >Jangan biarkan begitu banyak orang begitu saja masuk dan berlalu lalang di dalam kandang. Apalagi kalau tidak ada keperluan. Jaga juga untuk menutup mulut saat bersin (apalagi kalau kita lagi flu). Meludah sembarangan sebaiknya tidak di dalam kandang. Barangkali tidak ada pengaruhnya untuk kondisi burung-burung puyuh, tapi tidak ada salahnya toh untuk berhati-hati. (Sumber Info : <a href="http://ariefmas.wordpress.com/2009/12/04/syarat-syarat-yang-diperlukan-dalam-budidaya-burung-puyuh-petelur/">Click here</a>)</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><b>CARA PERAWATAN :</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><br /></span></div><div><span class="Apple-style-span" ><p style="line-height: 1.5em; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "></p><div style="text-align: justify;">Setelah 20 hari masa pembesaran, sudah saatnya burung puyuh dipindah ke kandang teluran. Sebenarnya 20 hari hari juga hanya patokan saja, sebab ada yang mindahnya setelah burung puyuh berumur 25 hari atau bahkan 30 hari baru dipindah.</div><div style="text-align: justify;">Pada saat memindahkan berarti juga tiba saatnya untuk memberi vaksin flu burung. Penting nggak penting pemberian vaksin ini relatif diperlukan. Ingat dengan merebaknya flu burung beberapa saat yang lalu ternyata memang merepotkan peternak-peternak unggas.</div><div style="text-align: justify;">Biaya vaksinasi cukup murah, sudah termasuk vaksin dan jasa berkisar Rp 80 ribu untuk 1000 populasi.</div><p></p><p style="line-height: 1.5em; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "></p><div style="text-align: justify;">Masa burung puyuh berproduksi adalah masa-masa keemasan bagi peternak setelah melewati masa pembesaran yang rasanya melelahkan. Melihat telur-telur yang menggelinding di strimin kandang bagian depan, ada kepuasan tersendiri yang hanya dimiliki oleh sang peternak.</div><div style="text-align: justify;">Seperti pepatah Cina mengatakan: lebih mudah membuka toko daripada mempertahankan agar toko tetap buka.</div><div style="text-align: justify;">Demikian juga dengan masa burung puyuh bertelur adalah masa yang cukup panjang. Banyak nantinya aral melintang dan hambatan yang mengganggu si cantik-cantik ini berproduksi (mereka betina kan? Jadi cantik-cantik…). Bagaimana tips agar produksi tetap bertahan dalam hitungan “bagus” dan “memuaskan” hingga mengantar mereka untuk mengembalikan modal kita ? Nah, berikut akan saya sampaikan beberapa tips yang sebenarnya sederhana dan biasa saja. Para peternak tentu sudah biasa menjalankan, hanya mungkin tidak sempat menuliskannya.</div><p></p><p style="text-align: justify; line-height: 1.5em; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Produksi telur burung puyuh sudah dalam keadaan stabil maksimal, tetapi kemudian ada penurunan produksi (beberapa ada yang bahkan cukup signifikan). Kaget itu tentu saja. Nah, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menghadapi hal yang demikian adalah:</p><p style="line-height: 1.5em; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "></p><div style="text-align: justify;">1. Burung puyuh sering dalam keadaan kelaparan.</div><div style="text-align: justify;">Wah, sebaiknya jangan terlalu menerapkan prinsip ekonomi dengan modal sekecil-kecilnya untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Jatah pemberian pakan memang diperlukan untuk mengatur pengeluaran. Tapi pembatasan yang berlebihan demi untuk penghematan tentu akan dibalas juga dengan penghematan produksi telur. Sayang kan ?!</div><p></p><p style="line-height: 1.5em; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "></p><div style="text-align: justify;">2. Rumah induk yang terlalu gelap.</div><div style="text-align: justify;">Burung puyuh suka dengan cahaya terang. Maka pemberian lampu sebaiknya siang dan malam. Salah satunya saya buktikan di beberapa kandang adanya pemusatan telur mengumpul di satu sisi yang paling terang. Tapi bisa saja apabila penerangan kurang memadai, burung puyuh akan jarang makan, sehingga otomatis produksi telurnya juga jarang.</div><p></p><p style="line-height: 1.5em; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "></p><div style="text-align: justify;">3. Periksa kondisi lingkungan.</div><div style="text-align: justify;">Terutama dengan suara-suara yang mengagetkan. Biasanya akan berpengaruh dan membuat stres sehingga produksi menurun. Kejadian ini juga bisa disebabkan saat rutinitas “nimpal” atau membersihkan kotoran jaga jangan burung-burung puyuh ini “grobyakan”, apalagi yang berlebihan. Untuk ini ada vitamin yang perlu diberikan untuk mengantisipasi hal-hal yang demikian, yaitu vitamin ANTISTRES.</div><p></p><p style="line-height: 1.5em; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "></p><div style="text-align: justify;">4. Perubahan cuaca dan iklim.</div><div style="text-align: justify;">Biasanya dalam masa pancaroba hawa terasa kurang nyaman. Burung-burung puyuh seakan juga merasakan hal yang sama. Apabila produksinya menurun saat pergantian musim (pancaroba), berarti burung puyuh memang sedang tidak enak badan. Selain pemberian antistres dan vitamin C selama tiga hari berturut-turut, untuk memberi energi pada sore harinya perlu juga pemberian gula pasir untuk minum. Dosis pemberian gula pasir ialah satu sendok makan untuk 10 liter air (tentu diencerkan terlebih dahulu di air panas).</div><p></p><p style="line-height: 1.5em; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "></p><div style="text-align: justify;">5. Pemberian obat perangsang telur.</div><div style="text-align: justify;">Banyak manfaat dari obat perangsang telur ini. Selain merangsang produksi, juga memperbaiki kondisi telur supaya tidak terlalu kecil atau kerabang tipis. Tapi segera hentikan jika sudah terlalu banyak telur yang besarnya di luar ukuran biasa.</div><p></p><p style="line-height: 1.5em; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "></p><div style="text-align: justify;">6. Periksa kebersihan tempat minum.</div><div style="text-align: justify;">Kalau tempat minum sudah terlalu kotor, biasanya burung puyuh jadi agak enggan meminumnya. Otomatis produksi ikut menurun.</div><p></p><p style="line-height: 1.5em; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "></p><div style="text-align: justify;">7. Rumah induk terlalu pengap.</div><div style="text-align: justify;">Karena khawatir kedinginan, kadang ada yang menutup rapat-rapat rumah induk. Ini tidak baik. Seperti kita juga tidak akan sehat tinggal di rumah yang tidak berventilasi. Maka beri angin-angin yang menyegarkan hawa di dalam rumah induk. Beri suasana yang nyaman dengan sirkulasi udara yang cukup untuk burung puyuh tersayang.</div><p></p><p style="line-height: 1.5em; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "></p><div style="text-align: justify;">8. Adanya penyakit yang menyerang.</div><div style="text-align: justify;">Penurunan produksi yang signifikan bisa disebabkan ternyata burung puyuh sedang terserang penyakit. Tentu memanggil dokter PT Peksi Gunaraharja adalah solusinya. Atau sebelumnya diberi obat “trimecyne” dulu apabila terlihat burung-burung puyuh dalam kondisi layu, pucat, dan kotoran yang buruk (berak putih atau berak hijau). Untuk yang ini saya tidak bisa menceritakan lebih lanjut, karena hanya berdasar mendengarkan keterangan dan pengalaman peternak lain. Penulis jangan mengalaminya ya……… hehehe.</div><p></p><p style="text-align: justify; line-height: 1.5em; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">9. Terus menerus produksi menurun atau bahkan berhenti dibarengi dengan banyak kematian yang di atas normal. Padahal sudah ditangani dokter PT. Solusinya hanya satu; segera saja diapkirkan. Beres.</p><p style="line-height: 1.5em; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; "></p><div style="text-align: justify;">Jika segala usaha mempertahankan produksi telur sudah dilakukan dan ternyata tidak juga meningkat. Bisa jadi itu merupakan penurunan yang wajar; apabila seiring dengan berkurangnya populasi setelah jangka waktu yang berjalan.</div><div style="text-align: justify;">Berkurangnya populasi yang wajar dapat ditandai dengan ukuran standar kematian. Ukuran kematian ini sejumlah 0,8 ekor per-hari per-1000 populasi. Itu normal (apabila kematian di bawah 0,8 ekor, berarti bagus).</div><p></p><p style="text-align: justify; line-height: 1.5em; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">Kalau keadaan populasinya memang sudah berkurang, untuk tetap menstabilkan penghasilan, maka jatah pakan juga sudah saatnya untuk dikurangi. Mudah kan ? (Sumber Info : <a href="http://ariefmas.wordpress.com/2009/11/28/tips-merawat-dan-memelihara-puyuh-petelur-agar-tetap-berproduksi-dengan-maksimal/">Click here</a>)</p></span></div>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4606657222052874223.post-30332991950399428272011-04-25T03:08:00.000-07:002011-04-25T03:13:50.346-07:00BUDIDAYA KACANG PANJANG<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMMd15o4JDrUMKarBUC7s4aUYamKgwo-nEzR8s6TUS-1JOAxQne6g5TmbyAOz4c6qCzEMa5A0yxjvVQK4-RvPi9zFtWurEaLfBhaO9L52dAuki9NFyfI9NQZ0RDXhuwqvFZN3L2rLt6bg/s1600/kacang-panjang.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMMd15o4JDrUMKarBUC7s4aUYamKgwo-nEzR8s6TUS-1JOAxQne6g5TmbyAOz4c6qCzEMa5A0yxjvVQK4-RvPi9zFtWurEaLfBhaO9L52dAuki9NFyfI9NQZ0RDXhuwqvFZN3L2rLt6bg/s320/kacang-panjang.JPG" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5599462291834885266" /></a><span class="Apple-style-span" ><p style="text-align: justify; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "><span style="font-family: Arial; "><strong>ARTIKEL PERTANIAN :</strong></span></p><p style="padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; "></p><div style="text-align: justify; font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; "><strong>SYARAT PERTUMBUHAN</strong></span></div><div style="text-align: justify; font-family: Arial; ">Tanaman tumbuh baik pada tanah Latosol / lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik, pH sekitar 5,5-6,5. Suhu antara 20-30 derajat Celcius, iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun dan ketinggian optimum kurang dari 800 m dpl.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><strong style="font-family: Arial; "><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; "><strong style="font-family: Arial; ">PEMBIBITAN</strong></span></div></strong><div style="text-align: justify;">- Benih kacang panjang yang baik dan bermutu adalah sebagai berikut: penampilan bernas/kusam, daya kecambah tinggi di atas 85%, tidak rusak/cacat, tidak mengandung wabah hama dan penyakit. Keperluan benih untuk 1 hektar antara 15-20 kg.</div><div style="text-align: justify;">- Benih tidak usah disemaikan secara khusus, tetapi benih langsung tanam pada lubang tanam yang sudah disiapkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><strong style="font-family: Arial; "><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; "><strong style="font-family: Arial; ">PENGOLAHAN MEDIA TANAM</strong></span></div></strong><div style="text-align: justify;">- Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar, dicangkul/dibajak hingga tanah menjadi gembur.</div><div style="text-align: justify;">- Buatlah bedengan dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak antara bedengan 30 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung lahan. Untuk sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm, tinggi 30 cm dan jarak antara guludan 30-40 cm</div><div style="text-align: justify;">- Lakukan pengapuran jika pH tanah lebih rendah dari 5,5 dengan dolomit sebanyak 1-2 ton/ha dan campurkan secara merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm</div><div style="text-align: justify;">- Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1 botol (500 cc) POC NASA diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m2(10 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA, cara penggunaannya sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;">alternatif 1 : 1 botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.</div><div style="text-align: justify;">alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk menyiram 10 meter bedengan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><strong style="font-family: Arial; "><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; "><strong style="font-family: Arial; ">TEKNIK PENANAMAN</strong></span></div></strong><div style="text-align: justify;">- Jarak lubang tanam untuk tipe merambat adalah 20 x 50 cm, 40 x 60 cm, 30 x 40 cm. Dan jarak tanam tipe tegak adalah 20 x 40 cm dan 30 x 60 cm.</div><div style="text-align: justify;">- Waktu tanam yang baik adalah awal musim kemarau/awal musim penghujan, tetapi dapat saja sepanjang musim asal air tanahnya memadai</div><div style="text-align: justify;">- Benih direndam POC NASA dosis 2 tutup/liter selama 0,5 jam lalu tiriskan</div><div style="text-align: justify;">- Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji, tutup dengan tanah tipis/dengan abu dapur.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><strong style="font-family: Arial; "><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; "><strong style="font-family: Arial; ">PENYULAMAN</strong></span></div></strong><div style="text-align: justify;">Benih kacang panjang akan tumbuh 3-5 hari setelah tanam. Benih yang tidak tumbuh segera disulam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><strong style="font-family: Arial; "><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; "><strong style="font-family: Arial; ">PENYIANGAN</strong></span></div></strong><div style="text-align: justify;">Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput di kebun. Penyiangan dengan cara mencabut rumput liar/membersihkan dengan alat kored.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><strong style="font-family: Arial; "><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; "><strong style="font-family: Arial; ">PEMANGKASAN / PEREMPELAN</strong></span></div></strong><div style="text-align: justify;">Kacang panjang yang terlalu rimbun perlu diadakan pemangkasan daun maupun ujung batang. Tanaman yang terlalu rimbun dapat menghambat pertumbuhan bunga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><strong style="font-family: Arial; "><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal; "><strong style="font-family: Arial; ">PEMUPUKAN</strong></span></div></strong><div style="text-align: justify;">Dosis pupuk makro sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><p></p><table cellpadding="0" cellspacing="0" style="text-align: justify;font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "><colgroup><col width="81"><col width="64"><col width="70" span="2"></colgroup><tbody><tr height="17"><td rowspan="2" width="81" height="34"><div align="center">Waktu</div></td><td colspan="3" width="204"><div align="center">Dosis Pupuk Makro (per ha)</div></td></tr><tr height="17"><td height="17">Urea (kg)</td><td>SP-36 (kg)</td><td>KCl (kg)</td></tr><tr height="17"><td height="17">Dasar</td><td><div align="center">50</div></td><td><div align="center">75</div></td><td><div align="center">25</div></td></tr><tr height="17"><td height="17">Umur 45 hari</td><td><div align="center">50</div></td><td><div align="center">25</div></td><td><div align="center">75</div></td></tr><tr height="17"><td height="17">TOTAL</td><td><div align="center">100</div></td><td><div align="center">100</div></td><td><div align="center">100</div></td></tr></tbody></table><div style="text-align: justify;"><br /></div><em style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; font-style: normal; "><em style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; ">Catatan : Atau sesuai rekomendasi setempat.</em></span></div></em><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;">Pupuk diberikan di dalam lubang pupuk yang terletak di kiri-kanan lubang tanam. Jumlah pupuk yang diberikan untuk satu tanaman tergantung dari jarak tanam</div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;">POC NASA diberikan 1-2 minggu sekali semenjak tanaman berumur 2 minggu, dengan cara disemprotkan (4-8 tutup POC NASA/tangki). Kebutuhan total POC NASA untuk pemeliharaan 1-2 botol per 1000 M2 (10-20 botol/ha). Akan lebih bagus jika penggunaan POC NASA ditambahkan HORMONIK (3-4 tutup POC NASA + 1 tutup Hormonik/tangki). Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan (dapat disiramkan dengan dosis + 2 tutup/10 liter air ).</div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><strong style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; font-weight: normal; "><strong style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; ">PENGAIRAN</strong></span></div></strong><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;">Pada fase awal pertumbuhan benih hingga tanaman muda, penyiraman dilakukan rutin tiap hari. Pengairan berikutnya tergantung musim.</div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><strong style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; font-weight: normal; "><strong style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; ">PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT</strong></span></div></strong><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; "><span class="Apple-style-span" >a. Lalat kacang </span><em style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; ">(Ophiomya phaseoli Tryon)</em></span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;">Gejala: terdapat bintik-bintik putih sekitar tulang daun, pertumbuhan tanaman yang terserang terhambat dan daun berwarna kekuningan, pangkal batang terjadi perakaran sekunder dan membengkak. Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman yang bukan dari famili kacang-kacangan dan penyemprotan dengan PESTONA.</div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; "><span class="Apple-style-span" >b. Kutu daun </span><em style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; ">(Aphis cracivora Koch)</em></span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;">Gejala: pertumbuhan terlambat karena hama mengisap cairan sel tanaman dan penurunan hasil panen. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor virus. Pengendalian: dengan rotasi tanaman dengan tanaman bukan famili kacang-kacangan dan penyemprotan Natural BVR</div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; "><span class="Apple-style-span" >c. Ulat grayak </span><em style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; ">(Spodoptera litura F.)</em></span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;">Gejala: daun berlubang dengan ukuran tidak pasti, serangan berat di musim kemarau, juga menyerang polong. Pengendalian: dengan kultur teknis, rotasi tanaman, penanaman serempak, Semprot Natural VITURA</div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; "><span class="Apple-style-span" >d. Penggerek biji </span><em style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; ">(Callosobruchus maculatus L)</em></span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;">Gejala: biji dirusak berlubang-lubang, hancur sampai 90%. Pengendalian: dengan membersihkan dan memusnahkan sisa-sisa tanaman tempat persembunyian hama. Benih kacang panjang diberi perlakuan minyak jagung 10 cc/kg biji.</div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; "><span class="Apple-style-span" >e. Ulat bunga</span><em style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "> ( Maruca testualis)</em></span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;">Gejala: larva menyerang bunga yang sedang membuka, kemudian memakan polong. Pengendalian: dengan rotasi tanaman dan menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman. Disemprot dengan PESTONA</div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; "><span class="Apple-style-span" >f. Penyakit Antraknose ( jamur </span><em style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; ">Colletotricum lindemuthianum</em><span class="Apple-style-span" > )</span></span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;">Gejala serangan dapat diamati pada bibit yang baru berkecamabah, semacam kanker berwarna coklat pada bagian batang dan keping biji. Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perlakuan benih sebelum ditanam dengan Natural GLIO dan POC NASA dan membuang rumput-rumput dari sekitar tanaman.</div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; "><span class="Apple-style-span" >g. Penyakit mozaik</span><em style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "> ( virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV). </em></span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;">Gejala: pada daun-daun muda terdapat gambaran mosaik yang warnanya tidak beraturan. Penyakit ditularkan oleh vektor kutu daun. Pengendalian: gunakan benih sehat dan bebas virus, semprot vector kutu daun dan tanaman yang terserang dicabut dan dibakar.</div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; "><span class="Apple-style-span" >h. Penyakit sapu </span><em style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; ">( virus Cowpea Witches-broom Virus/Cowpea Stunt Virus.)</em></span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;">Gejala: pertumbuhan tanaman terhambat, ruas-ruas (buku-buku) batang sangat pendek, tunas ketiak memendek dan membentuk "sapu". Penyakit ditularkan kutu daun. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit mosaik.</div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; "><span class="Apple-style-span" >i. Layu bakteri </span><em style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; ">( Pseudomonas solanacearum )</em></span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;">Gejala: tanaman mendadak layu dan serangan berat menyeabkan tanaman mati. Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perbaikan drainase dan mencabut tanaman yang mati dan gunakan Natural GLIO pada awal tanam.</div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><strong style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial; font-weight: normal; "><strong style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; ">PANEN DAN PASCA PENEN</strong></span></div></strong><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;">- Ciri-ciri polong siap dipanen adalah ukuran polong telah maksimal, mudah dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol</div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;">- Waktu panen yang paling baik pada pagi/sore hari. Umur tanaman siap panen 3,5-4 bulan</div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;">- Cara panen pada tanaman kacang panjang tipe merambat dengan memotong tangkai buah dengan pisau tajam.</div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;">- Selepas panen, polong kacang panjang dikumpulkan di tempat penampungan, lalu disortasi</div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;">- Polong kacang panjang diikat dengan bobot maksimal 1 kg dan siap dipasarkan.</div></span></span><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; "><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', Arial, sans-serif; ">Sumber Info : <a href="http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kacang-panjang.html">click here</a></span></span></div>SOELISTIJONO.SPdhttp://www.blogger.com/profile/10780576548078462820noreply@blogger.com